35

449 76 65
                                    

Cahaya yang masuk dengan tamaknya ke dalam kamar membuat gadis yang tengah meringkuk di atas ranjang itu menggeliat sebelum mengerang cukup keras, merasa bahwa tidurnya telah terganggu. Minuman keras berupa beer dan white wine yang ditenggaknya semalam nampaknya masih membuat gadis bersurai hitam legam itu enggan untuk membuka mata karena kepalanya begitu pening.

"Ya Tuhan, kau menghabiskan semua minuman ini, kak?" Suara melengking lantas menyambut telinganya, membuatnya makin menggerang.

Bukan pagi seperti ini yang ia harapkan untuk datang setelah menghabiskan semalaman suntuk meminum beer dan wine.

"Lihatlah botol-botol ini, ya Tuhan!"

"Diamlah, Kim Yoorim!"

Manusia yang dipanggil sebagai Yoorim itu berdecak sebelum berkacak pinggang, secara bergantian mengamati sang kakak yang tampak kacau diatas ranjang dan botol-botol minuman keras di lantai, "Kau menghabiskan lima botol sendirian, Kim Yerim Oxley! Padahal kau jarang minum beer atau wine sebelumnya. Aku tahu kau kacau, tapi--"

"Kau tahu aku kacau, 'kan? Ya, benar aku sedang kacau saat ini, jadi tolong tinggalkan aku sendiri dan tutup kembali tirainya!" Seru Yerim dengan keras pada sang adik.

"Ayah ingin menemuimu," Kata Yoorim.

Yerim berdecak kecil, malas menanggapi, "Masih belum ingin menemui ayah."

"Mau sampai kapan kau memberontak dan pergi dari rumah seperti ini? Segera lah pulang!" Yoorim bertanya sambil duduk di pinggiran ranjang Yerim.

"Aku tak akan pulang dan akan terus memberontak pada ayah sampai ayah setuju untuk membatalkan rencana pernikahanku dengan putra bungsu Lee-Adams itu!" Jawabnya tanpa ragu.

Yoorim menghela napas, "Ayah tak akan merubah keputusannya, kau tahu itu, kak!"

"Dia harus merubah keputusannya."

"Lagipula kenapa kau menolak perjodohan antara kau dengan pria bernama Noah itu? Dia tampan, hot, dan kaya tentu saja. Kalian sama-sama single, kau juga tak punya kekasih dan tak ada pria yang kau sukai saat ini. Kenapa tak dicoba dulu saja?"

Ah, sial, Yerim lupa kalau ia belum menceritakan hubungannya dengan putra bungsu keluarga Jeon-Richard pada Kim Yoorim.

"Sudahlah, kau tak akan mengerti! Lebih baik sekarang kau keluar dan beri aku waktu sendirian, lagipula kenapa juga kau datang ke Jeju?" Kesal Yerim.

Yoorim langsung melayangkan pukulan pada lengan Yerim, "Aku jauh-jauh datang dari Seoul ke Jeju hanya untuk melihat keadaanmu, bodoh! Sudah, berhenti memberontak pada ayah, kak! Lagipula kau sudah terlalu lama disini, sudah dua bulan! Jangan sampai membuat ayah semakin murka."

"Jangan berlebihan, masih satu setengah bulan!" Koreksi Yerim.

Yoorim memutar bola matanya malas, "Hampir dua bulan, maksudku!" Katanya cepat, "Kalau semakin lama kau memberontak, ayah bisa semakin marah!" Lanjut Yoorim.

Yerim tak bisa menyalahkan Yoorim yang untuk saat ini seakan-akan berada di kubu ayahnya, ia belum menceritakan semuanya pada Yoorim yang baru saja kembali dari penebusan dosa sama sepertinya. Ia masih malas, lebih tepatnya masih belum ingin bercerita.

"Kembalilah ke Seoul sana, Yoorim! Ya Tuhan, kepalaku pening sekali mendengarkanmu mengoceh sejak tadi," Katanya sambil menutup kedua telinga.

"Sialan, Kim Yerim!"

"Sebelum kembali ke Seoul, buatkan aku sup penghilang pengar dulu. Kepalaku pusing sekali!" Pinta Yerim ketika Yoorim bangkit dari ranjangnya.

"Siapa suruh meminum minuman keras sebanyak itu? Dan sejak kapan kau meminum minuman keras? Seingatku kau tak suka dan tak mau," Celoteh Yoorim sambil melangkah menuju pintu kamar.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang