2

588 130 18
                                    

Ini adalah hari pertama Yerim terbangun di kediaman Jeon, cukup mengejutkan bagi seorang Yerim yang 25 tahun tak pernah menginap di rumah orang lain, nyatanya ia cukup nyenyak tidur di ranjang dan kamar yang bukan miliknya pribadi. Ketika Yerim membuka mata, gadis itu langsung beranjak dari ranjang untuk membereskan tempat tidur sebelum meraih setelan di dalam lemari, dimana bajunya telah ia tata dengan rapi di lemari berwarna cokelat itu.

Ini sudah pukul 6 pagi, dimana memang itu adalah jam dimana setiap paginya Yerim membuka mata. Sudah jadi keharusan bagi putri sulung keluarga Kim untuk bangun sebelum pukul 7 pagi. Setelah memilih setelan yang akan ia kenakan untuk hari ini, dimana Yerim sudah mulai beraktifitas di peternakan milik keluarga Jeon, Yerim lantas pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

Karena keluarga Jeon tak punya kamar mandi di dalam setiap kamar, Yerim jadi harus repot-repot keluar kamar tiap kali ingin menggunakan kamar mandi. Yerim menghentikan langkahnya di depan pintu kamar mandi ketika gemericik air dari pancuran shower terdengar, membuat Yerim mengernyit karena menebak dalam otak siapakah yang menggunakan kamar mandi lantas atas. Bukannya tuan dan nyonya Jeon menggunakan kamar mandi lantai bawah? Apa mungkin yang ada di dalam kamar mandi adalah Jeon Jungkook? Apa kamar pria itu juga ada di lantai atas seperti Yerim?

Gadis itu tak mau terlalu terhanyut dalam pertanyaan-pertanyaan yang mengusik kepalanya, maka Yerim melangkahkan kakinya untuk membuka pintu balkon lantai atas rumah ini, seketika Yerim memejam setelah udara dingin menyapa kulitnya yang terbalut piyama satin.

Cukup menyenangkan bagi Yerim untuk berkenalan dengan udara pagi kota Busan, pasalnya udara disini sejuk sekali dan masih bersih, berbeda dengan udara kota Seoul yang sudah banyak tercemar oleh polusi udara. Salju masih turun lebat hari ini, membuat udara terasa jadi makin dingin saja sampai Yerim bergetar, namun hal itu tak membuat Yerim masuk kembali ke dalam rumah, gadis itu malah melangkahkan kaki telanjangnya pada lantai balkon yang bak membeku oleh dinginnya udara.

Yerim baru saja akan menyentuh pagar balkon ketika suara seseorang membuat ia reflek membalik tubuh, mendapati sosok Jeon Jungkook di dekat pintu balkon sembari berselimutkan handuk, "Sedang apa disana? Udaranya sedang dingin, cepat masuk! Kau bisa membuat dirimu sendiri sakit," Begitu omelnya sebelum berlalu entah kemana.

Sedang Yerim sendiri mengerdikkan bahunya, tak mau terlalu mendengarkan perkataan Jungkook karena menikmati sedikit udara musim dingin Busan tak akan membuatnya jatuh sakit. Gadis itu menyunggingkan senyuman lebar walau bibirnya telah kering dan bergetar, Yerim menatap ke halaman bawah melalui balkon, mendapati pepohonan, dedaunan, dan rerumputan yang terlihat tertutupi oleh salju.

Luar biasa, Yerim suka sekali pemandangan asri disini!

Setelah merasa bahwa tak lama tubuhnya akan membeku bak patung es, Yerim mengakhiri sesi berkenalannya dengan udara pagi musim dingin kota Busan dan berlari memasuki rumah sembari menutup pintu balkon. Hah, seharusnya ia mendengar ucapan Jungkook karena nyatanya ia kini merasa buruk karena udara dingin.

Tak mau terlalu lama merasakan hawa dingin, Yerim segera masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh dirinya sendiri dengan air hangat yang keluar dari shower kamar mandi. Setidaknya air hangat itu benar-benar bisa membuat dirinya tak lagi merasakan dingin.

"Selamat pagi, ibu!" Itu adalah kalimat yang Yerim keluarkan untuk menyapa Jinae, wanita paruh baya itu terlihat begitu sibuk di dapur dengan segala macam alat memasaknya.

Jinae menoleh sekilas pada Yerim dan menyunggingkan senyum hangat, "Pagi, nak! Duduklah di kursi meja makan dan ambil makanan pembukamu, garlic bread yang baru saja matang dari oven! Cukup bisa membuatmu hangat di tengah udara dingin yang mengungkung desa Samjinae!"

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang