“Siapa yang kalian bilang wanita licik?” tanya seseorang.
Fanya dan Erwin berpandangan.
“Siapa?” tanya Erwin tanpa suara.Keduanya menoleh ke belakang. Mengernyit bingung melihat sosok tak pernah ada sebelumnya.
“Kamu siapa?”
°•°
Ridho mendekat dan duduk di samping Erwin. “Gue Ridho. Sepupu Adrian.”
Fanya dan Erwin kemudian mengangguk menanggapi ucapan Ridho.
“Kalau boleh tahu, tadi kalian bahas wanita licik, bukan? Dia ... siapa?”
Erwin menyentuh tangan Fanya ketika gadis itu hendak buka suara.
Ridho tahu, dia menyahut, “Santai, Bro. Gue nggak di pihak Adrian. Gue percaya sama Fay, dan gue juga yang bawa dia pergi.”
“Benarkah?” Raut wajah Fanya seketika berseri.
“Boleh aku mengunjungi?”
“Dengan syarat. Beritahu aku siapa wanita licik yang dimaksud. Apa dia ada kaitannya dengan masalah ini?”
°•°
Adrian beranjak sepeninggal Angeline. Sampai di ambang pintu masuk, dia mengernyit melihat lelaki berjas yang duduk di tengah-tengah Ridho dan Fanya.
“Ah, lelaki brengsek itu. Sedang apa di sini?”
Adrian mendekat. “Sedang apa di sini?” Adrian menatap sinis Erwin yang duduk dengan tenang.
“Sekarang dengan Fanya, ya. Dulu dengan Mbak Diana putus karena mengaku cinta dengan Fay. Sekarang-“
“Cukup!”
“Kamu lelaki bejat!”
Jelas Adrian tidak terima. Seolah meminta penjelasan, matanya berkilat marah menatap Fanya.
“Kamu nikahi Fay buat apa kalau nggak bisa jaga perasaannya, hah! Aku nggak habis pikir, seorang Adrian yang cerdas bisa tertipu segampang ini.”
“Pak, mungkin kita ungkap sekarang.”
Adrian mengernyit. “Apa yang perlu diungkap? Saya tidak mempunyai urusan dengan dia!”
Ridho menurunkan telunjuk Adrian yang menghadap ke Erwin. Mengajaknya duduk dan mengelus punggung kokohnya.
“Boleh gantian saya yang bicara?”
Mulut Erwin kembali terkatup. Sarah datang dengan membawa minuman. “Wah, ramai juga.”
“Sepertinya kalian sedang membahas sesuatu yang menegangkan dan menguras emosi. Apa ini tentang film action terbaru?”
“Tante, bisakah tidak ikut campur urusan anak muda?”
Sarah mencibir. Ridho memang menjengkelkan. Usia sudah matang masih mengaku anak muda.
“Baiklah anak muda, silakan dilanjutkan.”
Sarah membawa nampan kembali setelah meletakkan minum.
“Tante, minumnya hanya dua!”
Tatapan sinis mengarah ke sisinya. Ridho bungkam.
“Ehem.” Erwin berdehem.
“Kejadian waktu Anda tertusuk, ini merupakan bagian rencana saya,” ungkap Erwin.
“Maksudnya apa? Anda melakukan ini dengan tujuan apa?!”
“Waktu itu, kami berambisi memisahkan Anda dari Fay.”
YOU ARE READING
Jodoh untuk Faynara (TAMAT-BELUM REVISI)
RomanceKesakitan yang didapat dari kedua lelaki yang pernah dipanggilnya ayah juga kematian sang ibu dua tahun lalu, membuat Gilsha Faynara membenci seorang laki-laki. Pertemuannya dengan dokter muda melalui sebuah peristiwa membuat hatinya goyah. Dengan...