23

305 83 23
                                    

Musim panas semakin membakar kota Busan akhir-akhir ini, bahkan suhunya bisa naik ke 30° celcius kalau sedang panas-panasnya. Hal itu tentunya membuat seluruh manusia yang ada di Busan merasa kepanasan, apalagi musim dingin baru saja tiba, tubuh mereka seakan-akan diberi cobaan yang amat berat dari beradaptasi ke suhu rendah lalu suhu tinggi. Musim dingin kemarin juga suhunya bukan main, bisa mencapai - derajat.

Nah, musim panas kali ini agak berbeda bagi seorang Kim Yerim yang biasanya selalu punya tempat ternyaman untuk berlindung dikala musim panas lumayan terik, kali ini  gadis itu harus beradaptasi dengan lingkungan yang sudah beberapa bulan ia tinggali. Sering kali Yerim merasa kepanasan bukan main kalau suhu sedang tinggi-tingginya, sampai rasanya selalu ingin berendam di air dingin setiap detik. Seperti pagi ini saja, Yerim sudah membawa sewadah ice cream di tangannya karena udara yang memang sudah panas walau langit masih cerah.

Tentunya itu membuat Jungkook yang melihat Yerim jadi merasa heran, bagaimana bisa sudah makan ice cream padahal masih pagi?

"Kim, ini masih pagi dan kau sudah membawa sewadah ice cream besar itu di pelukanmu?" Tanya Jungkook.

Yerim meringis, "Udaranya panas sekali padahal masih pagi, aku butuh yang segar-segar!"

"Udaranya memang panas sekali akhir-akhir ini, tak memandang pagi ataupun malam!" Komentar Jinae ikut menimpali, "Tolong stok ice cream yang banyak, Jung! Bukan hanya Yerim yang butuh ice cream saat cuaca sedang terik, tapi ibu juga," Lanjut Jinae.

Sedang yang diajak bicara hanya mengangguk, kemudian menyesap kopinya sambil menatap Yerim yang melahap ice cream dengan sendok, lahap sekali sampai Jungkook bertanya-tanya, apa giginya tidak ngilu?

"Hati-hati, nanti bisa sakit kalau pagi-pagi sudah makan ice cream!" Peringat Jungkook kala Jinae berlalu menuju dapur.

Yerim hanya mengangguk saja, tak mau terlalu peduli, jujur saja. Ia tak lagi memikirkan akan sakit atau apa jika makan ice cream di pagi hari, ia hanya butuh sesuatu yang menyegarkan tubuhnya, "Kau mau?" Tawarnya pada Jungkook.

Jungkook menggeleng, "Tidak," Jawabnya singkat, lalu menegak kopinya hingga tandas sebelum meraih ponselnya dan berkata, "Naik, Kim! Kutunggu di kamarmu!" Katanya, lalu beranjak dari meja makan untuk menaiki anak tangga menuju ke kamar sang kekasih.

Sedang Yerim berdehem kecil sembari melihat keadaan sekitar, ada Dae Ho yang sedang membaca koran di ruang tamu dan Jinae yang mencuci piring di dapur. Walaupun ia sudah cukup lama berkencan dengan Jungkook, tapi terkadang ia masih khawatir dan takut kalau hendak bertemu diam-diam dengan Jungkook di rumah.

"Ibu, apa ada yang bisa Yerim bantu?" Tanya Yerim, menghampiri Jinae di dapur.

Sebenarnya Yerim sudah tahu jawaban apa yang akan Jinae lontarkan, karena Jinae ini selalu menolak kalau Yerim mengulurkan bantuan. Ia hanya berbasa-basi!

"Tidak, nak! Kau mau ke kamar?"

Yerim mengangguk dengan senyuman kecil, "Yerim ingin melanjutkan membaca buku bisnis yang waktu itu dibelikan ayah dan ibu!"

Jinae mengulas senyuman lebar, "Naiklah! Nikmati waktumu dengan baik, kalau mau jalan-jalan di sekitar sini juga boleh, ajak saja Jungkook. Intinya, nikmati saja musim panasmu disini, tapi jangan terlalu jauh kalau pergi karena kalau musim panas begini, banyak wisatawan yang datang ke desa Samjinae!"

"Yerim mengerti, Bu!"

Setelah mendapatkan izin dan pamit dari Jinae, Yerim langsung pergi ke kamarnya, tak lupa dengan sewadah ice cream yang setia ada di pelukannya. Ia akan menghabiskan sewadah ini sendirian, tak peduli apapun.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang