"Kim!"
"Ya! Sebentar."
Mendengar panggilan serta ketukan pintu yang Jungkook ciptakan dari depan kamarnya membuat Yerim yang baru beberapa menit membuka mata itu untuk buru-buru beranjak dari ranjang dan berlari kecil untuk membuka pintu. Detik dimana ia membuka pintu kamar, Yerim mendapati sosok Jungkook yang kelihatan sudah rapi dengan pakaian formal membalut tubuhnya.
"A-Aku akan bersiap setelah ini," Kata Yerim pelan.
"Kau baru bangun?"
Yerim terdiam selama beberapa detik menatap kaki jenjang Jungkook yang dibalut celana kain berwarna hitam, rupanya gadis itu tengah merasa malu ketika hendak menjawab jujur karena pada kenyataannya ia memang baru membuka matanya alias baru saja bangun tidur, "Iya," Cicitnya malu.
"Bagus, tidur saja lagi! Kita tak akan ke peternakan hari ini. Aku harus pergi ke luar kota untuk menemani temanku yang ada urusan disana," Ujar pria itu sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana.
Yerim mengernyit, "Ke luar kota?"
Jungkook hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan retoris Yerim.
"Kau akan lama? Maksudku, kau menginap di luar kota?"
Jungkook menggeleng, "Tidak. Aku pulang nanti malam! Luar kotanya tidak jauh, hanya ditempuh 3 jam dari Busan."
"Ah, begitu!"
"Tidurlah lagi, aku pulang nanti malam. Mau kubawakan oleh-oleh?" Titah Jungkook sekaligus bertanya.
"Boleh."
Jungkook mengulas senyuman dan melarikan tangannya untuk menyentuh kepala Yerim, menepuk lembut beberapa kali, "Jangan merindukanku, aku akan pulang!" Katanya dengan nada jenaka sebelum berlalu meninggalkan Yerim yang sudah mengangkat kakinya sebagai gesture bak menendang bokong pria itu.
Menyebalkan sekali!
Tapi jujur, kalau Jungkook pergi, rasanya Yerim selalu sedih. Ia tak suka mengetahui fakta bahwa Jungkook meninggalkannya, karena kalau Jungkook pergi tanpa membawanya, itu artinya ia harus bersiap untuk bergelung dengan rasa bosan seharian.
Tak pergi ke peternakan, tak pergi kemana pun, dan tak melakukan apapun.
Sambil menutup pintu, Yerim menghela nafas sedih. Jadi, apa yang harus ia lakukan seharian ini untuk membunuh rasa bosan? Ia baru ingat pula kalau stok buku yang belum ia baca sudah habis.
Wah, seharusnya ia mengajak Jungkook pergi ke toko buku sepulang dari bertemu klien di restoran Chinese beberapa hari yang lalu. Ia jadi menyesal karena mengedepankan rasa kesal, seharusnya ia menerima tawaran Jungkook dan mengajak pria itu ke toko buku mengingat saat itu mereka sedang berada di tengah kota Busan.
Berbaring terlentang sembari menatap langit-langit kamar, Yerim jadi berpikir kembali tentang kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Haruskah ia menonton televisi saja atau berdiam diri di kamar? Ya Tuhan, sepertinya opsi kedua sangat buruk karena Yerim tak suka dilanda kebosanan, kalau ia berdiam diri di kamar, itu tandanya ia harus siap untuk bersahabat dengan rasa bosan.
Yerim berdecak, "Otakku rasanya mati dan tak mau dibuat berpikir. Lagipula aku tak tahu harus berpikir kegiatan apalagi yang bisa kugunakan untuk menghilangkan rasa bosan!" Gerutu gadis itu kesal, membalik tubuhnya ke arah jendela kamar yang menunjukkan suasana luar rumah.
Cuaca hari ini tak terlalu bagus, tak ada lagi matahari karena musim dingin masih menduduki bumi. Padahal Yerim sudah tak sabar menunggu musim semi tiba, membayangkan menikmati musim semi di Busan membuat Yerim jadi senyum-senyum sendiri. Sepertinya akan sangat menyenangkan mengingat disini banyak sekali tanaman dan bunga, pasti indah sekali kalau musim semi tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfiction{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...