28 Dagang dan masa lalu

994 156 169
                                    

New Version!

●○●

T

engah malam ini Taufik, Jamal, dan Ardiman pergi ke pasar subur untuk melakukan dagang pertama kali. Kebetulan kios yang disewa Taufik bersebelahan dengan kios Zulkifli, sementara kios Ardiman bersebelahan dengan kios Jamal.

Loh bukannya Ardiman akan berjualan cilok menggunakkan motor? Awalnya sih begitu, tapi ibu Jamal mendengar cerita dari putranya mengnai Jamal menjadi kasihan. Akhirnya Yola memijami modal sewa kios di pasar subur untuk Ardiman.

Tujuh juta bagi Yola kecil, bahkan ia memodali Jamal berjualan aneka buah dipasar habis sekitar dua puluh jutaan karena buah yang dijual putranya harus berkualitas baik. Maklum Yola merupakan janda pengusaha kaya raya.

Ardiman bisa membayar hutangnya pada Yola jika dagangannya sudah berjalan, sungguh murah hati sekali ibu Jamal.

"Juki sama kulin kok belum dateng ya?" tanya Ardiman selesai menata kios cilok bandung khas mamang budi.

"Juki bukannya ke Samarinda?" tanya balik Jamal.

"Kaga jadi bang kata Jevano, si ila nggak mau ke Samarinda maunya jualan stiker di pasar." sahut Jaemas ikut nimbrung pembicaraan abangnya.

"Lagian kalian rajin bener tengah malem udah dateng," celetuk Mahesa baru datang dengan Pandu sambil membawa kontainer box berisi ikan lele.

"Gue sama juki tuh biasanya baru berangkat jam setengah dua terus buka kiosnya jam dua pagi, soalnya orang belanja rame rata-rata jam dua pagi sampe jam empat pagi."

"Lah maklum kita baru awal bro, jadi kaga tau jam pasnya." balas Ardiman pada Mahesa.

Kemudian Mahesa mengikuti langkah adiknya yang terlebih dahulu ke kios lelenya. Tak lama setelah itu datanglah Jevano sendirian sambil membawa dua kresek merah besar berisi bebek potong, melewati mereka begitu saja.

"Buset banyak banget bawaannya sampe urat ototnya keliatan." kata Ardiman.

"Banyak langganan juki disini kadang ada yang borong langsung lima puluh ekor buat dijual lagi jadi bebek frozen," balas Jamal yang sudah mengetahui ramainya kios bebek potong mas Zulkifli.

"Halo om budi om jamal~" sapa Almahira sambil membawa tas ransel dipunggungnya melewati Jamal dan Ardiman untuk menuju kios ayahnya.

Zulkifli mengikuti langkah putrinya sambil membawa kontainer box berisi bebek potongnya. "Hari pertama kudu semangat lu berdua," katanya melewati Jamal dan Ardiman.

"Woiya jelas!" kata Ardiman dan Jamal.

"Buset itu ila nggak ngantuk ikut bapaknya dagang?" tanya Haekal heran.

"Palingan juga nanti ia tidur di kios bapaknya," tebak-tebak Jaemas.

Baru juga Zulkifli dan Mahesa datang membuka kiosnya, mereka berdua langsung diserbu banyak pembeli.

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang