13. Gertakkan

1.1K 160 41
                                    

New Version!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New Version!

●○●

Almahira pulang kembali dengan kondisi pulih ke rumahnya setelah sebelas hari di rumah sakit. Dari guru paud tk selaras hingga perwakilan pengurus kampung durian langsung menjenguk kondisinya.

Untung saja kondisi Almahira benar-benar baik setelah dinyatakan hampir terkena stroke karena pembuh darah bagian kepalanya hampir pecah.

Kini giliran beberapa anak kampung duria disekitar rumahnya yang menjenguknya sekaligus ingin mengajaknya bermain,

"Ambil saja ndapapa kok nanti ila dibelikan lagi oleh oma," Almahira memberikan beberapa lembar stiker mainan barunya dari ibu Adinda kepada teman-teman kampung durian. "Tapi jangan yang mahal ya nanti mama mayah."

"Yang mahal yang mana?" tanya Sarah.

"Nda tau ila lupa," balas Almahira.

"Ih kamu gimana sih! Katanya nggak boleh ambil yang mahal terus kamu sekarang lupa yang mahal yang mana!" seru Viera yang ikut main disana.

Apa mereka sudah baikkan? Begini jawabannya,

"Kamu itu sombong!" sentak Viera.

Jayu meletakkan tangannya didepan tubuh Almahira, "Ila habis sakit mba! Kamu jangan jahat!"

"Sarah cuman nanya! Ih aku nggak jahat!" kata Viera ngegas.

"Ila kan lupa mba harusnya ngerti, ila udah baik loh kasih stikernya." bela Jayu pada Almahira.

Viera memicingkan matanya kemudian mengacak-acak stiker tersebut dengan ekspresi kesal. "Stiker murah ini! Aku juga bisa beli sendiri!"

"Mba Viera!!! Jangan dirusakkin!" seru Jayu menghentikkan tangan Viera.

"Apasih?! Tuh lihat nggak mahal ini." Viera mulai meremat-remat semua stiker disana hingga rusak membuat Almahira mendesah lelah sedangkan yang lain hanya menontonnya.

"Oh yang itu anaknya," ujar Ilham bersedekap tangan didada dari arah ruang tv melihat anak-anak sedang main di ruang tamu rumah Zulkifli.

"Bapaknya yang barusan minta bang Juki benerin mesin cucinya," sahut Jevano.

"Kudu digarap ini no, mumpung kaga ada Zul."

"Sikat bang."

Ilham membangkitkan dirinya dari lesehannya lalu berjalan menghampiri keponakan dan anak-anak tersebut.

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang