18. Promil

27.5K 2.3K 37
                                    

Selamat malam semuanya 💕💕

Mas Daru dan Mbak Gisha hadir nih 🥳🥳🥳

Btw, ada yang ingat nggak nama dokter kandungan yang dulu periksa Nesa? Emak lupa apa pernah sebutin nama atau tidak. Tapi kalau ada dan ada yang ingat tolong spill ya

Di episode ini emak pakai nama asal aja wkwwkkw

Bagaimana anak-anak emak yang menjalankan ibadah puasa, lancarkah? Atau banyak godaan??

Oh iya emak mau berterima kasih kepada kalian yang udah bantu doain emak beberapa waktu lalu sehingga emak boleh sembuh 💕💕
Sayang kalian banyak-banyak deh 💕🥰

Ya udah emak nggak mau banyak bacot, langsung ke ceritanya aja, jangan lupa seperti biasa tandai kalau ada typo ya.

Enjoyyy 🤗🤗

Setelah sarapan, Mami memaksa Daru dan Gisha untuk ikut dengannya ke dokter kandungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sarapan, Mami memaksa Daru dan Gisha untuk ikut dengannya ke dokter kandungan. Saat ini pasangan suami istri itu sedang berada di kamar mereka.

"Kamu harus kerja Mas," kilah Gisha.

"Aku bisa telpon Damar untuk bilang datang terlambat," sahut Daru dengan senyum menyebalkan di mata Gisha.

"Kamu mau mengharapkan apa dari cek kandungan ini Mas? Aku hamil? Maaf kayaknya terakhir kali kita melakukan hal itu adalah setahun yang lalu saat aku masih memberikan cinta aku untuk kamu."

Daru diam, laki-laki malah membayangkan bagaimana terakhir kali mereka tidur bersama.

"Nggak usah dibayangin Mas!" seru Gisha dengan cepat.

Daru tersenyum.

"Cek kandungan ini membuktikan bahwa Mami peduli sama hubungan kita dan kita juga bisa konsultasi mengenai promil nantinya," balas Daru.

Gisha menghela napas.

Program hamil? Daru benar-benar hendak mengikatnya.

Tidak, Gisha belum benar-benar bersenang-senang melihat Daru menjadi budak cintanya. Kalau mereka ikut program hamil, artinya Gisha kalah dan hal itu akan membuat Daru menjadi besar kepala nantinya.

"Promil pantatmu Mas? Aku nggak mau, titik."

Daru melotot.

"Kamu harus mau Gis, kecebong kita harus jadi secepatnya."

"Kecebong apaan? Enggak ya Mas, pokoknya aku tetap pada keputusan yang pertama."

Gisha tetap keras kepala. Perempuan itu rupanya benar-benar berniat mengerjai dan menguji kesabaran Marko Seandaru, suaminya.

"Terserah kamu, tapi aku akan sekuat tenaga mempertahankan hubungan ini karena aku cinta kamu," sahutnya dengan nada lantang.

Harusnya saat-saat seperti inilah Gisha terharu dan tersentuh karena pernyataan Daru. Namun perempuan itu sekuat tenaga menahan semua rasa dan gejolak yang ada dalam dirinya.

Daru & Gisha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang