Kala itu, Yerim sedang memasukkan seluruh barangnya ke dalam tas sesaat setelah kelas kursus memanahnya selesai, ia berdiri di depan lokernya sambil memasukkan botol minum ke dalam tas ketika Baek Jenna menghampirinya sambil menepuk pundaknya, "Kim Yerim!"
Yerim menoleh sejenak sebelum kembali melanjutkan memasukkan barangnya ke dalam tas, "Ya? Kelas kursusmu sudah selesai?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Yerim, Jenna malah memberikan sebuah amplop besar berwarna cokelat kepada Yerim, membuat gadis bermarga Kim itu terpaku sejenak, "Apa?" Tanya Yerim bingung dengan kernyitan.
"Aku sudah dapat orangnya!" Kata Jenna sedikit berbisik.
Yerim langsung melepaskan tangannya dari tas dan kedua bola matanya sontak melebar mendengar pernyataan Jenna barusan, secepat kilat ia merampas amplop itu dari tangan Jenna dan berseru, "Kau sungguh sudah dapat orangnya?"
Jenna berdecak, "Ssstt! Jangan berisik, bagaimana kalau semisal ada yang dengar? Bisa bahaya!" Kesal Jenna sembari melihat sekeliling, memang hanya ada mereka berdua saja di area loker ini, tapi jaga-jaga saja takut ada orang lain yang tiba-tiba mendengar.
Yerim langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, bukannya ingin membungkam mulutnya dari mengeluarkan suara keras, tapi ia membungkam mulutnya sendiri karena ia tak percaya kalau Jenna bisa mendapatkan 'orang' secepat ini untuknya.
"Profil orang yang akan bekerja denganmu ada di amplop itu, jaga amplopnya dengan baik dan jangan sampai orang lain tahu! Kalau kita ketahuan, kita bisa dalam bahaya, ibaratnya kita ini sedang bermain api dengan ayahmu, Kim!" Kata Jenna cepat.
Yerim mengangguk cepat dengan wajah sumringah, tanda bahwa dirinya antusias, "Okay, okay! Aku mengerti, Jen!"
Jenna menghela napasnya kecil sebelum menepuk kecil pundak Yerim, "Aku tak bisa membantu banyak, tapi kuharap orangku bisa membantumu mendapatkan berita tentang Jungkook!"
Yerim menggeleng, "Jen, kau tidak tahu sudah sebesar apa bantuanmu berarti untukku! Sungguh, terima kasih banyak, Jen!"
"Itu bukan apa-apa! Sudahlah, aku pergi duluan, ada kelas berenang setelah ini," Ujar Jenna, menggantung tali tasnya pada salah satu pundak, "Sampai jumpa lusa di kursus etiquette, Oxley!" Pamitnya melambaikan tangan, meninggalkan Yerim yang masih terdiam di tempat sambil memegang amplop cokelat pemberian Jenna.
Tanpa menunggu lama, Yerim langsung membuka amplop besar itu di dalam lokernya dan membaca profil orang suruhannya dari Jenna yang kelak akan jadi mata-mata Jungkook. Ya, benar, Yerim memutuskan untuk menyewa orang yang mampu memata-matai Jungkook karena gadis itu hampir frustasi karena tidak pernah mendapatkan kabar Jungkook atau foto terbaru pria itu. Yerim rindu!
Ini juga jadi salah satu upayanya memperjuangkan hubungannya dengan Jungkook. Ia ingin berjuang dengan hasil yang memuaskan, walau itu harus melawan ayahnya sekali pun.
Karena itulah saat ini, di hari dan minggu yang berbeda, ia menemukan sebuah amplop cokelat lain di dalam lokernya. Memang ia dan orang suruhannya sepakat untuk berkomunikasi melalui surat yang akan diletakkan pada loker tempat dimana ia kursus memanah. Itulah kenapa ia jadi sering sekali mengikuti kursus memanah akhir-akhir ini, kira-kira bisa dua hingga tiga kali ia mengikuti kursus memanah dalam seminggu, padahal memanah tak semenarik itu untuknya.
Yerim memasukkan amplop itu ke dalam tasnya dan menumpuknya dengan pakaian ganti yang memang selalu ia bawa walau ia jarang mengganti pakaian olahraganya dengan pakaian casual, karena biasanya seusai kursus ia akan langsung pulang ke rumah, jadi tak perlu mengganti pakaian. Ia membawa pakaian ganti hanya untuk jaga-jaga saja sebenarnya, tapi akhir-akhir ini pakaian ganti itu sangatlah berguna untuk menyembunyikan setiap amplop cokelat yang diberikan orang suruhannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Fanfiction{𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐘𝐞𝐫𝐢} 𝑭𝒐𝒓𝒆𝒍𝒔𝒌𝒆𝒕 (𝒏.) 𝑻𝒉𝒆 𝒆𝒖𝒑𝒉𝒐𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒐𝒖 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒆𝒏𝒄𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆 . . Setelah membuat salah satu rahasia keluarga Kim ter...