Gugur (54).

4.1K 177 12
                                    

Bantu ramein yukk :)

Happy Reading All!!
______________


Dua sejoli, yang tak lain adalah pasangan suami istri itu sedang diatas balkon kamar, menikmati semilir angin malam yang menerpa halus pada bagian kulit wajah mereka.

Netra mata mereka tertuju pada langit malam, langit yang dihiasi oleh banyak cahaya bintang serta rembulan yang berada ditengahnya, menambah kesan keindahan malam hari.

"Mas disana cuma dua hari-kan? " ucapnya pelan.

"Iya sayang, "

"Janji bakal kembali? " Alea menyodorkan jari kelingking miliknya dihadapan netra mata gus Azzam.

Dengan senang hati, gus Azzam menerima kelingking mungil Alea. Kecupan hangat mendarat bertubi-tubi dikening maupun dipipi Alea.

Cup, cup, cup!

"Pokoknya disana jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit! Janji sama Alea, " ucapnya.

"Siap ibu negara, " sahut gus Azzam dengan kekehan kecilnya.

Hari pun semakin larut, hawa sekitar menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Pantas saja, bahkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Sayang, tidur yuk. Ini udah malem, " ucapnya, namun tak digubris oleh sang empu.

Gus Azzam pun segera melihat wajah Alea, dan ternyata istri kecilnya itu sudah tertidur. Entah sejak kapan dia tertidur, gus Azzam buru-buru menggendong tubuh kecil itu, tak lupa menutup pintu balkon serta tirainya.

Sampai dikasur dengan hati-hati gus Azzam meletakkan tubuh mungil itu dikasur. Dengkuran kecil menyeruak ditelinga gus Azzam, membuat sang empu harus menahan tawa. Bukan hanya karna dengkuran, melainkan wajah Lea yang menggemaskan kala tidur.

"Kenapa pipinya seperti bakpao sayang, kan mas jadinya pengen makan, " gumamnya seraya menoel-noel pipi Lea.

Tak tahan dengan rasa gemasnya, gus Azzam langsung memakan pipi itu. Menggigitnya kecil, hingga memerah ranum.

Karna kejahilan gus Azzam, Alea yang semula diam tertidur pulas. Kini menggeliat terganggu, raut wajahnya menunjukkan ketidak nyamanan. Tubuh yang semula terlentang kini berbalik memunggungi gus Azzam.

"Kok bisa ya kamu masih tertidur pulas, padahal udah mas ganggu, " gumamnya lagi.

Gus Azzam segera merebahkan dirinya diatas kasur, segera menyusul Alea ke alam mimpi. Jangan lupa, pelukan erat yang harus ia lakukan setiap tidur, hingga menjadikan Alea layaknya guling kesayangannya.

~~~~

Pagi hari tiba, dua koper yang sudah siap packing kini telah masuk pada bagasi mobil. Gus Azzam yang berpakaian senada, begitupun dengan Alea. Tidak terlalu rempong dan juga tidak terlalu mencolok.

"Kita berangkat sekarang? " tanya Alea.

"Iya sayang, pesawatnya sebentar lagi lepas landas, " sahut gus Azzam

"Itu yang diluar jangan bucin terus, ini jadi ngga ke bandaranya. Udah jam tujuh ini, " teriak umi Ratih.

Teriakan itu menyadarkan kedua pasangan tadi, mereka berdua pun segera masuk kedalam mobil. Gus Azzam lah yang menjadi sopir, sedangkan Alea terduduk disamping umi Ratih.

Sampai dibandara gus Azzam segera menurunkan kedua koper miliknya, "mas pamit dulu ya, kamu jaga diri baik-baik selama ngga ada mas, dan jangan nangis untuk hal apapun, " ucapnya lembut.

Di Atas Sajadah  || END [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang