Hukuman Cambuk (10).

13.5K 1K 69
                                    

Holaa vren
»»--⍟--««
Yang benar akan slalu menang diakhir masalah nya nanti.......
_Key
»»--⍟--««

On The Prayer Mat
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

"Alea akan mendapat hukuman cambuk seperti yang sudah ada di peraturan pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alea akan mendapat hukuman cambuk seperti yang sudah ada di peraturan pesantren. " ucap Kyai Hasim

Mata Alea terbelak kaget sedangkan umi Ratih ia hanya bisa diam membisu. Dengan lapang dada Alea menerima itu karna ia yakin bahwa Allah tak akan membiarkan hamba nya sengsara berlarut larut.

"Lea trima. "

Umi Ratih, Alya, dan Gus Azzam merasa sedikit kaget dan iba pada Alea. Umi Ratih menatap intens wajah Alea yang menurut nya memang tak bersalah tapi apa daya? Karna bukti sudah ada di depan mata.

"Umi. " titah Kyai Hasim

Umi Ratih menghela nafas pasrah lalu ia menuntun Alea ke masjid pesantren. Sampai di tengah perjalanan Alya menghentikan nya.

"Tunggu!. " ucap Alya

"Kenapa?. " tanya umi Ratih

"Alya ngga mau Alea dihukum, Alya udah maafin. "

"Maaf, perbuatan yang sudah dianggap fatal tetap harus mendapat hukuman. " ucap Kyai Hasim

"Udah ngga papa. "

Sebenar nya hati Kyai Hasim sangat tak tega jika harus menghukum Alea bahkan anak itu sudah dianggap anak nya sendiri.

Sampai di masjid Kyai Hasim mengambil cambuk dan memberikan nya pada umi Ratih, seraya mengeraskan suara karna banyak santri dan banyak pasang mata yang melihat kejadian itu.

"SAYA KYAI HASIM, DISINI AKAN MEMBERI PELAJARAN UNTUK SANTRI YANG BERANI MELAKUKAN HAL YANG FATAL. DAN UNTUK KALIAN JADIKAN INI SEBAGAI PEMBELAJARAN!!. " ucap lantang Kyai Hasim

"Mulai. " lanjut Kyai Hasim

Umi Ratih hanya bisa mengikuti apa yang di bilang Kyai Hasim, tangan yang sedari tadi gemetaran dan saat ini akan mempersiapkan hati nya kala mendengar jeritan dari putri kesayangan nya.

"Ayo um, Lea ngga papa. " ucap Alea

Empat, tujuh, hingga sepuluh cambukan Alea masih bisa bertahan walau rasa nyeri dipunggung nya sangat berasa. Umi Ratih kembali melayangkan cambukkan ke sebelas dan ya, saat itu juga bagian punggung Alea mengeluarkan darah dan itu cukup deras.

Di Atas Sajadah  || END [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang