Hilang

110 10 0
                                    

Lily maupun Jake menatap sekitar hutan yang cukup mengerikan dengan banyak pepohonan yang besar membuat jalan seperti sama saja.

"Hornet,menurutmu kita ke jalan mana?"tanya Lily yang melihat ada tanda merah di sebuah pohon besar.

"Mohon maaf Jeon Lily,saya bukan peta yang bisa kau pertanyakan!"Lily mendengus kesal,lalu tatapannya pada sebuah rumah di tengah hutan.

"Eh,kau lihat Di sana ada rumah??"Jake menatap arah yang Lily tunjukkan dan ia pun mengangguk,mereka pun akhirnya mendekat kesana guna mendapat petunjuk.

Lily melihat banyak batang pohon memenuhi rumah itu,rumah lama yang terlihat sudah tidak ditinggali,dengan penuh keberanian mereka masuk kesana.

Krettt

"Kyaaaa!!!"teriak Lily gemetar,bagaimana tidak,saat membuka pintu hal pertama yang ia temukan kepala yang tergantung diatas pintu.

"I-tu k-epala..."ucap Lily berada di belakang Jake.

"Itu hanya mainan, kau tidak lihat??"Lily pun membenarkan posisinya yang berdekatan dengan Jake,dengan percaya diri ia memegang kepala itu,namun bohong kepala itu asli.

"HORNET!! neo michyeoss-eo
,ini beneran kepala manusia."Jake pun segera berdiri di belakang Lily setelah mendengar kepala sungguhan.

"T-empat ini tidak aman untuk kita,sebaiknya kita kembali saja!"Lily menggeleng.

"Kau ini bagaimana, kita kesini untuk mencari petunjuk, bukan mencari asal jalan pulang,eumm gimana kalau kita tandai saja jalannya?"Jake mengangguk.

Setelah memasang tanda di berbagai tempat akhirnya mereka memutuskan untuk kembali saja ke rumah itu,dengan bringas Lily melempar kepala manusia itu sembarangan,ia masuk dan disana disuguhkan perabotan yang sudah ditumbuhi sarang laba-laba.

Brukk

"Astaga ku kira apa ternyata hanya tikus,yang menjatuhkan panci."ujar Lily,dan tidak lama kemudian mereka pun menemukan sebuah gulungan kertas,Lily pun membukanya.

"Hey lihat sepertinya ini jalan pulang."Jake mengamatinya namun ia tidak melihat jalan yang sesuai,namun ia sedikit ingat perkemahan itu di sekitar sungai,mungkin saja peta ini benar.

"Yasudah kita pakai ini."Lily mengangguk.

Tak lama mereka mencium bau anyir yang menyengat,saat memutar tubuh seseorang membekap mereka hingga keduanya pingsan.

...

"Lily hilang!" teriak Niki.

"Apa?? kenapa kau baru mengatakannya Niki?" tanya Heesung menegang emosi.

"Maaf, aku kelupaan, saat itu Lily marah pada Jake karena dia sudah menjahili Lily, mereka sepertinya belum kembali karena lupa jalan pulang." Heesung langsung memukul Niki.

Bughh

"Kau kenapa bisa egois Niki, hanya dengan ingin mendapatkan kemenangan kau melupakan tim mu, bukannya aku mengatakan semuanya harus kerja sama? bukan mementingkan ego sendiri." Semua menduduk mendengar ucapan Heesung yang ada benarnya.

"Hiks....Lily sendiri?" Tanya Jinni.

"Sebenarnya ada Jake bersama Lily,mereka mungkin sekarang sedang mencari jalan keluar." Ucap Junghwan.

"Begini saja, lebih baik kita cari sebisa kita, jika sampai sore menjelang tidak ada tanda tentang mereka kita bisa mencari esok harinya, bagaimana?" mereka mengangguk mendengar kepala OSIS.

Akhirnya mereka berpencar, saat itu Jinni Heesung Soobin ketua OSIS dan Niki sedang mencari ke pesisir sungai guna melihat jejak yang mungkin di tinggalkan.

"Nik, saat itu dimana posisi mereka menghilang?" Tanya Heesung.

"Di tempat saat kami mengambil barang kami, sekitaran yang banyak ranjau saat itu, aku lihat mereka jalan ke arah kanan." Ujar Niki.

"Mwo!! Bahaya." Ucap Soobin.

"Kenapa Sunbae?" Tanya Jinni ketakutan.

"Wilayah sana sangat rawan para orang jahat, konon pernah ada angkatan Sunbae merenggang nyawa karena di bunuh, dia tidak kembali saat itu karena tersesat, tapi jasadnya di kembalikan ke kediamannya dalam keadaan termutilasi Sunbae takut jika mereka salah jalan!" Semua panik mendengarnya.

"Jadi disini ada sikopet?" Tanya Niki.

"Bukan sikopet tapi psyco!" Ucap Jinni.

"Begini saja, jangan ada yang melewati 15 meter dari tempat itu, tanda kuning disana adalah sebuah tanda berhati-hati, dan jika ada tanda merah itu artinya kalian sudah masuk ke area terlarang mengerti?" Mereka mengangguk.

Setelah pencaharian mereka menemukan tanda yang di maksud,dengan segera Heesung berteriak mengumandangkan nama Lily dan Jake, tapi sialnya disana begitu sepi.

"Tidak ada cara lain, selain masuk area terlarang, mungkin saja mereka kesana karena tidak tau mengenai tanda itu." Ucap Heesung.

"Jangan Hee, itu sangat berbahaya bukankah tadi Sunbae Soobin sudah memperingati, jika tanda merah ada maka kita harus mundur." Heesung menggeleng ia pun berniat menerobos namun Soobin segera datang.

"Jangan gegabah, kita harus melaporkan pada ketua panitia, jangan menjadi superhero jika kamu sendiri yang akan menjadi targetnya." Heesung menghela nafas dan mengangguk, ia memang takut jika kedatangannya semakin memperparah suasana.

Setelah di perkemahan Heesung segera menghubungi Jungkook.

"Ajeossi, itu...maafkan Hee, Lily menghilang ditengah hutan karena tersesat." Ucap Heesung,hening sesaat."Kalau begitu baik Ajeossi." Ucap Heesung.

Setelah mendengar arahan Jungkook agar semua tim tidak mencari putrinya Heesung segera mengumumkannya,Jungkook menyuruh ia untuk memberhentikan pencarian guna keselamatan yang lain.

Mata Lily pun terbuka,sedikit buram hingga matanya melihat dengan jelas seseorang berdiri dengan seringainya membuat Lily sedikit takut.

"Bangun cantik??"ujarnya.

"Kau itu sama cantiknya dengan Mama mu,bagaimana jika aku menikahi mu saja hmm?"mendengar itu Lily bergidik,walau orang di depannya lumayan tampan tetap saja itu mengerikan,Hello usianya masih 16 tahun!

Lily menginjak kaki Jake hingga pemuda itu mulai tersadar dari pingsannya,ia membuka perlahan hingga tubuhnya kembali dalam kesadaran.

"Br*ngsek lepaskan saya!!"teriak Jake meronta namun pria di depannya tertawa.

"Apa kau pacarnya??"tanya pria itu.

"Mana ada saya pacaran dengan Beruang,anda sedang bercanda?"Lily melotot,lalu menginjak kembali kaki Jake.

"Heh seenaknya kau mengatai ku,kau akan menyesal!"Jake menggeleng kuat.

"Tolong lepaskan saya,jika kau hanya ingin gadis ini ambil saja saya tidak mau ikut campur!"Pria itu tertawa menggema.

"Arraeso, saya lepaskan kamu anak muda, tapi kamu harus menghiburku dulu."mendengar itu Jake merasa bingung,pria itu menunjukkan tangannya ke arah mayat yang sudah tidak berbentuk.

Glek

"Kau harus seperti itu baru ku bebaskan bagaimana?"hanya orang tidak sayang nyawa yang setuju,pertanyaan macam apa itu.

"Ajeossi jangan lancang ya saya itu anak Presdir!"Pria itu hanya tertawa mendengarnya bahkan dengan sombong pemuda di depannya mengatakan itu.

"Mau kau anak presiden sekali pun kau tetap tidak bisa mengelak jika nyawamu dalam bahaya, oke begini saja kau lari 1 km dalam waktu 20 detik, jika masih ku dapati kau disana maka dorrr...kepala ini akan pecah bagaimana??"seketika wajah Jake pucat.

TBC.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang