O1 Hari pertama sekolah

3.3K 280 60
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

New Version.


●○●

"Vi udah selesai belum makannya?"

Pertanyaan dari ayah dua anak sekaligus menjadi pelopor bapak-bapak rumahtangga, Taufik kepada putri keduanya berusia lima tahunan tengah sarapan sandwich tuk berangkat sekolah.

Kepala putrinya menggeleng lalu mengelap bibirnya dengan tissue, gerakan makannya itu sangat lambat bak putri-putri di film kartun kerajaan. Ia menelan sandwich yang selesai ia kunyah lalu menjawab pertanyaan sang ayah, "Daddy nggak liat Viera lagi makan cantik! Ish rusak image putri Viera kalau ngomong sambil makan."

Taufik membuat gestur hormat seperti pengawal pada sang ratu, "Siap princess ndoro putri Viera, maafin daddy udah ganggu princess ndoro putri Viera mamam."

"Ayah ayo berangkat, keburu abang telat," panggil putra sulungnya berusia sepuluh tahunan memakai seragam sd dari tengah pintu utama rumah.

"Sebentar bang, ndoro princess lagi makan cantik nanti kalau ganggu ayah bisa dimasukkin penjara," kata Taufik sambil membenarkan bando di kepala Viera.

Devo agak mendnegus karena adiknya itu selalu banyak drama sebelum berangkat sekolah. Tapi mau bagaimanalagi, ia harus menunggu jika tidak adiknya itu akan menangis lalu tidak mau berangkat sekolah.

Tin! Tin!

Suara bel motor supra Ardiman yang tengah membonceng putrinya berhenti tepat diteras rumah pak RT, "Bapak mu mana vo?" tanyanya sambil menurunkan putrinya dari boncengan motor.

"Itu om lagi nunggu ndoro princess sarapan," kata Devo.

"Ratu!!! Ayo berangkat! Hari pertama sekolah ini nanti kalu telat kita nggak dapet ilmu sihir!" seru Bela anak Ardiman menghampiri Viera yang usianya lebih tua satu tahun darinya.

"Buset emang di sekolah diajarin ilmu sihir?" gumam Taufik.

"Drama bocil itu yah." ucap Devo.

Viera mengangguk lalu menegakkan tubuhnya lalu berjalan keluar rumah bak putri amber di sofia the first, "Baiklah dayang dan pengawal mari kita berangkat bersama."

Taufik menghela nafas lega, "Akhirnya, terimakasih dayang Bela sudah mau membujuk ratu Viera sekolah."

"Sssttt! Pengawal buluk dilarang ngomong sama dayangnya princess!" seru Viera membuat jiwa Ardiman yang receh ngakak karena drama para bocil.

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang