54. SURPRISED

582 57 13
                                    

"Hai, apa kabar," sapa Keiza ramah sambil mengedipkan mata kirinya seakan memberi kode ke arah Green agar ia bisa memahami situasinya saat itu. Keiza seolah-olah memberitahunya agar mereka tidak terlihat akrab dan sering bertemu atau menceritakan pertemuannya dengan Gavin tanpa sepengetahuan Aryo.

Belum sempat Green menjawab, tampak Aryo mengedipkan mata memberi kode yang sama ke arah Green. Arti yang sama dengan yang dimaksudkan Keiza, agar Green bersikap seolah mereka tak pernah bertemu sebelumnya. Green merasa saat itu ia diposisi yang sama sekali tak mengenakan.

"Kabar baik...," jawab Green lirih dengan suara gugup. "Terima kasih sudah mengantar ayah saya pulang," lanjutnya dengan gaya formal seakan tak mengenal baik keduanya baik Aryo atau pun Keiza.

"Sama-sama," jawab Keiza ramah. "Oya, gantungan tasnya lucu!" lanjutnya lagi sambil menunjuk gantungan kunci panda yang tergantung di tas Green.

"Terima kasih. Ini pemberian teman," jelas Green kikuk karena terpaksa berbohong tapi mendapati kedipan mata Keiza lagi ke arahnya, saat mobil mewah itu meninggalkan tempat itu dengan lambaian tangan mereka.

Ayah merangkul pundak Green pelan sambil berjalan tertatih-tatih dengan tongkat kayu di tangan kanannya. "Pak Aryo, itu orang baik dan bisa menerima kondisi ayahmu yang seperti ini. Ayah tak sanggup membalas budinya yang begitu besar terhadap keluarga kita. Tanpa dia, kita tak mungkin bisa bangkit seperti sekarang ini. Ayah hanya bisa berharap kamu bisa membalas budi baiknya kelak," ujar Bapak Buditomo.

Green mengangguk pelan. "Iya, Ayah."

"Dia laki-laki yang baik dan memperlakukan ayahmu ini dengan sangat hormat sebagai orang yang jauh lebih tua. Gadis yang bersamanya tadi sangat beruntung mendapat calon suami seperti Pak Aryo, masih muda, sopan dan pintar," ucap Bapak Buditomo dengan senyum kalem.

Green memejamkan matanya pelan mendengar kata-kata ayahnya karena ia tahu pasti perasaan Keiza sebenarnya. Hati wanita berwajah cantik itu bukan untuk tunangannya tapi untuk lelaki lain.

"Ingat Green jika Pak Aryo meminta bantuan kita, kita harus berusaha membantunya. Hanya itu cara terbaik kita untuk membalas budinya karena kita tak bisa menggantinya dengan uang untuk saat ini," pinta ayah sungguh-sungguh. "Kau mau, kan?"

Green menatap ayahnya dengan senyum tulus kemudian mengangguk pasti ke arahnya. "Tentu saja Green mau membantu orang sebaik dia selama aku bisa melakukannya apalagi jika itu adalah hal yang baik. Jangan khawatir soal itu, aku tahu arti membalas budi," jawab Green sambil menuntun Pak Buditomo memasuki gang rumah menuju ke rumah mereka dengan hati-hati.

***

Keesokan harinya.

Green duduk di ruang karyawan sambil menatap lesu ke arah pengunjung. Dilihatnya tamu mulai sepi padahal jam masih pukul delapan malam. Matanya yang semu kehijauan melihat beberapa temannya mulai menutup kafe sehingga membuatnya termangu heran. Tak biasanya Kafe Mix tutup begitu dini. Green beranjak berdiri ketika melihat teman-temannya berkumpul di ruang pengunjung dan lampu pengunjung serentak berubah gelap karena dimatikan.

Saat itulah Green melihat Mbak Sandra membawa kue tart lumayan besar berwarna coklat ke tengah ruangan dengan wajah berbinar senang. Saat Green bergerak mendekati Kiki, gadis itu menoleh ke arahnya dengan wajah riang sambil membawa sebungkus hadiah di tangan kanannya. Wajah Green makin bingung karena melihat semua orang membawa hadiah di tangan mereka dengan wajah antusias.

"Ada apa?" tanya Green heran dan bingung.

Kiki mengerutkan dahinya kaget. "Ini acara pesta kejutan. Mbak Sandra sudah memberitahu kita semua soal ini. Masak sih kamu nggak tahu?" ujarnya heran.

Green menggelengkan kepalanya pelan dan matanya menyipit saat melihat Gavin keluar dari ruangan dan memasuki ruang kafe karena gelap. Saat ia membuka pintu, tiba-tiba lampu menyala sehingga membuat Gavin bingung karena melihat mereka semua berkumpul di ruang pengunjung.

"HAPPY BIRTHDAY, KAK GAVIN!" teriak mereka serempak hingga membuat Green langsung diam membisu karena terkejut.

Green tak menduga sama sekali ternyata pesta hari itu untuk merayakan ulang tahun Gavin! Ia hanya diam menatap sosok Gavin yang menerima ucapan selamat dan hadiah dari semua karyawan. Gavin kewalahan membawa hadiah yang begitu banyaknya kemudian menaruhnya di meja terdekat. Green masih tak bergerak dari tempatnya berdiri dan hanya melihat teman-temannya merayakan pesta ulang tahunnya.

Kedua mata Green yang tajam melihat sosok Ezzel datang bersama Keiza. Mereka langsung mendekati Gavin dengan wajah antusias sambil membawa hadiah dan memberikan kepada Gavin. Ia yakin hadiah itu pasti nilainya sangat mahal walau hadiah itu berbentuk kecil.

Keiza tanpa sungkan memeluk tubuh jangkung Gavin dengan mesra. Gadis bertubuh ramping dan berambut indah itu tanpa ragu memberi kecupan manis di kedua pipi Gavin sambil memberi hadiah kecil ke tangan Gavin yang menerimanya dengan senyum tipis. Penampilan Keiza malam itu begitu menawan, rok warna tanah selutut membungkus tubuh rampingnya. Rambut coklatnya di ikat ke belakang sehingga memperlihatkan lehernya yang bagus. Ezzel berdiri di samping Gavin terlihat berbisik ke telinga sobat baiknya itu sehingga membuat Gavin menunduk sambil mengangguk-angguk.

"Potong kuenya, Kak Gavin!!" teriak semua karyawan dengan antusias sehingga membuat Gavin terlihat canggung dan bingung sesaat.

Dengan wajah terpaksa Gavin menerima pisau kue dari Mbak Sandra yang terlihat bangga melayaninya. Perlahan Gavin mengiris sepotong kue tart yang ada di depannya kemudian menaruhnya di sebuah piring kecil di sebelahnya.

"Akan diberikan ke siapa, Kak?" teriak semua orang yang haddir ke arah Gavin dan tampak menanti jawabannya karena ingin tahu.

Saat itu semua mata tertuju ke arah sosok Gavin dan menunggu pria itu memberikan potongan kue tart tersebut untuk seseorang spesial, akan tetapi Gavin hanya berdiri sambil memegang kue itu dan tak bergerak. Semua mata mengarah ke arah sosok Keiza yang berdiri di sampingnya dan menebak Gavin akan memberikan kue itu untuk mantan kekasihnya.

***

DEAL WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang