Keluarga Kim

253 16 0
                                    

Seorang pemuda tengah menatap foto dua orang yang begitu ia rindukan setiap saat dirinya selalu mengamati foto itu.

Seorang pemuda tengah menatap foto dua orang yang begitu ia rindukan setiap saat dirinya selalu mengamati foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan muda Jake,apakah tuan muda memerlukan sesuatu,biar bibi yang ambilkan."ucap seorang kepala maid di mansion mewah itu,Jake menoleh ia pun hanya menatap dengan pandangan tidak terbaca.

"Siapkan saja makan untukku Bi,apakah bibi tau kapan Mom and Dad pulang?"tanya Jake membuat kepala maid itu merasa kasihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapkan saja makan untukku Bi,apakah bibi tau kapan Mom and Dad pulang?"tanya Jake membuat kepala maid itu merasa kasihan.

"Tidak tuan muda,nyonya dan tuan besar belum ada kabar setelah terbang ke negara C,mereka tidak berpesan pulang kapan,karena Nyonya belum pulih sepenuhnya.

Jake menghela nafas,ia mengerti dengan kondisi mental Mommy nya,karena saat itu adiknya mengalami kecelakaan dan meninggal di usia 3 tahun sehingga fase dimana Mommy nya bahagia setelah belasan tahun memimpikan kehadiran seorang anak perempuan.

Tuhan Tidak berpihak padanya karena Mommy nya sudah tidak bisa mengandung lagi,dan kini mentalnya terganggu hingga Jake tidak dapat menerima kasih sayang mereka lagi,semenjak Daddy nya sibuk akan pemulihan kesehatan Mommy ya.

Suara ponsel membuat Jake menatap layar ponselnya ia segera mengangkatnya."Son,apa kau disana?"suara Daddy yang selama ini ia tunggu 1 bulan yang lalu akhirnya terdengar,bahkan pasca kelulusan tidak ada kedatangan orang tuanya membuat ia iri dimana segelintir anak terlihat bahagia di pelukan orang tua mereka.

"Ya."jawab Jake seadanya entah harus senang marah atau sedih,bahkan disini ia seperti tidak diharapkan.

"Son,maafkan Daddy saat kelulusan mu tidak hadir disini Mommy mu lebih membutuhkan Daddy,Daddy dengar dari Paman Jhope jika kamu mendapatkan nilai tinggi?"Jake tersenyum kecut,ternyata tangan kanan Daddy nya yang selalu memberi info.

"Mau tinggi atau rendah nilai ku apa menjadi jaminan Daddy di sampingku?ouh ayolah Dad,Jake tidak perlu bualan itu."ucapnya dengan intonasi datar.

Disana Jin termenung,ia mengerti jika anaknya sedang menyindir karena dirinya tidak tepat janji setelah bilang akan hadir di acara kelulusannya.

"Maafkan Daddy Son,maaf."Jake langsung mematikan sambungan ponselnya,ia benci apakah kata maaf akan memecahkan suatu permasalahan bahkan diri nya begitu muak dengan sandiwara para orang kaya.

Jika bisa,ia akan berdoa dilahirkan dari keluarga biasa tapi bahagia,percuma dengan kemewahan yang tiada berguna,tapi lihat saja ia akan membuat Daddy nya menderita karena menelantarkannya.

Ia tau kedua orang tuanya sedang bersedih karena kehilangan adik perempuan nya tapi apa mereka melupakan anak yang lainnya, jika begitu kenapa ia harus lahir jika mereka hanya memerlukan adiknya.

Ia benci dengan kedua orang tuanya,mulai saat ini dia berjanji tidak akan ikut campur dengan orang tuanya,toh masalah mereka saja tidak pernah menyangkut kannya padahal disini ia masih butuh sosok penyemangat,namun apa ia terlantar bagai anak buangan.

...

"Bagaimana dengan putraku Jhope?"tanya Jin.

"Tuan muda masih di mansion,sepertinya ia masuk ke kamarnya atau ke ruang olahraga."Jin menghela nafas,ia melirik istrinya yang termenung seperti tidak memiliki gairah hidup.

"Pastikan dia baik-baik saja hope,aku mempercayakan mu!"Jin menutup ponselnya.

Tidak ada anak yang akan baik-baik saja tanpa kasih sayang orang tua mereka_batin Jhope

"Jisoo,sembuh lah kasihan putra kita sendirian."Jin memeluk Jisoo yang tak sekalipun merespon.

"Jinsu...jangan pergi nak,ini Mommy..."selalu gumaman itu yang didengar oleh Jin,ia tidak tega namun bagaimana lagi kejadian itu memang membekas,ia yakin kecelakaan itu memang direncanakan bahkan hampir saja ia dan istrinya juga meregang nyawa.

"Sayang ini aku suamimu.."ucap Jin membuat Jisoo terdiam dan kembali melamun,Jin sudah lelah melihat istrinya seperti ini,tapi ia juga tau seberapa berat nya kehilangan anaknya yang selama ini di damba.

"Suster,saya titip istri saya,kebetulan ada urusan mendadak di kantor jadi mohon kerjasamanya."ucap Jin.

"Tuan tidak perlu Formal,sudah tugas saya melakukannya."ujarnya.

...

Jin kini sudah ada di kantornya,untung ada salah satu cabang di negara C,jadi dirinya akan sekalian memantau tak berselang lama seorang pria masuk kesana.

"Tuan,tidak perlu disini lagi di negara kita ada ahlinya dan sudah banyak orang yang sembuh jadi anda bisa memantau kembali perusahaan disana,sudah beberapa minggu istri anda disini tapi keadaannya tidak ada perubahan,saya rasa tidak akan berhasil jika tetap disini."Jin menghela nafas.

"Baik terimakasih Xian Ning,saya akan kembali ke negara kami."ucap Jin menutup dokumennya,ia akan mencoba usulan sekretarisnya itu.

Jin akhirnya pulang dengan membawa Jisoo,nampak mansion begitu sepi bak kuburan."Bi,apakah Jake tidak pulang?"tanya Jin.

"Maaf tuan besar semalam tuan muda keluar dan belum kembali lagi,supir sudah melarangnya pergi tapi dia tidak mendengarnya dan pergi membawa mobil sendiri."Jin menghela nafas.

"Baiklah,antar Nyonya ke kamarnya!"dengan patuh asisten rumah nya segera melaksanakannya.

Terlihat seorang pemuda mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi,namun hendak menabrak seseorang membuatnya menghentikan lajunya.

"Woy,jalan tuh pake mata bukan pake dengkul!"setelah itu Jake kembali meng gas mobil nya sampai dering ponsel masuk padanya.

"Son,kau dimana?"tanya Jin.

"Apa peduli mu!"Jake langsung mematikan sambungannya dia sedang malas dan ia membawa mobilnya ke tepi danau,dan segera berlari ke sana berteriak.

"AKU BENCI MEREKA!!"teriak Jake menggelegar sampai nafasnya tidak beraturan.

Jake menatap alam yang begitu damai."Huh,bahkan alam sukses membuatku iri,bisakah aku jadi air saja mereka tidak berisik dan damai,tuhan jika aku lahir bisakah jadikan aku pria normal saja,kenapa aku menjadi pria tidak patut di kasihi."dengus Jake.

Ia pun jatuh di rerumputan melihat air yang sedikit tergoyang angin,Jake melihat dari pantulan itu sosok sang adik tertawa di pangkuannya,ia tersenyum tipis."Kenapa kau pergi hmm,tidak sadarkan Mommy kehilangan orang yang di puja nya,kembali!!"perintah Jake namun terlihat adiknya tertawa.

"Kau menertawakan ku hah,kau pikir dirimu siapa sampai selancang itu!"teriak Jake hingga terdengar di telinganya panggilan "Kakak".

Jake langsung menutup telinganya,ia pun dengan brutal meninju air itu menghilangkan bayang tawa adiknya hingga benar-benar menghilang dengan sapuan tinjuan airnya,baju yang basah tidak ia hiraukan segera ia berlari ke arah mobilnya entah kesalahan apa dirinya dahulu hingga ditakdirkan dengan takdir menyedihkan,haruskah setiap saat dirinya menerima kesedihan,tidak ada bahu yang patut ia sandarkan dan ia baru mengetahuinya,cih dirinya bahkan tidak Sudi kembali ke mansion.

TBC.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang