Jeon Lily anak keluarga Jeon yang pindah dari negara A ke negara K,ia mulai bersekolah lagi di SMA yang terkenal di negara itu,ia gadis yang sedikit tomboi,terkadang Papa nya bersikap posesif semata untuk menjaga putri semata wayangnya.
suatu ketika...
Lily kini keluar dari mansionnya, ia keluar mansion dengan wajah sedikit takut karena sekarang malam hari,saat sampai disana Lily menepuk pundak Heesung.
"Lagi ngapain?"tanya Lily basa-basi sedangkan Heesung yang terkejut akhirnya bisa menormalkan degup jantungnya.
"Biasa memindahkan air."ucap Heesung.
"Boleh aku bantu?"tanya Lily,Heesung menggeleng mana bisa ia membiarkan gadis itu membantu pekerjaan berat.
"Ayolah Hee,seumur hidup aku gak pernah ngangkat barang itu jadi penasaran jadinya."Heesung mengangguk dan akhirnya mereka mengangkat air bersama,hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"OMG,aku lupa waktu,Hee aku harus pulang maafkan aku jika meninggalkanmu."Heesung mengangguk.
"Apa mau aku antar?"tawar Heesung.
"Tidak perlu,kau pasti lelah bahkan pundak ku sedikit pegal karena mengangkatnya,aku pergi sampai ketemu lain waktu!"Lily segera berlari dengan gaun tidur bergambar Mickey mouse nya.
Kakinya sudah menginjak ke halaman mansion,karena gerbang dikunci otomatis ia memanjat dinding lewat belakang,tidak ada kata tidak untuk modelan Lily yang sedikit tomboi.
Sesampainya di depan pintu ia membuka sangat pelan hingga terlihat lampu mati,menandakan semua sudah tidur tidak ada yang terjaga,namun prediksinya salah malah lampu menyala dengan kedua orang tuanya berdiri disana.
"Darimana?"mendengar suara yang begitu ia hafal wajahnya langsung menunduk takut.
"Papa bilang darimana!!"suara Jungkook melengking membuat Lily gemetar.
"Sayang,bisakah bertanya perlahan anakku jadi ketakutan dengan suara singa mu!"Lisa langsung memeluk putrinya.
"Baby, kata kan kamu dari mana,Papa dan Mama melihat kamarmu kosong dengan pintu terbuka."Lily merutuki dirinya karena ceroboh.
"Itu..."Lily melirik pada mata Papanya yang menyeramkan,Jungkook menyipitkan matanya mendekati putrinya membuka satu kancing baju tidur dan menarik kesamping hingga terlihat bahu mulus putrinya.
Lisa terkejut."Astaga kenapa bisa merah baby?"Lisa yang panik memegang pundak putrinya,Lily langsung meringis.
"Siapa yang melakukannya?!"tanya Jungkook dengan wajah menahan marah.
"Lily,jawab baby jangan biarkan Papa kamu murka."ucap Lisa dengan lembut,Lily bungkam takut jika Heesung akan menjadi korban.
"LILY!!"Seluruh badan Lily bergetar membuat suasana menjadi lebih tegang,Lisa menutup matanya tidak lama sebuah tamparan mendarat di pipi Lisa.
Plakk
"Mama!!"teriak Lily melihat Mamanya yang menghalangi tamparan tangan Papanya padanya.
Lisa memegang pipinya yang terasa panas."Lisa??"Jungkook pun mengecek keadaan istrinya yang hanya terdiam dengan sudut bibir yang berdarah,sedangkan Lily mulai menangis kesalahan terbesarnya adalah ceroboh.
Lisa menepis tangan suaminya."Jungkook!!sudah aku katakan hindari kekerasan tapi apa kamu gak pernah mendengarkan ku ingat janji padaku sebelum kita menikah,kontrol emosimu jangan jadikan sesuatu menjadi bahan pelampiasan,bahkan putrimu sendiri,aku akan tidur dengan putriku!"Lisa langsung membawa Lily kedalam kamar putrinya,Jungkook langsung mengejar istri dan anaknya.
Tapi terlambat karena pintu ditutup dan dikunci dari dalam otomatis ia tidak bisa masuk walau menggunakan kunci cadangan.
"Honey...maafkan aku,tadi kelepasan aku khilaf,kumohon jangan melakukan itu."Jungkook mengetukkan kepalanya ke arah pintu dengan secara berulang.
Didalam sana Lisa menahan tangisnya."Ma...hiks...ini salah Lily,oke Lily jujur sebenarnya tadi Lily keluar membantu Hee mencari uang dengan mengangkat air menggunakan 2 ember dan diletakkan di bahu untuk dibawa sekaligus agar cepat,Lily lupa jika pasti Mama Papa akan tau kalau Lily keluar dan benar saja hiks...maafkan Lily Ma...pundak Lily hanya pegal tidak luka"Lily langsung memeluk Lisa dengan sedih.
"Sttt sudah ya tidur besok kan bertemu dengan Jinni anak Tante Jen?"Lily mengangguk.
Mereka pun menoleh karena pintu terus diketuk-ketuk,Lisa yang baru sadar suaminya sedang dalam keadaan tidak baik segera ia membukanya dengan perlahan,Jungkook langsung memeluk istrinya dan mengatakan maaf berulang kali.
"Maaf hiks...jangan tinggalkan aku..."Lily terdiam melihat itu,sosok Papa yang baru ia tau adalah menangis karena amarah Mamanya.
Lisa membalas pelukan Jungkook."Sudah,jangan temui putriku dulu!"Jungkook mengangguk."Putri kita!"Lisa terkekeh dan mengangguk."Jangan nangis jelek,itu jidatnya udah mirip lohan!"Jungkook mengerucutkan bibirnya membuat Lily membulatkan mata,Hello berapakah usia Papanya.
"Tidur baby,Mama ke kamar dulu!"Lily mengangguk dan menutup pintunya.
Rasa bersalah menyelimutinya membuat ia sedikit was-was jika melakukan hal yang sama,ia takut Papanya kelepasan karena menahan emosi,ya ia harus melindungi Mamanya dengan cara menurut pada Papanya.
....
Esoknya.
Pagi hari Lily mengenakan pakaian olahraganya,ia mengikat rambutnya setengah karena pendek ia memakai legging dengan jaket berwarna pink.
Ia lari disekitaran komplek karena disana lumayan jauh jika menuju taman,tapi karena bosan ia pun berniat jogging sampai ke taman dekat.
Setelah merasa lelah Lily segera duduk di kursi namun tepat saat ia duduk seseorang berjaket hitam duduk ditempat yang sama,otomatis mereka saling menatap satu sama lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau...kau gadis sialan itu kan?"Jake berdiri sambil menunjuk Lily dengan wajah kesalnya.
Lily diam terpaku karena tersentak dengan teriak pemuda itu,dengan ancang-ancang Lily berdiri lalu menatap dengan tajam."Sialan seenak bibirmu,denger ya kalau aku sialan dari kemarin orang tuaku sudah membuang ku tuan!"tekan Lily.
"Tuan?cih menyindir dengan halus rupanya,dengarkan aku mulai saat ini jika kita bertemu lagi akan kupasti kan kau jatuh pada pesonaku nona,dan kau akan menyesal!"Lily menaikkan sebelah alisnya.
"Ouh ya,bahkan kucing saja tau mana pilihannya,dan mereka tidak akan menoleh padamu!"Lily pun segera membalikkan badan guna menjauh,tapi ia teringat sesuatu.
"Emm hey pria br*ngsek aku hanya ingin mengatakan bahwa ponsel mu ada padaku."Jake membulatkan mata.
"Jadi,selama ini kau pencurinya,cih memang gadis pembawa sial,kau tidak punya uang iya?berapa yang kau minta bisakah merendah diri sedikit saja padaku?"Lily menatap wajah mengejek Jake,dengan sekali pukulan di pipi Jake rahangnya sedikit bergeser.
Bughh
"Arrghh!!Sialan."Lily berkacak pinggang.
"Siapa yang menyuruhmu berkata begitu,uang sudah Papa miliki,tinggal kehormatan putrinya yang harus dijaga,so jadi gak perlu sok jadi terhebat bahkan kaki kecilku saja tidak mampu kau elak wlekkk!!"Lily segera meninggalkan Jake yang merintih kesakitan.
Jake langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Jay sahabatnya,ia harus ke rumah sakit setelah ini,karena mungkin saja rahang nya sedikit patah karena tinjuan kaki yang bukan main-main itu.
"Awas saja jika aku menemukan wajah itu akan aku hancurkan sampai menjadi abu,Arghhh..."pekiknya saat mulutnya terbuka lebar.