Memang musuh

112 8 0
                                    

Setelah kabar itu Jake disuruh oleh orang tuanya untuk menjemput Lily setiap hari, karena dia ingin di kata menjadi anak berbakti dengan berat hati ia melakukannya.

"Aaa Haruto mirip banget sama Noona, Ma boleh bawa ke sekolah gak?" Lisa menggelengkan kepala membuat Lily cemberut.

"Kalau kamu bawa, kapan kamu belajar nya nanti malah dia ganggu kamu karena nangis." Memang benar tapi tetap saja ia ingin membawa adiknya pasti banyak yang iri padanya.

"Pa, tumben makan lama kaya siput nanti Lily terlambat loh ke sekolah!" Jungkook menatap putrinya.

"Siapa yang mau bawa kamu, gak berminat malah nambah beban bensin." Lily membulatkan mata. "Astaga Papa, anda berdosa menghakimi anak sendiri, terus Lily harus berangkat sendiri gitu? Inget Pa Lily bahkan belum bisa naik sepeda! Kalau papa suruh Lily bawa mobil jangan salahkan Lily kalau nanti ada kabar kecelakaan!" Lisa terkekeh melihat reaksi sewot anaknya.

"Memang Papa perduli?" Bagai tersambar petir di pagi hari jatuh sudah martabat seorang Lily.

"Astaga, jadi selama ini Papa gak sayang Lily? Karena datangnya Hartono Papa jadi berpaling dari Lily si pipi chubby?" Lisa sungguh menahan tawanya, jika suaminya mampu bersikap selalu datar sungguh dirinya tidak mampu.

"Kamu terlalu mendrama!" Lily menatap Jungkook sinis.

"Emang papa enggk? Jadi dulu papa drama kalau sayang sama Lily? Gak etis banget, Ma cari Papa baru yuk sama Lily!" Lily hendak menarik tangan Lisa namun Jungkook cegah.

"Siapa yang berani minta istri Papa nikah lagi hmm?" Suara menyeramkan itu kembali di dengar Lily hingga ia hanya menampilkan cengiran khas nya.

"Eumm kalau Raja gak setuju Rakyat bisa apa! Papa emang gak punya hati!"

Tin

Tin

"Tuh udah Dateng yang mau nganter kamu nya!" Lily menaikkan sebelah alis hingga seseorang masuk dan membuat matanya sangat melebar.

Tunggu! Kenapa Hornet ini bisa datang dengan tampang lempeng bak jalan aspal astaga apakah rumah ini dikutuk, mau Papa nya ataupun pria ini wajahnya sedatar tubuhnya ah maksudnya sedatar jalanan aspal.

"Pagi Samchon, Imo." Sapa Jake.

"Pagi Jake, akhirnya udah Dateng juga dari tadi orang yang mau kamu jemput terus menggeram karena tidak berangkat-berangkat." Ucap Lisa dihadiahi pelototan putrinya.

"Maafkan keterlambatan saya putri kodok." Sesaat Lily dengan keras menginjak kaki Jake hingga ia mengaduh sakit.

"Kau mau membunuhku?" Tatapan Jake saat ini geram melihat gadis itu.

"Iya, sampai punya niat cingcang tubuhnya sampai keluar minyak! Kenapa gak terima?" Lily menatap sewot membuat Lisa memijit kepala pusing.

"Sudah, jika kalian terus bertengkar kalian bisa terlambat masuk, sebaiknya kalian cepat berangkat!" Mendengar itu wajah Jake menjadi tersenyum.

"Ah baiklah Imo Lisa yang cantik, Jake pamit." Ujarnya, Jungkook menatap tajam pada Jake yang telah memuji istrinya di depannya.

Gluk

"Rasain!" Batin Lily.

"Eh maksudnya Samchon, Imo anaknya mau saya seret dulu sebelum kabur." Lily yang hendak protes akhirnya tidak jadi karena seretan tangan Jake membuat ia hampir terjungkal ke depan.

"Mereka hampir mirip seperti kita dulu, memang musuh awal-awal menyebalkan, tapi kalau sudah jatuh cinta bisa apa?" Jungkook mengangguk setuju atas perkataan istrinya, dulu ia memang merasakan hal yang sama, maka dari itu ia percaya dengan acara perjodohan ini berharap putrinya bisa dilindungi dan mendapatkan pemuda yang tepat.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang