Pagi hari kini sangat cerah, secerah senyuman Umi Ratih yang sedang menunggu anak sulung nya pulang dari Khairo. Sebenarnya Umi Ratih ingin menjemput Gus Erka di bandara namun Gus Erka melarang nya, lantaran karna tidak mau jika Umi Ratih kecapekan padahal nggak mungkin juga Umi Ratih kecapekan disana kan ada tempat duduk.
"Assalamu'alaikum umi, abi " sapa Alea.
"Wa'alaikumussalam, loh si Azzam mana? " tanya keduanya serempak.
"Kakak baru aja mandi karna dari tadi Lea bangunin malah tidur lagi katanya 'Lima menit lagi sayang' gitu tapi kenyataan nya malah satu jam lagi, ya udah Lea tinggalin aja " cerocos Alea tanpa henti.
Sedangkan Umi Ratih dan Kyai Hasim yang mendengar betapa cerewet nya Alea hanya terkekeh geli, ternyata Alea mirip ayah nya yang dulu. Cerewet, manja, ke kanak-kanakan, ambisius, dan yang pasti pekerja keras.
"Umi tau nggak sih, kak Azzam itu orang nya ngeselin dan hhe, maaf umi gara gara Alea bibir kak Azzam kemarin berdarah. Habis nya kemarin kak Azzam masa bilang gini 'Modus sama istri sendiri dapat pahala, beda lagi kalau modus sama istri tetangga'! Kan Lea jadi kesel! Kalau ngomong nggak pernah mikir perasaan orang lain "
Umi Ratih tidak terkejut malah dirinya ingin bersorak 'Alhamdulillah'. Berbeda dengan Kyai Hasim dirinya malah merinding mendengar hal itu, apakah ini yang dinamakan besar nya kekuatan wanita?
"Umi dukung nak! Kasih aja anak nya tante Lala itu pelajaran atau nggak kamu lempar pake lemari juga nggak apa-apa, umi ikhlas " sahut Umi Ratih penuh ke kaguman.
"Ada apa nih, kok ngomongin Azzam? Dan umi emang mau banget Azzam di lempar lemari terus langsung balik ke Rahmatullah? " tanya Gus Azzam tiba-tiba.
"Sttt! Anak nya tante Lala nggak diajak. Karna kamu bukan circle kita, jadi hus pergi sana "
"Untung minggu depan gue udah pindah ke mansion. Kalau nggak bisa bisa gue depresi gara gara umi ku, sayang ku, cinta ku, tapu sungguh NGESELIN! " maki Gus Azzam dalam hati.
Karna tak mau berlama-lama berdebat dengan Umi Ratih, Gus Azzam lebih memilih untuk keluar mencari udara segar di luar.
"Kakak mau kemana? "
"Mau jajan keluar cari udara sama cari seblak "
"IKUT!!! "
"Ya udah, ayo "
Alea segera beranjak dan berlari kecil kearah Gus Azzam.
"Kurang asam punya anak! "
"Umi... "
"Kenapa bi? "
"Umi itu nggak boleh bilang Azzam anak nya tante Lala, iya abi tau itu cuma bercanda belaka tapi kalau terus terusan dan bercanda itu juga ada batasan nya. Ketika umi bilang Azzam anak nya tante Lala itu sama aja umi nggak menganggap Azzam itu ada dan umi juga nggak menganggap bahwa Azzam itu anak umi " tutur lembut Kyai Hasim.
"Iya abi, makasih nasihat nya. Makin sayang deh sama abi "
Mendengar itu Kyai Hasim mengecup singkat dahi milik istrinya. Gemas dan gemas itulah yang ada di pikiran Kyai Hasim.
»»--⍟--««Disisi lain kini Gus Erka telah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Dirinya kini sedang celingak celinguk mencari sebuah taxi, hingga akhirnya dirinya melihat sebuah mobil berwarna hitam melaju kearah nya.
"TAXI!! " teriak Gus Erka seraya melambaikan tangan kanan nya.
Tepat saat itu mobil berwarna hitam itu berhenti di depan Gus Erka, tanpa berlama-lama Gus Erka langsung masuk dan berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Sajadah || END [Terbit]
General Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗] [SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS❗] Pondok Al-Hidayah, tempat dimana kisah abadi telah terjadi dengan nyata. Rachel Alea Vinza, seorang gadis yang dipaksa oleh ayah dan ibundanya untuk masuk ke dalam pondok. Di pondok itu ia...