11

517 112 56
                                    

"Jungkook, Ya Tuhan! Kukira kau sudah kembali ke kamarmu semalam? Bagaimana kalau ayah dan ibu lihat--"

Sudah seperti menyelundupkan barang curian, Yerim langsung berjingkat dari tidurnya saat mendapati Jungkook masih tertidur dengan pulas disebelahnya, padahal matahari sudah menyapa bumi. Seharusnya Jungkook sudah pindah sejak langit masih gelap setelah keduanya memutuskan tidur bersama semalam, kira-kira itulah kesepakatan yang diucapkan Jungkook agar keduanya tak tertangkap basah oleh Dae Ho atau Jinae.

Tapi lihat ini, Jungkook malah masih mendengkur di atas ranjangnya, membuat Yerim panik bukan main.

"Jangan berisik!"

Bersamaan dengan kedua bola matanya yang membesar karena tanggapan Jungkook terdengar begitu santai dan menyepelekan, Yerim berdecak sambil menepuk pelan pipi Jungkook agar pria itu membuka mata dan segera beranjak dari kamarnya.

"Bangun! Aku tidak mau membuat masalah, ya!" Katanya, ingin sekali berteriak pada Jungkook agar pria itu membuka mata dan sadar, tapi Yerim tahu kalau itu hanya akan membuat semuanya makin runyam, jadi Yerim masih terus berusaha menepuk pelan pipi Jungkook.

Jungkook akhirnya membuka mata dan menghela napas jengah, menahan tangan Yerim yang sejak tadi menepuk pipinya, "Apa yang kau takutkan, Kim? Ayah dan ibu sedang pergi mengunjungi kerabat di luar kota!"

Baiklah, tak seharusnya Yerim bernapas lega setelah melakukan perbuatan dosa bersama Jungkook, tapi itulah kenyataannya, ia menghela napas lega! Setidaknya ia tahu kalau mereka tak akan tertangkap basah oleh tuan dan nyonya Jeon, "Seharusnya kau mengatakannya dari tadi, ya Tuhan! Aku sudah panik bukan main."

"Aku sudah pindah ke kamarku pukul 5 pagi tadi, tapi tiba-tiba aku mendengar keributan di bawah dan aku turun. Ayah menceritakan kalau kerabatnya meninggal dunia dan mereka harus pergi ke luar kota untuk menghadiri pemakamannya. Aku kembali lagi ke kamarmu setelah mereka pergi dan begitulah ceritanya!" Jelas Jungkook panjang lebar, meletakkan tangannya pada dahi berniat untuk tidur kembali setelah acara tidurnya diganggu oleh Yerim.

Yerim menggelung rambutnya, gadis itu hendak membersihkan diri mengingat ini sudah pukul 8 pagi, "Kerabat ayah meninggal?"

"Istri kerabatnya yang meninggal."

"Ah, begitu!"

Merasakan bahwa ranjang Yerim bergerak membuat Jungkook cepat-cepat menarik tangannya dari dahi dan membuka mata, mencengkal tangan Yerim saat tahu gadis itu hendak beranjak dari ranjang, "Mau kemana?"

"Mandi, Jeon! Sudah pukul 8," Jawab Yerim.

"Jangan mandi, disini saja! Kita habiskan waktu seharian di ranjang, bagaimana?" Kerling Jungkook dengan nakal.

Yerim memutar bola mata, "Tidak mau!"

"Ayolah, Kim! Mumpung ayah dan ibu pergi, kalau mereka ada di rumah kita tidak bisa sesantai ini di kamar berdua."

Yerim diam, sejujurnya ia merasa canggung kalau harus berada satu ranjang dengan Jungkook dalam keadaan sadar.

Ya Tuhan, kalian jangan salah paham! Keduanya tak melakukan apapun semalam selain tidur di satu ranjang yang sama, sungguhan hanya tidur, tak ada aktivitas lainnya. Dengan sedikit bermesraan sih.

Melihat keterdiaman Yerim membuat Jungkook mendudukkan diri diatas ranjang dan langsung menarik tubuh gadis itu untuk kembali berbaring diatas ranjang, "Apa sulitnya kembali tidur diatas ranjang, sih?" Tanya Jungkook sambil menidurkan dirinya sendiri di samping Yerim.

Yerim hanya menghela napas, tahu bahwa ia tak bisa menyangkal permintaan Jungkook. Lagipula sejujurnya ia juga ingin terus satu ranjang dengan Jungkook begini, rasanya nyaman dan menggelikan.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang