Bagian 9

37 14 3
                                    

Tok tok

Gua mencoba sekali lagi mengetuk pintu kamar.

"Masuk aja, pintunya ga dikunci."

Perlahan gua membuka pintu kamar dan melihat Juan yang tengah sibuk membuka halaman demi halaman buku besar yang ada di atas meja.

"Kenapa, mba?"

"Sarapan udah gua siapin, dimakan dulu."

"Makasih mba, tapi nanti saya makan."

"Jangan panggil mba, panggil nama aja. Kayaknya kita seumuran."

"Oke Nay."

Gua menutup pintu kamar dan menuju ke lantai atas.

Siang hari

Gua terbangun dari tidur singkat dan sekarang sedang berdiri di balkon kamar.

Udara siang begitu menyegarkan.

Pemandangannya juga tak kalah menarik saat berada di pantai, sangat terik dan menyilaukan.

Bruk

"Gua ga pernah mau bicara sama lo." - Juan

"Cih, terus sekarang ini lo ngapain?" - Ryan

Gua terusik dengan keributan yang berada di lantai bawah.

Dengan cepat, gua menutup pintu balkon dan menuruni anak buah tangga.

Bugh

"Maksud lo ngomong gitu apa, ha?" - Juan

"Apa yang gua omongin benar, sat!" - Ryan

Gua menutup mulut gua dengan kedua tangan dan kembali menaiki anak buah tangga untuk segera masuk ke dalam kamar.

📞 Call Rey

"Ayo dong, angkat."

Gua coba menghubungi Rey sekali lagi, namun masih tidak terhubung.

"Oh Shit!!" - Ryan

Gua segera menuju ke lantai dasar dan memberanikan diri untuk melerai perkelahian.

"Stop, kalian kenapa berantem?"

Gua mendorong badan Ryan sedikit menjauh dari Juan.

"Dimana Rey?" Tanya gua pada Ryan.

"Masih di caffe."

"Yang lain?"

"Suruh anak satu ini ikut nimbrung bareng kita-kita. Kalau dia sering ga ikut, gua bakal ungkap sebuah fakta besar tentang ni bocah." - Ryan

Setelah mengucapkan hal itu, Ryan meninggalkan keheningan diantara gua dan Juan.

"Bangsat!" Juan ikut meninggalkan gua sendirian di ruang tengah.

Gua bingung, ada apa diantara mereka berdua sehingga berantem tanpa diketahui yang lain.

"Huh, mungkin masalah pertemanan biasa. Ga usah deh gua ikut campur segala."

Gua kembali ke kamar dan melanjutkan tidur.

Malam tiba

Gua mendengar suara candaan dari lantai bawah.

Gua mengecek jam beker yang ada di atas nakas, sudah menunjukkan pukul 19.30

Gua langsung turun ke bawah dan menyiapkan makan malam.

"Mau ngapain, Nay?"

Gua menoleh ke arah Ryan sejenak lalu menghidupkan api kompor.

"Jawab pertanyaan gua." Tangan gua dicegat Ryan.

GIRASSOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang