39. RUMOR

651 66 8
                                    

Tiga hari kemudian.

Saat Green masuk ke Kafe Mix pagi itu. Saat memasukkan tas di lokernya. Ia melihat beberapa teman pekerja lain, berkumpul dan menatap kearahnya dengan tatapan aneh tak seperti biasanya.

"Enak ya, disayang sama bos." Terdengar suara Kiki yang biasanya ramah dengannya tiba-tiba nada suaranya berubah tak ramah.

"Pasti banyak benefit yang diterima," timpal Carina dengan nada menyindir ke arahnya. "Kelebihan bisa dekat dengan atasan apalagi bos itu, pasti banyak enaknya."

Green menutup pintu loker miliknya dengan pelan saat mendengar perkataan mereka. Padahal biasanya Kiki dan Carina cukup baik padanya, tapi kenapa tiba-tiba sikapnya berubah drastis seperti itu? Green mengerutkan keningnya dan mulai berpikir, apakah ada sesuatu yang terjadi di kafe dan itu berkaitan dengan dirinya?

"Bukan juara pertama tapi malah dapat promo," ujar Carina dengan suara sinis. "Kalau tidak ada campur tangan orang penting, mana mungkin bisa seperti itu?"

"Dan ada yang tega merebut kekasih orang, lho? Padahal mantannya datang tapi seolah-olah tak menyadari kelakuannya sebagai perebut pacar orang," timpal Kiki dengan melirik ke arah Green yang hanya diam saja sambil memakai apron miliknya.

"Suasana di sini jadi nggak enak," ujar Carina sambil melangkah keluar dari ruang loker karyawan bersama dengan Kiki sambil berbisik berdua.

Green masih diam walau hatinya terasa sakit mendengar pembicaraan mereka. Ia yakin kata-kata itu ditujukan untuknya. Tapi siapa yang tega menyebarkan berita bohong itu. Ia tak pernah merebut Pak Gavin apalagi ingin dekat dengannya. Ia terpaksa terlibat dengannya karena perjanjian itu. Dan tentang masakannya yang dapat promo dan dipajang di depan kafe, juga bukan karena keinginnya. Ia sendiri tak pernah mengira masakan hasil buatannya bakal dipajang di signboard kafe dan muncul di IG perusahaan.

"Green!" Panggilan Mbak Sandra mengagetkan Green dan serentak ia menoleh ke arahnya.

Mbak Sandra menatapnya dengan wajah tidak ramah seperti biasanya. "Itu ada jadwal kerja yang baru dari HRD dan sudah dipasang di papan pengumuman karyawan. Mulai hari ini tugasmu bersih-bersih saja. Tidak usah melayani tamu berhubung ada karyawan bagian kebersihan sedang cuti," ujar Mbak Sandra sambil berjalan pergi ke mejanya.

Green tak banyak bicara tapi bergegas berlari ke arah papan pengumuman untuk pegawai. Dan wajahnya langsung kecewa saat mendapati pengumuman jadwal kerja yang ditempel di papan. "Kenapa jadi, begini?" keluhnya saat mendapati tugasnya hanya bagian bersih-bersih ruang kafe dan ruang lainnya selama seminggu ke depan.

***

Gavin menutup laptop yang ada di meja dan menatap jam dinding yang menunjuk jam satu siang. Gavin segera berdiri dan keluar dari ruangannya. Matanya yang tajam menatap ke seluruh ruang kafe yang ramai dikunjungi banyak pelanggan. Para pekerja part time sibuk melayani mereka, tapi Gavin tak mendapati sosok Green. Gavin baru menyadari kalau hampir beberapa jam, ia tak melihat sosok gadis itu di Mix sejak pagi. Gadis itu tak terlihat batang hidungnya sama sekali padahal tadi pagi Gavin sempat melihatnya masuk kerja.

"Ke mana gadis aneh itu?" gumam Gavin heran. "Apa dia masih marah padaku karena kejadian di rumah Tante Maya? Bukannya aku sudah minta maaf dan sepertinya sudah baik saja?"

Gavin segera berjalan mengelilingi kafe sambil mencari sosok Green tapi tak ditemukan juga sosok gadis itu. Sampai di halaman parkir, Gavin masih tak berhasil menemukan Green dan hanya berdiri dengan wajah bingung dan penasaran.

"Pak Gavin, sedang mencari siapa?" Terdengar sapaaan ramah Pak Panji, satpam Kafe Mix yang paling senior di situ.

"Apakah Pak Panji melihat karyawan part time bernama Green?" tanya Gavin lirih.

DEAL WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang