15. MANTAN

1K 99 2
                                    

Setelah diantar Marcelin di depan teras dan masuk ke dalam rumah, Green melihat ibu tersenyum saat melihatnya pulang. Green memasuki ruang tamu yang sempit dan hanya ada kursi rotan yang menghiasi ruangan tersebut. Ia berusaha tersenyum saat melihat ibu menyiapkan beberapa kue atau roti buatannya yang akan dititipkan di toko-toko kue atau tempat penjaja kue di sepanjang jalan magelang setiap pagi. Kedua kakak lelakinya bertugas bergantian mengantarkan ibu saat menyetorkan kue itu ke toko makanan atau ke penjual langganan mereka habis subuh.

Malam ini tugas menjaga ayah di rumah sakit, kakak sulungnya, Blue. Sedangkan kakak keduanya, White, sedang memberi les privat matematika untuk beberapa anak sekolah dasar kelas lima tak jauh dari tempat tinggal mereka. Kakaknya memang sangat jago di bidang pendidikan sejak kecil dan selalu mendapat ranking. Tak ada kamus nilai jelak selama ia menempuh pendidikan hingga kuliah sekarang ini.

"Ibu, maaf Green telat pulang karena pekerjaan baru saja selesai malam ini, jadi tak bisa bantu membuat kue," jelas Green dengan wajah merasa bersalah.

"Nggak pa-pa. Kamu kan punya pekerjaan memang harus dikerjakan dengan baik. Tapi harus ingat, jangan sampai mengganggu kuliahmu agar bisa segera lulus tahun depan. Bisa nyusul kedua kakakmu jadi sarjana tahun ini," jawab ibu sambil tersenyum hingga matanya yang kecil makin terlihat sipit. "Oya, ada kabar gembira, besok Ayah sudah bisa pindah ke ruang biasa. Tuhan mendengar doa kita semua," lanjut ibu dengan wajah bahagia sampai Green tak bisa berkata apa-apa mendengar berita gembira itu.

Kedua mata Green yang berwarna bagus mulai berkaca-kaca dan setetes air mata jatuh ke pipinya yang halus tapi segera diusapnya karena terharu. Ia sangat bahagia mendengar kabar itu, walau usahanya mencari uang harus dibayar mahal karena terikat perjanjian dengan bosnya yang menyebalkan seperti Gavin Adhitama. Ia tak mau keluarganya tahu dan bertekat merahasiakan semua itu. Ia tak mau orang tuanya kecewa jika tahu tentang perjanjian itu.

"Oya, Ibu ingin bertemu dengan temanmu yang baik itu, Green. Ibu ingin mengucapkan terima kasih karena memberi pinjaman uang sebesar itu pada keluarga kita untuk membayar biaya di rumah sakit. Walau kita tak bisa membayar cepat hutang kita, tapi kita harus mengembalikannya nanti." Tiba-tiba terdengar suara Ibu lirih tapi membuat wajah Green langsung pucat dan gugup.

Selama ini ia tak jujur pada keluarganya tentang asal uang sebesar 150 juta itu. Ia hanya mengatakan bahwa uang tersebut adalah uang pinjaman dari temannya yang kaya raya dan baik hati dengan angsuran ringan dalam jangka watu lama.

"Anu-anu... Dia tidak ada di Indonesia sekarang. Di-dia baru kuliah di luar negeri. Dia pulangnya masih lama sekali," jawab Green gugup. "Sudahlah, Ibu tak usah pikirkan itu. Dia memberi waktu yang panjang untuk pengembalian uangnya. Jangan khawatir soal itu. Aku akan cicil hutangnya dengan cara mentransfer ke rekeningnya."

"Ibu cuma ingin kenal dengannya..," ujar ibu lirih.

"Nanti kalau dia pulang ke Indonesia, aku akan kenalkan sama Ibu," jelas Green gugup. "Ngomong-ngomong, aku mau mandi dulu dan mau langsung istirahat," sahut Green bergegas masuk ke dalam kamarnya dengan jantung berdebar. Ia khawatir keluarganya akan tahu tentang kebohongannya selama ini dan mereka pastilah akan kecewa padanya.

***

Keesokan paginya.

Green tampak bersemangat masuk ke Kafe Mix. Sebelum berangkat ia menyempatkan diri menjenguk ayahnya di rumah sakit. Ia bersyukur melihat kondisi ayahnya sudah jauh lebih baik. Wajah ayahnya masih terlihat pucat dan tirus tapi tatapannya yang lembut masih sama seperti sebelumnya. Saat beberapa teman kerjanya melihat raut wajah Green pagi itu, semua mengerutkan keningnya karena tak biasanya Green tampak berwajah cerah.

Green sedang melayani pengunjung ketika melihat sosok Gavin memasuki ruang pengunjung kafe dengan gaya diamnya seperti biasanya. Gavin berjalan begitu saja saat melewatinya, walau Green berusaha menghormatinya dengan menundukkan kepala.

DEAL WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang