26

339 77 29
                                    

Siang ini, setelah Jungkook pergi, Yerim beranjak dari kamarnya untuk ke ruang televisi dimana tuan dan nyonya Jeon berada. Sambil berbincang kecil ketiganya menonton televisi yang menayangkan sebuah tayangan berita luar negeri, Yerim tak cukup tertarik akan hal itu, malah lebih tertarik dengan cerita Jinae mengenai pasar buah dan sayur yang akan diadakan dadakan selama 2 hari kedepan. Pasar buah dan sayur itu diadakan akibat panen warga yang syukurnya begitu melimpah bulan ini, membuat mereka semua bisa memasarkan sisa panen yang tidak dikirim kepada pemasok.

"Ibu berencana pergi kesana?" Tanya Yerim antusias.

Jinae mengangguk, "Ya, ibu akan pergi dengan beberapa teman ibu! Mungkin nanti atau besok."

"Ajak Yerim, sayang! Mungkin dia juga ingin pergi ke pasar dadakan," Sahut Dae Ho, seakan mengerti isi hati Yerim yang tertarik untuk melihat pasar dadakan tersebut sejak pertama kali Jinae memulai cerita tadi.

Jinae berdecak, memukul telapak tangan suaminya, "Terlalu bahaya kalau mengajak Yerim ke tempat ramai begitu! Apalagi tidak ada Jungkook yang menjaga."

Yerim langsung melemaskan bahunya dengan bibir mengerucut sedih, "Ibu, tak akan ada yang mengenaliku! Aku bisa memakai topi dan masker. Tak akan ada yang mengenaliku."

Hingga 15 menit kemudian, Jinae baru menyetujui keinginan Yerim untuk ikut serta ke pasar buah dan sayur. Tentunya Yerim sempat bernegosiasi dengan alot dulu sebelum Jinae setuju, tentunya dibantu oleh Jeon Dae Ho juga.

Saat Yerim sedang merapihkan sedikit lemarinya yang berantakan akibat mencari hoodie Jungkook yang tak sengaja masuk ke dalam lemarinya, Jinae memasuki kamarnya dan berkata, "Nak, ternyata kita akan pergi ke pasar hari ini! Karena kalau di hari pertama pasar buka memang sayur dan buahnya lebih segar dan banyak macamnya."

Yerim langsung tersenyum lebar, antusias sekali, "Jam berapa, Bu?"

"Nanti sore, pukul 4, ya?"

Yerim langsung menatap jam dinding di kamarnya, kurang 2 jam lagi hingga pukul 4 sore datang. Maka, Yerim mengangguk, "Aku mengerti, Bu!"

"Jangan lupakan topi dan maskermu, nak! Kalau bisa pakai kacamata hitam juga," Pesannya sebelum keluar dari kamar Yerim, meninggalkan Yerim yang langsung memilih pakaian untuk ia kenakan ke pasar nanti.

Gadis itu agak bingung, pakaian apakah yang harus ia kenakan untuk pergi ke pasar? Haruskah ia memakai dress? Atau casual saja?

Ah, ia harap ada Jungkook disini yang bisa membantunya memilih pakaian.

Pada akhirnya, setelah membersihkan diri, Yerim memutuskan untuk memakai rok panjang bermotif floral dengan warna broken white serta sweater rajut buatan tangan terbaik yang ia dapatkan dari acara lelang untuk amal, harganya tentu tidak murah dan melampaui pikiran kalian.

Yerim mengenakan bucket hat yang dibelikan Jungkook beberapa waktu lalu, kemudian juga memakai masker putihnya, tak lupa ia juga membawa kacamata hitam yang ia gantungkan pada leher sweater-nya. Saat jam menunjukkan pukul 4 pas, Yerim menuruni anak tangga menuju ruang tamu, mendapati Jinae yang rupanya juga sudah siap untuk pergi ke pasar.

"Ibu, aku sudah siap!" Seru Yerim senang, mengundang Dae Ho yang menatap televisi jadi menatap Yerim.

"Kau kelihatan senang sekali," Komentar Dae Ho yang membuat Yerim tersenyum malu.

"Ini akan jadi pertama kalinya aku ke pasar buah dan sayur, juga akan jadi pertama kalinya bagiku pergi berdua bersama ibu!"

Jinae yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum haru, kalian masih ingat bukan kalau Jinae menyayangi Yerim bak putrinya sendiri?

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang