31

409 80 36
                                    

Mobil yang Jungkook dan Yerim kendarai baru memasuki gapura bertuliskan desa Samjinae ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, keadaan keduanya cukup canggung ketika berada di dalam mobil walaupun seharian tadi mereka bersenang-senang, walau Yerim sempat merasa kecewa karena pertanyaannya yang bisa dikategorikan sebagai pertanyaan sangat penting tidak mendapatkan jawaban dari Jungkook.

Yerim yang tadinya duduk bersandar karena kelelahan jadi menegakkan duduknya dan menajamkan pengelihatannya kala ia mendapati pemandangan asing di depan sana, dimana keadaan depan rumah keluarga Jeon dipenuhi oleh beberapa mobil berwarna senada, yaitu hitam.

"Kenapa banyak mobil?" Tanya Jungkook yang mulai memelankan laju kendaraannya karena jarak rumah tak lagi jauh.

Yerim bungkam, perasaannya sudah tak enak saja karena mobil itu kelihatan familiar di kepalanya. Hingga kemudian perutnya mendadak terasa mual saat ia melihat ada kurang lebih 8 pria berpakaian serba hitam yang terlihat tengah menjaga keamanan di depan rumah keluarga Jeon.

"Itu bawahan ayahku, Jeon!" Ucapnya panik, begitu juga Jungkook yang tiba-tiba menoleh pada Yerim sambil mengernyit dalam.

"Maksudmu ayahmu ada disini?" Tanya Jungkook, memarkirkan mobilnya cukup jauh dari tempat dimana biasa ia memarkirkan mobilnya akibat banyaknya mobil asing yang terparkir di depan rumahnya.

"Itu mobil ayahku, yang plat belakangnya 3456!" Yerim semakin panik, tangannya sudah mencengkeram sabuk pengaman dengan kuat.

"Kim, kau yakin?"

"Aku tak mungkin salah, ini semua mobil milik ayahku! Ayahku datang kemari dengan pengawalan seluruh bodyguard-nya!"

"Hei, tenang dulu! Jangan panik--"

"Bagaimana aku tidak panik? Kenapa ayahku disini? Kenapa ayahku kemari?" Suara Yerim mulai bergetar karena takut, hampir saja menangis.

"Kim, mungkin ayahmu hanya ingin mengunjungimu?" Tanya Jungkook, agak tak yakin juga.

Lagipula Jungkook juga berpikir, kenapa Kim Young Dae datang ke rumahnya?

"Jeon, pemikiran burukku tak akan kejadian, 'kan? Ayah tak membawaku pulang hari ini, 'kan?"

Jungkook bungkam sambil menelan ludahnya sendiri, benar, tuan Kim tak akan membawa Yerim pergi dari Busan hari ini, bukan? Jadwal kembalinya Yerim ke Seoul bukan hari ini.

"Ayo kita pergi saja, Jeon! Aku tidak mau bertemu ayahku," Kata Yerim dengan cepat, menoleh pada Jungkook dengan tatapan memohon, sedang yang diajak berbicara terpaku dengan kening mengernyit menatap 2 orang pria yang kini melangkah menuju mobilnya, "Ayo, Jeon! Kemana pun itu, aku akan ikut denganmu! Bawa aku pergi, kemana pun, aku tak mau bertemu ayahku dan dibawa pulang, aku tak mau berpisah denganmu, aku ingin bersamamu. Kumohon bahwa aku pergi--"

Yerim terkejut ketika jendela sisi dimana ia duduk diketuk, tambah terkejut lagi saat mengetahui bahwa yang mengetuk adalah 2 bodyguard suruhan ayahnya, "Jungkook, kumohon ayo kita pergi--"

Yerim lagi-lagi tak menyelesaikan perkataannya karena Jungkook malah membuka kaca mobil, membuat bodyguard itu berbicara pada mereka, lebih tepatnya kepada Yerim, "Nona Oxley, tuan Kim sudah menunggu anda di dalam! Silahkan segera turun dan temui beliau, jangan membuat beliau semakin marah karena menunggu anda terlalu lama."

Semakin marah? Apa itu berarti ayahnya sedang dalam kondisi marah saat ini?

"Jeon," Lirihnya, air matanya mulai membanjiri kedua pipi.

Jungkook menghela napas dan mengangguk pada kedua bodyguard tersebut, "Kami akan turun sebentar lagi, mohon beri kami waktu!"

Setelah kepergian kedua bodyguard itu, Jungkook menutup kembali kaca mobilnya dan melepas sabuk pengamannya, lantas pria itu memposisikan duduk menghadap Yerim yang saat ini terlihat begitu kalut dan panik. Jungkook menghela napasnya sebentar sebelum meraih jemari Yerim yang tengah mencengkeram sabuk pengaman dengan kuat.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang