Satu minggu telah berlalu, hari ini adalah hari dimana Gus Azzam dan Alea pergi dari pesantren.
"Umi, abi, bang. Lea sama Azzam pamit dulu " ucap Gus Azzam
"Iya, jangan bikin Lea nangis! Mata nya juga di jaga jangan sampai ngelirik yang lain! Nanti kalau umi ada waktu, umi sama abi main kesana. Dan jangan lupa buatin cucu " goda Umi Ratih
"Umi...! " elak Alea dengan wajah yang sudah memerah bak udang yang direbus.
"Bercanda Lea sayang "
"Ya udah, Lea pamit. Assalamu'alaikum "
"Wa'alaikumussalam " jawab mereka serempak.
Alea dan Gus Azzam pun menyalimi tangan Umi Ratih dan Kyai Hasim secara bergantian satu sama yang lain.
Seusai itu mereka berjalan mendekat kearah mobil yang ada di halaman ndalem. Namun saat hendak naik ke mobil tiba-tiba saja ada dua orang yang meneriaki nama Alea.
"ALEA!!! " teriak kedua sejoli itu.
Sontak Alea menoleh kearah sumber teriakan yang menggelegar itu. Siapa lagi kalau bukan Syafa dan Atika yang berteriak? Alias sahabat nya. Sungguh sangat kekanak-kanakan seperti dirinya.
Dan mereka bertiga pun saling berpelukan satu sama lain.
"Kamu mau kemana? Kok nggak bilang bilang! Langsung pergi aja! " tanya Syafa dengan nada yang sedikit ditinggikan tanpa dirinya sadari.
"Aku mau balik ke rumah nya Gus Azzam, jadi nanti yang ngurus pondok Gus Erka. Tapi tenang aku bakal sering sering main dan nengok kalian disini kok " jelas Alea panjang lebar.
"Owalah, kayak gitu. Tapi janji lho, bakal kesini sering sering " sahut Atika.
"In Syaa Allah "
"Kalau kek gitu pas main kesini harus ada ponakan buat kita, ya " goda Syafa dan Atika bersamaan.
Seketika kedua pipi Alea memerah dan dirinya pun gelagapan sendiri saat ingin menjawab.
"A-apasih! Kalian aja yang bikin ponakan buat Lea "
"Lah, kan kita belum nikah. Iyakan Fa "
"Iya, masa kita disuruh punya anak. Kan nggak mungkin, berzina gitu maksud kamu "
"Eh! "
"Hahaha, becanda Lea. Ya udah sana berangkat, kasian tuh Gus Azzam udah suntuk nungguin kamu di dalam mobil "
Sontak Alea berbalik dan memandang wajah kusam milik suami nya. Sungguh kusam juga dingin, untung ganteng jadi kelihatan cool dan untung juga suami sah sendiri.
"Ya Allah, muka suami ku kusam amat, jadi nggak enak sama sahabat sendiri. Berikan hamba kesabaran agar tidak menendang cowo yang tak lain suami sendiri " batin Alea seraya mengelus dada sabar.
"Sayang! Udah belum? " teriak Gus Azzam dengan raut wajah yang masih tetap kusam.
Alea dan kedua sahabat nya hanya bisa menghela napas mereka. Sungguh manja gus satu ini.
"Ya udah, aku pamit ya. Assalamu'alaikum "
Kemudian Alea memasuki mobil Gus Azzam, tak lupa juga untuk bergumam kesal! Ya sangat kesal!.
Perlahan Gus Azzam menjalankan mobil miliknya dan keluar dari area pondok pesantren Al-Hidayah.
"Na'am shaliha nya kita, wa'alaikumussalam. JANGAN LUPA PONAKAN NYA, YA!!! "
"IN SYAA ALLAH! "
»»--⍟--««
Disisi lain, ada dua orang perempuan yang sedang duduk manis diatas balkon apartemen. Negara Italia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Sajadah || END [Terbit]
General Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗] [SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS❗] Pondok Al-Hidayah, tempat dimana kisah abadi telah terjadi dengan nyata. Rachel Alea Vinza, seorang gadis yang dipaksa oleh ayah dan ibundanya untuk masuk ke dalam pondok. Di pondok itu ia...