𝐅𝐨𝐫𝐞𝐥𝐬𝐤𝐞𝐭 | 𝟒𝟐
Tiap kali diberi pertanyaan kenapa tak kembali saja ke negara tempat dimana ia dilahirkan, Yerim tak pernah benar-benar menjawab serius. Biasanya jawabannya hanya, "Karena aku suka disini."
Padahal, sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat Yerim tak ingin buru-buru kembali ke negara asalnya. Kalau ditanya apakah ia rindu kampung halamannya dan ingin kembali, tentu saja jawabannya iya. Tak ada yang lebih baik dari negara dimana kamu dilahirkan dan dibesarkan.
Hanya saja, takdirnya yang terlahir sebagai keturunan Oxley memaksanya untuk tak begitu rindu kampung halaman. Yerim suka di tanah air tempat ia dilahirkan, tapi ia lebih suka kalau ia jauh dari sana. Alasannya simpel, karena ia menyukai kebebasannya disini.
Yerim menyukai kehidupannya yang tidak dikenali oleh banyak orang, Yerim menyukai kehidupannya yang sederhana, Yerim menyukai kehidupannya sebagai warga biasa, Yerim menyukai hidupnya yang kini tidak lagi menggunakan embel-embel Oxley di belakang namanya, Yerim menyukai kehidupan bebasnya yang tak lagi di setir oleh ayahnya, Yerim menyukai kehidupannya yang tak harus menyenangkan semua orang, dan masih ada banyak sekali alasan yang bisa ia katakan soal kenapa ia lebih suka tinggal di luar Korea.
Yerim merasa lebih tenang, tentram, dan hidup saat ia hidup berdampingan dengan banyaknya manusia yang tidak mengenalnya sebagai keturunan Oxley. Yerim lebih suka jika dikenal sebagai warga biasa saja, yang hidupnya sederhana dengan rutinitas bak masyarakat biasa.
Selama ini, Yerim hidup bak burung yang terkurung di dalam sangkar emas. Hidupnya memang begitu sempurna dulu. Ia bergelimang harta, ia tak pernah kekurangan apapun, ia dimanja bak putri kerajaan, tapi... ia tak merasa bahagia hidup dengan segala kemewahan itu, ia malah merasa tersiksa dan rasanya tak bisa bernapas dengan lega.
Kebebasan menjadi salah satu impiannya sejak kecil, sejak ayahnya begitu ambisius menjadikannya pantas sebelum menggantikannya memimpin seluruh perusahaan yang berada di bawah naungan keluarga Oxley. Jadi, ketika ada kesempatan untuk ia bebas, ia menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Noah adalah jalannya menuju kebebasan, kesempatannya untuk bebas ada karena Noah. Jika saja ia tak menikah dengan Noah, mungkin ia sekarang sudah menjadi pemimpin untuk menggantikan ayahnya dan selamanya sampai mati akan hidup dalam sangkar emas yang sesungguhnya diidamkan banyak orang.
Sebenarnya Yerim menjumpai banyak sekali kesulitan saat ia tak lagi hidup dilayani bak putri. Yang biasanya ia apa-apa dilayani, kini ia harus melakukan semuanya sendirian dan itu cukup membuat dirinya dilanda kesulitan karena ia benar-benar tak pernah melakukan apa-apa sendiri.
Ia juga kerap kali merindukan ayah dan adik-adiknya, kalau diingat-ingat, sudah lama sekali sejak ia tak lagi menginjakkan kaki di Korea. Sejak putranya lahir, ia tak pernah lagi mengunjungi Korea. Alasannya adalah karena ia takut privasi putranya tersebar, apalagi kalau sampai wajahnya tersebar, itu mimpi buruk untuk Yerim. Ia ingin menciptakan kehidupan yang tenang dan aman untuk Ian, ia tak ingin Ian dikenal publik, ia ingin Ian seperti anak-anak dengan kehidupan normal lainnya supaya Ian bisa hidup dengan nyaman. Syukurnya, ayahnya mau mengerti, jadi ayah dan adik-adiknya sering mengunjunginya saat ia di New Zaeland dulu hingga kini ia pindah ke Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Фанфик{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...