O7 Tante Dinda

1.4K 181 50
                                    

New Version!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New Version!

○●○

"Mengapa mama kelja teyus cih?"

Almahira bertanya kepada ibunya yang akan berangkat kembali ke kota Samarinda, tempat Adinda bekerja sebagai salah satu kepala puskemas di daerah sana.

Sudah tiga hari Adinda menemani putrinya pasca operasi hidung, kini waktunya ia kembali bekerja karena hanya mendapatkan cuti tiga hari dari dinas pusat.

"Kalau mama nggak kerja ila tidak bisa beli mainan banyak-banyak nanti." balas Adinda.

"Mengapa jauh keljanya? Tidak sepelti bunda bang Jagual dan emba Jayu yang seling puyang."

"Memang ila senang kalau mama di rumah terus? Mama kan suka marah-marah kalau di rumah."

"Nda sih." balas Almahira dengan watadosnya.

Adinda mengecupi wajah putrinya tersebut. "Mama kerja jauh demi masa depan kamu, Almahira tidak mau nanti menjadi dokter?"

"No! Doktel itu melelahkan! Ila ingin jadi olang pingsan saja." pernyataan itu membuat kening Adinda mengerut, "Orang pingsan bukan cita-cita."

"Kata ayah olang pingsan itu olang lemas lalu tidul jadi ila mau tidul saja kalena tulang-tulang ila lemas," kata Almahira lalu menunjukkan dua tangan dan dua kakinya pada sang ibu. "Lihat kaki dan tangan ila sudah tidak bisa belgelak lagi." ujarnya sedih.

Sungguh Adinda hanya dapat menghela nafas panjang, karena Almahira bayi termager yang pernah ia temui. Belum apa-apa anaknya sudah mengeluh lelah, letih, lesu, dan loyo seperti lansia saja.

"Apa iya sudah tidak bisa bergerak? Coba mama gelitikkin sini." Adinda mulai menggelitikki Almahira hingga Almahira merasa geli lalu berlari kearah kamar orangtuanya untuk menghindar dari sang ibu.

"Tante dinda..." panggil gadis kecil memiliki tubuh chubby di depan pintu rumahnya, ternyata tak lain tak bukan anak dari Ardiman. "Ya bel? Mau oleh-olehkan?"

Bela agak takut sebenarnya melihat perangai wajah Adinda terlihat manusia antagonis, tapi demi makanan ia harus memberanikan diri. "Iya tan disuruh bapak ambil oleh-olehnya."

"Nih," Adinda menyodorkan oleh-oleh kue kering khas Samarinda didalam kantong plastik ke Bela. "Ibumu kapan balik dari Makkasar?"

Kemudian Bela menerima oleh-oleh tersebut yang ternyata ada tiga macam kue didalamnya. Lalu ia menjawab pertanyaan Adinda. "Ibu sudah nggak di Makassar tan, ibu pindah tugas spg ke Balikpapan kata Bapak."

"Nggak tau pulang kapan, katanya sibuk pol." sambungnya membuat Adinda manggut-manggut.

"Oh gitu, Eca kenapa nggak kesini juga? Biasanya kamu kemana-mana sama Eca."

"Eca ke rumah princess, lagi mengajari princess membaca." balas Bela.

"Bukannya lebih tua Viera daripada Eca? Eca udah bisa baca? Pinter banget."

BAPAK-BAPAK RUMAH TANGGA [NV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang