O4 Belalai sawah

1.5K 191 64
                                    

New Version!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


New Version!

●○●

Setelah menjemput anak mereka masing-masing dari sekolah kanak-kanak, babaruta menyempatkan mencari tutut dan belut di sawah dekat TK selaras. Lumayan jika lauk hari ini didapatkan dari hasil mencari bukan membeli dengan uang, dapat menghemat pengeluaran.

Jadi siang-siang begini kelimanya dengan style-an singlet serta ada yang memakai celana pendek selutut, ada pula yang memakai sarung seperti Ardiman di sawah dekat TK selaras.

Kelima bapak rumahtangga itu beraksi menelusuri sawah dengan mengajak Jayu yang senang diajak berburu. Anak Jamal itu terbiasa di alam liar, tidak seperti anak babaruta yang lain.

Terlebih lagi Viera yang ogah panas-panasan, jadi lebih baik ia menunggu ayahnya di gubuk sawah bersama dua dayangnya—Bela dan Eca.

Lalu dimanakah Almahira? Apa dia sudah pulang duluan? Jawabannya iya. Jadi Zulkifli memulangkan putrinya terlebih dahulu lalu kembali ke lokasi berburu tutut dan belut.

"Anak lo gapapa juk ditinggal sendiri di rumah? Jevano dan kawan-kawannya kan belum pulang."

"Gapapa, udah kebiasaan pokoknya tv harus nyala sama harus ada cemilan biskuit jadi anteng."

"Kenapa nggak suruh gabung sama Viera and the geng?" tanya Mahesa.

"Nggak mau, katanya ila sudah mainnya ayah ila mau istilahat tidak mau menjadi pembantu emba pila." balas Zulkifli menirukan logat jawaban putrinya.

"Daripada nanti anak-anak ribut pan, jadi mencegah sebelum kejadian." sambungnya dimengerti oleh babaruta, karena walaupun babaruta solid tidak dengan anak-anaknya yang sering berselisih.

Ya namanya juga masih bocil, pasti kalau main bolo-boloan dan kasta-kastaan.

Seperti Jayu yang lebih memilih ikut babaruta berburu tutut dan belut daripada dijadikan pembantu oleh Viera. "Ayah! Jayu dapet belut!" serunya mencekik bagian leher anakan ular sawah membuat babaruta shock.

"Ular itu heh! Bukan belut!" panik Jamal reflek menyambar tangan Jayu hingga putrinya itu melepaskan cekikkannya.

"Etdah bahaya nih yang pake sarung, bisa-bisa belalainya digigit ular." ucap Taufik menakut-nakuti Ardiman.

Otomatis Ardiman langsung menutup asetnya dengan tangannya, ngilu membayangkan jika belalai miliknya digigit ular. "Pake sempak nggak lo?" tanya Zulkifli.

"Pake sih tapi bolongnya banyak." balas Ardiman sedikit mengintip isi sarungnya dari bagian pusar perutnya.

"Wah enak tuh ularnya tinggal lahap, hap!" kata Mahesa.

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang