ᑭᖇOᒪOG

5.2K 348 53
                                    

Hai hai kembali lagi bersama akse,

Ini Bapak-bapak rumahtangga new version jadi bakal beda 60% dengan versi sebelumnya.

Sebelumnya perlu diingatkan kembali untuk cast/visualisasi disini hanya sebagai patokan, untuk imajinasi disaat membaca terserah pembaca.

akse hanya meminjam visual, bahkan nama dan latar belakang cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh asli.

Have fun dalam membaca!

●●●

"Lu ganteng lu punya kuasa!"

"TAI!" seru ketiga pemuda memakai seragam sekolah menengah atas mendengar bapak-bapak rumahtangga tengah membicarakan hal random diteras rumah laki-laki yang memiliki dimple manis di kedua sisi pipinya.

Kegiatan gibah bapak-bapak rumahtangga di sore ini, diketuai oleh pak rt setempat kampung di rumah tangga yang merupakan pelopor dari kemalasan mereka bekerja sebagaiamana suami pada umumnya.

Mereka memilih mengurus pekerjaan rumahtangga daripada harus panas-panasan bekerja diluar lalu diperintah pula.

Lebih baik mereka memerintah daripada diperintah.

"Beneran cuy, lu besok kalau nikah modal tampang aja biar ceweknya bucin terus melakukan apapun demi suaminya yang ganteng," kata lelaki berkulit sawo matang memiliki proporsi tubuh lebih tinggi daripada bapak-bapak yang lain, sambil menyesap batang rokoknya.

"Bukannya lu modal utang makanya dinikahin bang?" tanya balik adik dari lelaki tersebut.

"Tapi ceweknya kok nurut? Demi apa? Demi gue ganteng." balasnya percaya diri.

"Ada benernya kalau dipikir-pikir." kata adik lelaki yang memiliki dimple dipipi.

"Ah besok kalau nikah nggak usah kerja biar ceweknya aja yang kerja," sambungnya.

"Percuma sekolah kalau ujungnya nggak kerja." cibir lelaki yang dikenal seperti preman karena badan kekar penuh tatto ditubuhnya.

Lelaki berwajah mungil diantara lain tapi parasnya tampan bak pangeran dongeng sampai dijuluki maskulin langsung meraupi wajah lelaki yang tengah mencibir dengan nasi. "Ngaca burung berbaris."

"Burung berbaris apaan?"

"Burung khunthul, gak usah diraupi pake nasi juga cok."

"Astagfirullah Mas Zul nggak boleh frontal-frontal dong kalau ngomong," pak rt mencolek dagu pria yang habis diraupi nasi oleh Mahesa.

"Istrinya frontal jadi nular ke suaminya," kata adik Zul.

"Pak rt serem, nanti kalau diliat warga bahaya pak bisa-bisa kita dikirain perkumpulan para pelangi kalau saling mencolek." ucap Jamal, lelaki berdimple.

Taufik selaku pak rt kampung durian runtuh tertawa renyah. "Yang penting nggak colek burung khunthul nggak masalah."

"Katanya nggak boleh ngomong khuntul," kata Jevano selaku adik Zulkifli pria berbadan kekar.

"Polos banget sih dek nanti abang polosin nanges," kata Ardiman, pria yang tengah menyebat memiliki proporsi tubuh paling tinggi diantara yang lain.

"Aaaa larii upinn!!!" seru Jevano menarik tangan Jaemas meninggalkan Haikal sendiri diantara babaruta.

"Memang ya kalau temenan bertiga satunya setan, tak dianggap kasihan." kata Taufik melihat wajah Haikal yang cengo ditinggal oleh dua sohibnya.

Mahesa selaku pria yang sering dijuluki maskulin mengusap bahu Haikal, "Gapapa kal, selain upin ipin ada apin kok."

"Tapi apin cuman keluar sekali doang di film upin ipin." kata Zulkifli.

"Kok hafal juk? Sering marathon upin ipin?"

Zulkifli mengangguk, "Sebelum ila tidur siang gue mesti nemenin dia nonton upin ipin dulu njir."

"Anak gue cewek kenapa nggak suka nonton upin-ipin yak?" tanya Ardiman.

"Anak gue suka banget sih sampe kadang rebutan tv sama kakaknya yang mau liat spongebob." ucap Jamal.

Mahesa menyeruput kopinya lalu menjawab pertanyaan Ardiman, "Paling karakternya botak modelan kayak tuyul mana kepalanya gede, bikin anak lo ngeri."

"Tapi mendingan liat upin-ipin daripada nonton hp buka yutub sendiri yang fyp-nya random bisa muncul kartun-kartun yang psikopat." kata Jamal.

"Takutnya kalau anak kecil liat begituan bisa gampang terpengaruh, tau-tau bapaknya mati dibunuh anaknya sendiri." sambungnya.

"Pak Jamal sangat update sekali ya tentang berita terkini."

Taufik meyesap vapoor miliknya. "Dipikir-pikir ternyata lebih repot punya anak cewek daripada anak laki-laki."

"Anak cewek cowok sama daripada kaga punya anak ntar kalau mati kaga ada yang doain." kata Ardiman.

"Pikirannya sampe sana ya bro, tapi punya anak menurut gue beban soalnya biayanya banyak. Gue punya satu udah engap liat biaya hidupnya." ucap Mahesa.

Jamal memutar bola mata jengah, "Emang lo dasarnya pelit, apa-apa dijadiin beban."

"Dasar maskulin medit." cibir Ardiman.

"Pelit-pelit gini suka ngutangin lo bud!" protes Mahesa.

"Ngutangin pame duit istri?"

"Iyalah, kan pemasukan dari istri tercinta."

"Kitakan bapak-bapak rumah tangga yang selalu mendapatkan pemasukan uang dari istri kecuali budi istrinya kalau transfer minim sampe ngutang-ngutang."

Ardiman menganggukkan kepalanya, "Gak bisa mengelak, emang bener Khalifah kalau transfer dikit pol. Apa gue nambah istri lagi ya? Biar pemasukkan bertambah."

To be continue...

Gimana prolog versi baru ini?

Penasaran dengan kelanjutannya?

Kalian mau punya suami kayak babaruta ini?

Akse update cerita ini dulu, masih mau mendinginkan suasana lapak cerita.

Tombol suka>>>>

Lanjut atau stop?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lanjut atau stop?

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang