22. Mengakui

25K 2.1K 60
                                    

Selamat siang anak-anak emak tersayang 💕❤️

Apa kabar? Manado panas membara nih 🔥🔥

Daerah kalian gimana?

Iya maaf kemarin nggak update 🥺🙏 emak kalian ini udah mulai pelupa 🤭 malah ngira kemarin hari Jumat lho 😅😅

Iya deh janji nggak gitu lagi 😊🙏

Tenang ya, entar double update kok 🥰🥰

Jangan lupa tandai kalau ada typo ya sayang-sayang🥰❤️

Jangan lupa tandai kalau ada typo ya sayang-sayang🥰❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gisha mendengar suara percakapan antara Daru dan Dito. Sebenarnya tadi dia hendak membuka pintu, namun diurungkan niatnya saat mendengar suara-suara dari luar.

Keberadaan Dito di rumah ini semakin mewarnai rencana Gisha untuk membuat Daru overdosis cinta. Iparnya itu berada di posisi sekutu dengan Gisha dan mengabaikan kembarannya si Daru.

Ya, Dito dan Gisha mempunyai pemikiran yang sama yaitu membuat Daru kesal.

Kalau dipikir-pikir kasihan juga Daru. Gisha sudah tahu kalau Daru mencintainya. Namun belum tahu apakah laki-laki itu sudah overdosis atau belum. Apalagi tangan lelaki itu yang tadi meninju dinding, sepertinya itu sakit.

Gila juga si Daru memikirkan cara untuk menarik perhatian Gisha dengan cara menonjok dinding. Sepertinya laki-laki itu tidak dapat memikirkan cara lain selain melakukan hal yang hanya akan menyakiti diri sendiri.

Kemudian Gisha memutuskan untuk melangkah keluar dari kamar dan mendapati Daru dan Dito yang masih berdiri di sana sembari saling menatap sengit.

Suka sekali berdebat mereka berdua itu. Eh Gisha dan Daru juga suka sekali melakukannya.

"Kenapa lagi kalian ?" tanya Gisha.

"Ini suami kamu sensitif banget Gis, kasih jatah sana biar dia senang," sahut Dito sembari mengedipkan matanya.

"Nggak usah banyak bacot To, tanganku masih sanggup buat gigi kamu copot," ancam Daru.

Namun bukannya merasa terancam, Dito malah  semakin ingin mengejek kakak lelaki itu.

"Kok emosi sih Ko, aku kan bantu kamu buat dapat jatah dari Gisha, harusnya kamu terima kasih sama aku," tutur Dito dengan senyum miring.

"Aku nggak perlu bantuan kamu!" sahut laki-laki itu kesal.

"Idih marah, kalau aku minta Gisha kasi aku jatah itu yang nggak wajar dan kamu berhak kesal."

Dito tak berhenti membuat Daru gondok.

"Cukup To," sergap Daru cepat.

Dito tertawa pelan.

"Ya udah deh, jomblo mau masuk ke kamar dulu. Selamat berjuang kakakku tersayang," ujarnya dengan bibir menahan senyum.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang