Bagian 10

35 17 13
                                    

Setelah sampai di rumah, gua bergegas membersihkan diri.

Semua teman-teman Rey juga langsung pamitan saat mengantarkan kami sampai ke gerbang rumah.

Gua membuka koper gua dan Rey, lalu mengambil kain kotor.

"Permisi non."

Gua menoleh ke arah pintu kamar.

"Kain kotor bisa mpok bawa langsung sekarang, non?"

"Bisa mpok, sebentar."

Gua mengambil ranjang yang sudah mpok Sari bawa ke kamar.

Setelah mpok Sari keluar membawa kain kotor gua dan Rey, gua bergegas mandi.

Tok tok

"Buruan, gua juga mau mandi."

Tidak sampai 10 menit, gua sudah selesai berbusana lengkap.

Sekarang giliran Rey yang mandi. Gua beralih ke tata rias untuk menyisir rambut, memberi wangi-wangian, dan rutinitas lainnya.

Saat hendak berdiri, kepala gua kembali berdenyut hebat.

Pandangan gua tampak kabur dan pegangan gua ke dinding roboh seketika.

Alhasil, gua kembali tumbang dan pingsan di tempat.

Siang hari

Gua membuka mata perlahan dan menatap ke sekeliling kamar.

"Lo udah sadar, Nay?"

Gua mengerjapkan mata beberapa kali. "Suci?"

"Nih, minum dulu."

Gua meneguk air yang diberikan Suci dan beranjak duduk.

"Kenapa bisa gini sih, asam lambung lo naik?"

"Gua ga punya penyakit itu."

"Lah, terus kenapa lo bisa suka pingsan dimana-mana."

"Mungkin ini efek karena gua ga rutin minum obat yang dikasih dokter."

"Lo sih, mau sembuh tapi ga rajin minum obat."

"Akhir-akhir ini, gua suka mendadak pusing dan itu cuma sebentar. Kira-kira kenapa ya?"

"Coba deh lo cek sendiri ke rumah sakit. Kalau nanya ke gua mah percuma, yang ada sakit lo bisa makin parah."

Gua menatap ke sekeliling kamar.

"Nyariin suami?"

Tatapan gua berhenti ke depan.

"Kata mpok, suami lo pergi kerja."

"Hm."

"Dia manusia atau makhluk halus. Udah tau istrinya lagi sakit, bisa-bisanya lebih mentingin kerjaan."

Gua menghela napas panjang. "Lo mau ke suatu tempat ga?"

"Eum...? Yok."

~~~

Suci mengajak gua ke taman bermain anak-anak.

"Jadi ini tempat yang lo mau datangin?"

Suci nyengir polos, "Semenjak beranjak dewasa, gua ga pernah lagi main di tempat beginian."

Gua merenung, ada benarnya juga ucapan Suci barusan.

"Yuk masuk."

Suci menarik tangan gua sampai ke dalam taman.

"Ini tuh taman indoor, selain rame dengan tempat bermain, bisa nyari duda juga loh di sini."

Gua melongo mendengar penuturan Suci, "Duda?"

GIRASSOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang