26 Kehilangan

1K 159 166
                                    

New version!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


New version!

●○●

Empat bocil kecil anak perempuan babaruta kecuali Viera tengah berjualan di kampung sebelah.

Semenjak Viera menjadi bucin kepada Yusel, ia meninggalkan dayang-dayangnya serta tidak ingin bermain dengan anak-anak yang usianya dibawahnya. Ia merasa sombong dan dewasa karena memiliki Yusel. Ya sudah biarkan saja namanya juga masih cinta monyet.

Keempat bocil itu tidak berpamitan kepada orangtuanya, mereka berempat langsung pergi begitu saja ke kampung-kampung tetangga.

Memang orangtua mereka kemana? Kok sampai tidak tahu anaknya berjualan keluar kampung. Jawabannya Mahesa dan Zulkifli mengambil waktu tidurnya sehabis bekerja di pasar dari petang hingga subuh belum lagi paginya mengantar dan menjemput anaknya sekolah juga, jadilah mereka berdua mengambil waktu beristirahat di siang hari.

Sementara Jamal menemani istrinya akan lahiran normal di puskesmas terdekat, lalu bagaimana Ardiman yang biasanya dipanggil Budi itu? Ia sibuk merintis usaha cilok dan tempuranya di rumah yang masih sepi, padahal sudah berjalan hampir dua bulan.

Kita kembali keempat bocil yang tampaknya lusuh dan banyak keringat yang mengucur di dahinya. Mereka berempat jadi nampak seperti anak-anak jalanan karena tampilannya yang sudah amburadul terkena teriknya panas matahari.

"Jual tikelnya~" kata Almahira diboncengan Jayu pada anak-anak yang bermain masak-masakkan di pos ronda kampung.

"Berapaan?" tanya salah satu anak gadis yang bermain masak-masakkan.

"Dua libu satu lembal, lima cepuyuh libu." balas Almahira sesuai ajaran dari omanya.

"Bentar ya aku minta uang ibu dulu," kata anak itu diikuti anak-anak yang lain berlari pulang mengambil uang.

Jayu turun dari sepedanya lalu mengusap peluh di dahinya, "Hosh... istirahat dulu ya la, emba Jayu capek naik sepeda."

Kepala Almahira mengangguk lalu membuka tasnya yang berisi sisa stiker jualan tadi. "Di tas emba Jayu tikelnya tinggal beyapa?"

"Masih banyak~ karena emba Jayu tidak sempat jual. Kan emba Jayu yang bonceng ila." balas Jayu membuat Almahira menepuk jidatnya lupa.

"Itu berapa harganya?" tanya salah satu gadis kecil menunjuk kue cake mini dalam keranjang sepedanya.

Eca menunjukkan angka tiga jarinya pada sang penanya, "Cuman tiga ribu kok kalau sandwich mini lima ribu." katanya.

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang