"Kim, sudah selesai?"
Yerim yang sedang mengobrol dengan Mia menolehkan kepalanya dan memusatkan pandangan pada sosok Jungkook yang berdiri di ambang pagar rumah Mia.
Tak ingin membuat Jungkook menunggu, Yerim akhirnya mengangguk dan berpamitan pada Mia, "Terima kasih untuk teh dan kuenya, Mia! Aku pamit dulu ke peternakan bersama Jungkook. Sampai jumpa di lain waktu!"
"Senang berbincang denganmu lagi, Yerim! Hati-hati," Peringat Mia.
"Loh, noona akan pergi sekarang?" Tanya Jake yang baru saja kembali dari kamar kecil saat mendapati noona kesayangannya berdiri dadi duduknya, terlebih lagi saat mendapati presensi Jungkook di ambang pagar, tadinya Jake ikut menimbrung dalam perbincangan santai antara Yerim dan Mia.
"Iya, aku harus pergi ke peternakan dengan Jungkook. Sampai jumpa lain waktu, Jake!"
Dengan wajah sendu Jake melambaikan tangan, "Hati-hati di jalan, noona!"
Yerim mengangguk dengan senyuman mengembang dan melangkah mendekati Jungkook yang melambaikan tangan pada Mia, "Mia, aku pergi dulu!" Pamit pria itu tanpa ingin repot-repot berpamitan pada Jake juga.
"Sini!" Kata Jungkook ketika keduanya telah melangkah berdampingan, mengangkat tangannya tepat di depan dada Yerim, membuat Yerim mengernyit heran.
"Apa?"
"Tanganmu, ayo bergandengan tangan!" Jawab Jungkook, masih mengangkat tangannya.
Sedang Yerim berdecak, alih-alih menerima tautan tangan Jungkook, Yerim malah menepuk telapak tangan pria itu, "Bahaya kalau ada yang melihat! Lagipula aku bisa jalan sendiri, kau tahu? Aku bukan bayi baru belajar jalan yang--"
"Shit! Ya Tuhan, Kim kau baik-baik saja?"
Nah, sekarang Yerim harus menyalahkan siapa? Menyalahkan jalanan berlumpur yang licin, sepatu boots-nya, dirinya sendiri yang tidak hati-hati, atau justru menyalahkan Jungkook yang mengajaknya bicara?
Keputusan paling benar yang bisa Yerim ambil saat ini adalah menyalahkan dirinya sendiri. Demi Tuhan, Yerim saat ini sedang merutuki dirinya sendiri yang gegabah dalam melangkah dengan sepatu boots-nya. Seharusnya ia berhati-hati dan awas dengan jalanan yang becek sekaligus licin akibat terkena air.
Membuat dirinya sendiri malu di depan Jungkook saja!
Menghilangkan semua gerutu di dalam kepala, Yerim meringis dan mengaduh ketika rasa malu tergantikan oleh rasa sakit yang perlahan mulai menyapanya, "Jeon, sakit!" Rengeknya ketika Jungkook membantunya untuk berdiri.
"Duduk dulu!"
Beruntung tak jauh dari mereka ada kursi kayu memanjang yang diletakkan diantara 2 pohon besar, Jungkook memapah Yerim untuk duduk disana.
"Apa kakimu terluka?" Tanya Jungkook, berjongkok di depan lutut Yerim.
Yerim hampir menangis karena rasa malu dan sakit yang bercampur jadi satu. Gadis itu kemudian menggeleng, "Pantatku sakit," Lirihnya pelan.
"Astaga, aku tak ingin tertawa tapi kau lucu sekali sampai aku ingin tertawa!" Izin Jungkook sebelum kemudian melancarkan aksi tertawanya, "Kau berkata dengan penuh percaya diri tak ingin disamakan dengan bayi yang baru belajar berjalan, nyatanya bayi-bayi itu lebih baik darimu kalau soal berjalan!"
Yerim berdecak, menghapus air mata yang tanpa izin menetes satu butir dari mata sebelah kirinya, "Salahkan jalanannya!" Ketus Yerim, berusaha tak mau membuat dirinya terlihat salah dan bodoh di mata Jungkook.
Jungkook makin tertawa ketika melihat Yerim menangis, pria itu beranjak dari jongkok untuk mengusap air mata yang sebelumnya sudah Yerim usap, menangkup wajah gadis itu menggunakan kedua tangannya sambil masih tertawa, "Jangan menangis, ya ampun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfic{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...