Memakai Cadar (31).

9.9K 696 53
                                    

Sampai dikamar Gus Azzam membuka pintu, sorot matanya begitu bahagia ketika melihat bidadari yang sedang menunggu nya pulang.

"Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam "

Alea mulai menyalami tangan suaminya. Begitu juga dengan Gus Azzam yang mengecup lama kening Alea, sungguh romantis pasangan ini.

"Kenapa nggak lepas mukena? "

"Emm, cuma pengen aja pas nunggu kakak pulang dari masjid pakai mukena "

"Cantik "

Seketika pipi Alea memerah bak tomat yang baru saja matang dari pohonnya. Kedua tangan Alea menyatu untuk menutupi pipi tirusnya, sungguh malu di campur dengan salting.

"Duh, gemes banget sih. Jadi pengen kakak terkam sekarang "

"Memang nya Lea makanan hewan buas? Pake di terkam segala "

"Udah udah, mending kita murajaah bareng yuk. Sekalian nunggu waktu magrib, kan nanti magrib juga ada pengajian di masjid "

"Iya kak, tapi Lea boleh nggak berangkat nya bareng Tika sama Syafa? "

"Boleh sayang ku "

"Makasih kak "

"Iya... "

Mereka pun melakukan murajaah bersama selama menunggu adzan magrib berkumandang.

Setengah jam berlalu, adzan magrib pun berkumandang. Lima menit sebelum adzan Alea sudah keluar terlebih dahulu untuk menemui sahabat nya.

Sampai di asrama Alea masuk tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum " ucap Alea.

"Wa'alaikumussalam, eh, ada pasbar nih... "

Alea mengernyitkan dahi saat mendengar kata 'Pasbar'. Apa itu pasbar? Itulah yang ada di pikiran nya sekarang.

"Pasbar? Apaan dah? "

"Pasangan baru "

"Ha? Aneh aneh aja sih kalian? Tinggal bilang 'pasangan baru' aja pake di singkat segala "

"Kan kita warga asli Indonesia, iyakan Fa? " tanya Atika.

"Iyain aja biar nggak ngambek " sahut Syafa seraya mengambil Al-Quran juga tasbih kesayangan nya untuk dibawa saat pengajian nanti.

"Udah yuk ke masjid " ajak Alea.

Mereka mengangguk lalu mengekori Alea dari belakang. Sampai di masjid Alea segera masuk kedalam begitu juga dengan Syafa dan Atika.

"Astaghfirullah! Lea lupa bawa buku " pekik Alea pelan.

"Buku? Buat apa kamu bawa buku? " tanya Syafa.

"Buat nyatet hal yang penting aja. Sekalian nanti kalau lupa kan tinggal baca ulang di catatan itu "

"Oalah " sahut mereka serempak.

Tanpa disadari di pojokan dinding ada seorang wanita yang menatap Alea dengan rasa jijik dan tatapan yang penuh akan dendam yang mendalam.

"Lihat aja nanti. Gue nggak rela kalau Gus Azzam yang selama ini gue cintai malah milih lo dibanding gue. Padahal udah jelas jelas gue lebih baik dari lo bahkan gue yang paling lama mondok disini " batin nya dengan senyum miring yang penuh akan arti tertentu.

»»--⍟--««

H

ari kini sudah gelap gulita, hanya ada rembulan yang menyinari bumi.

Di Atas Sajadah  || END [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang