26. Gisha Marah

26.9K 2.2K 78
                                    

Selamat Malam sayang-sayang 💕💕

Iya sesuai jadwal, Daru & Gisha update nih 😁

Kangen Mas Daru kan? Pasti, emak yakin itu.

Episode sebelumnya pada marahin Mas Daru ya 🤭🤭
Tenang aja, Mas Daru nggak ngapa-ngapain kok 😁😁

Oh iya emak ingat aja, kalau part ini akan ada beberapa adegan terngakak jadi mohon hati-hati 😁🤭

Ya udah, tandai typo ya kalau ada. Terima kasih dan enjoy 🥳🥳

"Mereka ngapain di dalam sana? Kok lama banget sih?" tanya Gisha entah pada siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mereka ngapain di dalam sana? Kok lama banget sih?" tanya Gisha entah pada siapa.

Damar hanya mengangkat bahunya pelan, dia juga tidak tahu. Lagipula ruangan Daru tertutup rapat. Sebenarnya kalau sedikit tinggi, ada celah bagian atas yang wood blindnya agak sedikit tergeser.

Damar memperhatikan gerak-gerik istri atasannya yang sudah sudah seperti ulat di buah nangka. Perempuan itu nampak mondar-mandir di depan Damar.

Ya, saat ini Damar dan Gisha berdiri di depan pintu ruang Daru yang baru saja tertutup.

Perasaan Gisha benar-benar tidak tenang. Dia takut Andin akan melecehkan Daru di dalam sana. Segila itu si Andin sampai Gisha harus berpikiran buruk seperti itu.

"Tenang Bu, Pak Daru nggak bakal berani macam-macam kok," ucap Damar pelan dan hati-hati.

"Saya tidak bisa tenang Damar, saya takut Daru diperkosa."

Ucapan itu membuat Damar membulatkan matanya. Tidak mengira bahwa pikiran istri atasannya itu sampai ke arah begitu. Lagi pula kalau sampai terjadi pelecehan di dalam sana yang berpotensi melecehkan sudah pasti Daru.

"Damar, tolong ambilkan saya kursi," pintah Gisha.

"Buat apa Bu?" tanya Damar kepo.

"Buat mukulin kamu."

Damar melotot.

"Bawa saja kursi ke sini dan jangan banyak bertanya," tutur Gisha lagi.

Damar segera pergi mengambilkan kursi untuk Gisha.

"Kalau sampai terjadi sesuatu aku bakal ngamuk," gumam Gisha pelan.

Perempuan itu benar-benar tidak tenang melepaskan suaminya sendirian bicara empat mata dengan perempuan ular semacam Andin.

Sementara di dalam ruangan Daru duduk di atas kursi kebesarannya dan Andin duduk di sofa. Belum ada yang membuka suaranya.

"Kenapa Ndin?" tanya Daru.

Andin menoleh ketika mendengar suara Daru. Perempuan itu mengerutkan keningnya pertanda dia bingung dengan pertanyaan Daru. Daru menghela napas pelan.

"Kalau kamu marah sama Aku, kekesalan kamu limpahin ke Aku aja Ndin jangan ke Gisha. Dia nggak salah apa-apa," sahut Daru.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang