"Nay, lo baik-baik aja 'kan?"
Gua membayar uang taxi dan menutup rapat gerbang rumah.
"Gua khawatir banget sama lo. Ada yang terluka?"
"Gua gapapa."
Gua dan Suci langsung masuk ke dalam rumah.
Mpok Sari datang memberikan dua kaleng minuman dingin dan beberapa cemilan ke atas meja ruang tengah.
"Kenapa bisa sampai ke bar? Lo mau ngapain di daerah sana?"
Gua menyerjit, "Memangnya lo tau bar yang gua maksud di telpon?"
Suci tampak linglung, "Bu-bukan sih, cuma bar yang terdekat dan dikenal khalayak ramai hanya ada di sana."
Gua membuka kaleng minuman dan meneguknya cepat.
"Bokap lo nelpon rumah, katanya lo harus rutin sekali seminggu ke rumah sakit."
"Gua ga mau."
"Kenapa ga mau? Apa lo ga mau sembuh total?"
Gua menghela napas, "Bakal menjadi hari paling menyedihkan bagi gua, jika tau semuanya."
Suci menyerjit bingung, "Maksud lo?"
Gua segera menggeleng, "Bukan apa-apa."
Drttt.
Suci mengecek notif yang baru saja masuk dan tersenyum senang.
"Kenapa?"
"Gua besok libur, yeayyy!!"
"Besok ga ada tanggal merah, kenapa lo bisa libur?"
"Diliburkan bos." Seketika nada Suci berubah menjadi sendu.
"Ini gua harus ketawa atau sedih?"
"Terserah lo aja."
Suci langsung membuka kaleng minuman dan meneguknya.
Kamar
Gua berbaring sambil memikirkan ingatan yang tadi sempat terlintas di benak gua.
"Wih, enak banget ni sofa. Kayak bukan tempat duduk."
Pikiran gua teralihkan ke suara yang sedari tadi mengelilingi setiap sudut kamar gua.
"Jadi kalian satu lemari?"
Gua menghela napas panjang, "Lo belum juga pulang, Ci?"
"Gua nginap di sini."
Sontak gua beranjak duduk, "Maksud lo?"
"Gua akan tidur sama lo malam ini. Lagian biasa aja kali tampang lo, suami lo juga ga akan balik pulang."
"Rey kemana?"
"Tadi gua dengar obrolan mpok Sari di telpon, bicarain tentang proyek spesial gitu deh. Ga ngerti gua, paling kerjaan kantor."
Gua ber oh pelan.
Akhir-akhir ini, Rey menjadi lebih sibuk dari biasanya.
Bruk
Suci menghempaskan badannya ke atas ranjang.
"Empuk juga ya ranjang kalian berdua."
"Jangan mikir aneh-aneh, gua mau tidur."
"Ceritain dong liburan kalian, apakah seromantis di drama atau sesuram wajah lo?"
Gua menatap tajam ke arah Suci, "Wajah gua suram? Situ lebih parah."
"Ga asik, balik cepu."
"Gua ngantuk jangan banyak tanya dulu."
"Kalau besok pagi berarti boleh ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRASSOL
Teen FictionMungkin, kita sepenggal kisah yang lupa ditamatkan oleh penulisnya. Lalu terkubur waktu hingga membuat tokoh utama terjebak kenangan. [ Bunga Matahari ] - Perjodohan 𝐂𝐨𝐩𝐲𝐫𝐢𝐠𝐡𝐭©𝟐𝟎𝟐𝟐 𝐛𝐲 𝐟𝐢𝐟𝐚𝐟𝐢𝐫𝐚𝐡