Bagian 7

42 14 7
                                    

"Cewek-cewek di daerah sini cakep juga."

"Huuuu, mata keranjang."

"Untung gua ga ngences lihat keseksian mereka tadi."

Rey menggeleng dan langsung membuka pintu villa. "Dah, jangan halu lo Farhan. Siapin barang-barang, kita nge-game siang ini."

"Siap, bos." Farhan langsung ke kamar yang ada di sebelah kamar Rey dan membawa PlayStation ke ruang tengah.

"Kalian kenapa sarapan di luar?"

Rey menatap datangnya Juan dengan tatapan yang tidak biasanya. "Makanan di luar lebih enak."

"Ya udah deh, bro. Gua lanjut nugas dulu ya di dalam."

Juan kembali ke dalam kamar.

"Tuh anak ngapain suka ngurung di kamar." Heran Farhan.

"Tahlilan."

"Benarkah?"

"Ya kali, mau aja tertipu bocah ingusan satu ini."

Semuanya tertawa melihat kebodohan Farhan.

"Kalian lanjutin dulu, gua mau ke atas." - Rey

Tok tok

Gua membuka pintu kamar.

"Jaket gua mana?"

"Di koper ga ada?"

"Kalau ada, ga mungkin gua nanya sama lo."

"Bentar, gua cek dulu di koper gua."

Gua langsung masuk ke dalam kamar dan membuka isi koper.

Gua belum sempat untuk meletakkan semua kain-kain ke dalam lemari.

"Kayaknya mpok ga sengaja letakkan jaket ini ke koper gua, nih."

Rey merampas jaket itu dari tangan gua dan berlenggang pergi dari sana.

"Habis dari mana bro?"

"Biasa, kiss afternoon sama ayang."

Rey menatap tajam ke arah teman-temannya semua.

📞 Suci

"Jadi lo ga di rumah sekarang?"

"Ada mpok Sari kok di rumah."

"Ya, tapi 'kan gua mau jumpa sama lo, bukan ke mpok Sari."

"Lusa gua balik."

"Acara apaan bestie? Honeymoon kah?"

"Engga, cuma liburan biasa."

"Udah anuan?"

"Lo sama aja sama bapak gua."

"Bercanda. Selama kalian di sana, ga ada ke taman kota atau ke tempat lain, gitu?"

"Gua di dalam kamar aja."

"Yah, rugi bestie. Taman kota daerah sana banyak makanan dan mainan. Coba deh sekali-kali ke sana, dijamin besoknya lo bakal ketagihan mau ke sana lagi."

"Iya deh, ntar kapan-kapan gua ke taman dekat sini."

"Suci, berkas perusahaan partner kita mana?"

"Bentar, pak. Saya segera bawakan ke meja bapak."

"Cepat, ya. Saya butuh sekarang."

"Siap, pak."

"Sibuk banget kayaknya nih teman gua."

"Iya, sibuk menjadi babu. Kalau gitu gua sambung nanti ya, Nay. Dah dulu, bye."

GIRASSOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang