"Jeon, tidakkah kau berpikir kalau Mia dan Namjoon agak aneh padaku akhir-akhir ini?"
Jungkook berdehem kecil, "Aneh? Kenapa?"
Yerim sendiri tak tahu jawabannya, ia hanya merasa aneh saja pada sepasang suami istri itu yang kini terasa asing untuknya. Seperti-- menjauhi Yerim? Entahlah, Yerim juga tak mau berpikiran buruk tentang keduanya, tapi Yerim lumayan yakin kalau kedua manusia itu tengah menghindari Yerim.
Seperti tadi saja, tadi siang ia meminta Jungkook untuk mengantarkannya ke rumah Mia karena ia rasa sudah lama sekali ia tak bertemu Mia, sudah hampir 2 minggu lebih. Jadi, Yerim meminta diantarkan hanya untuk bercengkrama kecil dengan Mia, sekaligus ingin membicarakan mengenai penguntit yang akhir-akhir ini mengganggu hidupnya sekali. Berharap bahwa Mia punya jalan keluar atau paling tidak kata-kata yang bisa membuat rasa cemasnya menghilang barang 1%, tapi rupanya ia salah.
Namjoon dan Mia tak cukup baik menjamunya tadi, saat Yerim dan Jungkook datang, Namjoon dan Mia terlihat panik dan-- entahlah, Yerim merasa aneh saja dengan gelagat keduanya. Mereka memang membiarkan Jungkook dan Yerim untuk masuk ke rumah dan duduk, Mia bahkan menyajikan teh earl grey untuk keduanya, tapi Yerim tak lagi merasakan kehangatan dan ketulusan disana.
Baiklah, Yerim membenci sekali perasannya yang begitu peka akan perubahan sikap orang kepadanya.
"Mia, bisakah kita bicara berdua? Ada beberapa hal yang ingin kukatakan," Kata Yerim pelan pada Mia di depan Namjoon dan Jungkook, berharap dirinya memiliki waktu berdua saja pada Mia karena ia sungguh butuh untuk bercerita pada Mia.
Mia tak langsung menyetujui seperti biasanya, wanita itu melirik suaminya terlebih dahulu sebelum menggeleng, "Maaf, Kim. Disini saja!"
Yerim tentu mengernyit akan respon Mia, sungguh bukan Mia sekali.
Yerim hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kecil, mengerti bahwa mungkin Mia tak sedang ingin mendengarkan cerita darinya. Namun, yang lebih aneh adalah ketika Jungkook menawarkan agar dirinya dan Namjoon keluar supaya ia dan Mia bisa memiliki waktu berdua, Namjoon malah berkata, "Maaf, bisakah kalian pergi saja? Bukannya aku berniat mengusir, tapi aku dan Mia punya urusan, kami harus pergi!"
Aneh sekali, 'kan?
"Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Yerim bingung, berusaha mengintropeksi dirinya sendiri, barangkali telah melakukan kesalahan fatal pada keduanya.
Jungkook meraih jemari Yerim, "Hey, sudah! Jangan dipikirkan, okay? Kita tidur saja--"
"Bagaimana tidak dipikirkan? Aku menyayangi mereka dan mereka terasa asing untukku akhir-akhir ini, itu membuatku tak nyaman juga khawatir," Tukasnya dengan nada yang sengaja ditinggikan untuk memperingatkan Jungkook agar jangan meremehkan kekhawatirannya pada Namjoon dan Mia.
Sungguh entah kenapa emosi Yerim tengah tak bisa terkontrol dengan baik, ada banyak yang bersarang di kepalanya akhir-akhir ini, juga ada banyak hal yang membuatnya takut serta gelisah. Mulai dari si penguntit, tanggal kepulangannya yang terhitung 1 bulan dari bulan ini, juga Namjoon dan Mia.
Jungkook bungkam, dirinya hanya bisa menatap Yerim tanpa ingin mengeluarkan sepatah kata apapun. Dirinya sendiri pun juga merasakan emosi Yerim yang mudah sekali meletup akhir-akhir ini, bahkan untuk hal kecil sekali pun.
"Aku tak melakukan sesuatu yang buruk 'kan, Jeon? Apa aku berkata sesuatu yang membuat mereka sakit hati? Atau aku melakukan sesuatu yang mengganggu mereka?" Tanya Yerim, menoleh pada sang kekasih yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan setenang air danau.
Jungkook menggeleng kecil, "Kau baik."
Yerim menghela napasnya dalam, dalam sekali. Kemudian gadis itu meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya, lalu menempelkannya pada pipi dan mengecupnya, "Maaf, aku meninggikan suaraku tadi! Aku hanya lumayan pusing akan beberapa hal akhir-akhir ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfictie{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...