Jahat.
Kata itu sudah Yerim tujukan pada dirinya sendiri berulang kali sejak malam dimana dirinya marah pada Jungkook dan mengatai Sewon macam-macam. Ia jarang sekali menggunakan kalimat jalang yang begitu jahat dalam kehidupannya, mungkin dia akan mengatakannya dalam hati saja ketika ada perempuan yang benar-benar membuatnya kesal, ia tak pernah mau menyuarakan kata jalang karena ia tahu itu kasar dan buruk sekali, sangat tidak pantas untuk diucapkan, apalagi untuk mengatai sesama perempuan.
Yerim merenungkan kesalahannya sendiri berulang kali, di bawah shower, di atas ranjang, di sofa jendela, bahkan saat di meja makan sekali pun.
Jangan tanya bagaimana hubungannya dengan Jungkook setelah malam itu, semuanya makin rusak dan runyam. Jangankan mengajaknya bicara atau meminta maaf, melihatnya saja Jungkook seakan enggan. Seperti ketika mereka bertemu di meja makan saja, Jungkook tak lagi mengajaknya bicara atau melihat ke arahnya, padahal ketika hubungan mereka baik-baik saja, Jungkook biasanya mengganggunya dengan memainkan kakinya diatas kaki Yerim. Saat kemarin mereka bertengkar pun, Yerim masih mendapati Jungkook curi-curi pandang ke arahnya, namun sekarang tidak.
Jangankan di meja makan, saat mereka berpapasan di tangga saja Jungkook tak mau meliriknya barang sedikit pun, membuat Yerim sedih sekali.
Ia mengaku salah walau ini bukan salah Yerim sepenuhnya. Ia mengakui kalau ia kasar sekali mengatai Sewon malam itu dan ia menyombongkan diri, tapi mau bagaimana lagi? Yerim emosi dan kesal sekali.
Memang benar, kalau emosi sebaiknya tutup mulut saja dan menyimpan kalimat yang meronta ingin keluar dari bibir, karena saat emosi, kata-kata yang keluar rata-rata adalah kata-kata yang akan disesali kemudian hari. Kenyataan, Yerim marah dan emosi sampai mengeluarkan kata-kata yang kini ia sesali.
Ia menyesal karena mengatai Sewon sejahat itu, pun juga ia menyesal karena amarahnya yang meluap, hubungannya dengan Jungkook jadi semakin tak karuan.
Kalau ditanya ingin minta maaf atau tidak, jawabannya adalah iya, ia sangat ingin meminta maaf, tapi ia terlalu gengsi. Karena menurut Yerim, dirinya tak salah disini, dia memang salah, tapi Jungkook lebih salah dan seharusnya Jungkook duluan yang meminta maaf, baru Yerim akan ikutan minta maaf. Kalau disuruh minta maaf lebih dulu sih, maaf maaf saja, Yerim tak mau walaupun ia ingin.
"Yerim, ibu boleh masuk?"
Yerim yang sedang melamun sambil menatap langit-langit kamar diatas ranjang langsung beranjak dari ranjang dan merapihkan baju serta rambutnya. Ia berdiri di samping ranjangnya sambil berseru, "Tentu, Bu!"
"Sedang apa, nak?" Tanya Jinae ketika sudah memasuki kamar Yerim.
"Hanya berbaring saja, kepala Yerim agak pusing!" Jawabnya.
Jinae mendekati Yerim, "Apa kau sakit? Ibu baru sadar juga kalau wajahmu pucat," Tanyanya yang kemudian menyentuh dahi Yerim menggunakan punggung tangan.
"Mungkin karena Yerim tidak memakai lipstik, makanya pucat!" Cicit Yerim.
"Ya Tuhan, badanmu panas sekali!" Seru Jinae dengan panik.
Yerim menurunkan tangan Jinae yang menyentuh dahinya sembari menggeleng, "Tidak, Yerim baik-baik saja, Bu!"
Seakan tuli, Jinae malah melangkah mendekati nakas Yerim dan membuka laci, "Apa kau menyimpan obat disini?"
"Tidak," Jawabnya pelan.
Jinae menghela napas dengan wajahnya yang panik, kemudian wanita paruh baya itu mendorong pelan tubuh Yerim untuk berbaring di atas ranjang, "Sudah, kau berbaring saja dan istirahat! Ibu akan membuatkan bubur untukmu dan juga membawakan obat, nanti ibu bangunkan! Tidur saja!" Katanya, kemudian menaikkan selimut hingga dada Yerim.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfiction{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...