Kaget, bingung, dan tidak percaya.
Semua perasaan telah dirasakan oleh Kim Namjoon sejak 3 hari yang lalu, hari dimana Jungkook membenarkan pertanyaannya mengenai apakah pria itu berkencan dengan Yerim. Namjoon tak percaya saja kalau Jungkook bisa terlibat cinta lokasi dengan putri konglomerat nomer 2 di Korea Selatan dan nomor 15 di dunia.
Saking tak percayanya, Namjoon sampai berulang kali memberi tanya pada istrinya, "Jungkook sungguhan berkencan dengan Yerim?"
Dan jawaban Mia selalu membuat Namjoon makin tidak percaya, "Iya," Jawab Mia tiap Namjoon bertanya mengenai kebenaran antara hubungan Jungkook dan Yerim.
Kalimat, "Aku tak bisa mempercayai ini," Selalu terngiang di kepala Namjoon jikalau berpikir soal hubungan antara Jungkook dan Yerim. Selain bingung dan tak percaya, Namjoon juga merasa marah pada dirinya sendiri, juga kecewa akan keadaan. Namjoon jelas tahu kalau ada tembok besar yang menghalangi hubungan keduanya.
"Sudah pulang? Bagaimana dengan klien tadi? Setuju untuk bekerja sama?"
Baru saja sampai halaman rumah, Namjoon dan Jungkook sudah dihujami pertanyaan oleh Mia.
Namjoon mengangguk kecil, "Lancar dan klien-nya langsung menyetujui untuk bekerja sama dengan kita!"
"Syukurlah, ayo duduk dulu! Aku sudah menyiapkan teh hangat untuk kalian," Ajak Mia, membawa dirinya untuk duduk di meja kecil yang ada di halaman rumah, disusul oleh Namjoon dan Jungkook yang mengekori.
"Dimana Yerim?" Tanya Jungkook pada Mia ketika wanita itu menuangkan teh di cangkirnya.
"Ada di belakang, sedang bermain gelembung bersama Jake! Tolong jangan di larang, kau tak perlu cemburu berlebihan, Yerim hanya menganggap Jake seperti adiknya saja. Lagipula kini Jake sudah tahu kalau kau berkencan dengan Yerim, Jake tak akan punya niatan untuk merebut Yerim darimu," Jelas Mia, menjelaskan panjang lebar pada Jungkook agar sedikit mengurangi kekhawatiran dan kecemburuan pria itu.
Jungkook menghela napasnya, "Maaf, aku terlalu cemburu dan posesif!"
Mia mengulas senyuman, berganti untuk mengisi teh pada cangkir kosong milik Namjoon, "Aku mengerti, sifatmu memang begitu! Hanya saja tolong jangan sampai keterlaluan. Ada filosofi yang mengatakan, semakin erat digenggam akan semakin cepat hilang, seperti pasir. Cinta juga bisa seperti itu, Jung! Kalau kau menggenggamnya terlalu erat, cintamu bisa hilang. Tidak ada manusia satu pun di muka bumi ini yang suka dikekang!"
"Seharusnya kau tahu kalau Yerim itu memang memiliki sifat friendly yang suka berteman sana sini, Jung! Kalau kau tak lupa, ia pernah mengatakan pada kita kalau dirinya tidak bisa mengeluarkan sifat friendly itu di Seoul karena ia tak boleh sembarangan untuk dekat dengan manusia oleh ayahnya, dia hanya bisa menjadi dirinya sendiri disini, di Busan, bersama kita. Kau juga bisa lihat sendiri betapa senang dan cepatnya gadis itu membuat hubungan pertemanan baru dengan orang sekitar kita, seharusnya kau tak menahan Yerim untuk berteman dengan siapapun, terutama lawan jenis. Kalau kau melarang Yerim bergaul dengan banyak orang, maka kau tak ada bedanya dengan tuan Kim."
Mia tertawa canggung, "Maaf kalau aku terkesan mengajari dan mengaturmu, aku hanya ingin sedikit memberi peringatan juga wejangan padamu. Sekali lagi kuingatkan, kalau segala sesuatu yang digenggam terlalu erat bisa lepas dengan mudah kapan saja!"
Bukannya Mia muak dengan Jungkook yang selalu cemburu dan posesif, wanita itu hanya merasa kasihan pada Yerim yang selalu merasa dikekang oleh Jungkook. Bahkan Yerim juga kerap kali bercerita padanya bahwa ia agak takut untuk berteman dengan lawan jenis karena Jungkook selalu cemburu dan melarangnya untuk berdekatan dengan lawan jenis.
"Aku mengerti, Mia. Maafkan aku kalau selama ini membuat kalian tidak nyaman dengan perasaanku yang penuh kecemburuan dan posesif," Kata Jungkook pelan dengan nada penuh penyesalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfiction{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...