Lily kini duduk di pinggir jendela mengingat dimana saat dirinya bertemu Heesung sebelum pindah.
Flashback
"Hee, aku ingin mengatakan sesuatu." Heesung pun membawa Lily duduk di bawah sebuah pohon dan tentu Lily ikut apa yang dilakukan Heesung.
"Katakanlah." Lily menatap manik Heesung yang sepertinya menunggu apa yang akan dikatakannya.
"Huft, sebelumnya mianhae Hee aku harus pindah rumah dan lumayan jauh, jadi aku harap kau tidak perlu menungguku untuk berangkat sekolah lagi." Heesung menatap penasaran.
"Kenapa kau pindah, apa hanya kau, atau seluruh keluargamu?" Tanya Heesung.
"Hanya aku, jangan bertanya alasannya karena aku yakin kamu tidak akan pernah bisa mengerti, tapi hanya satu yang ingin aku katakan padamu, kita putus." Heesung membulatkan mata.
"Mwo!! Apa karena kamu pindah dan tidak bisa LDR, Ly kita masih bisa bertemu di sekolah." Lily menggeleng.
"Mian, aku tidak jujur padamu, aku dijodohkan oleh orang tuaku dan aku ingin menjelaskan ini sebelum kamu salah paham, cobalah mencari orang yang tepat karena aku hanya akan membawa kesalahan dalam hubungan ini." Lily hendak pergi namun Heesung menghentikannya.
"Aku tidak mau kita putus Lily!" Lily melepas cekalan tangan Heesung.
"Aku yang menginginkannya, kumohon jangan memaksaku Hee, bukan karena kamu tidak pantas untukku atau apapun, tapi kondisi dimana aku tidak didukung untuk egois dan menyakiti kamu pria yang baik, Hee berbahagialah." Setelah itu Lily benar-benar meninggalkan Heesung yang diam mematung.
"Mianhae jabal mianhae hiks..." Gumam Lily.
....
Esoknya.
"Hoammm....jam berapaaaaa!!!" Lily sangat syok melihat jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Ia biasanya akan di bangunkan di jam 6 tapi sekarang astaga pasti dia akan terlambat.
Lily segera bergegas turun. "Nae hanyeo, Hornet...ah maksudku apakah Jake sudah turun?" Tanya Lily.
"Belum Non, saya baru selesai menyiapkan sarapan." Lily menghela nafas dan segera masuk ke kamar Jake.
"Woy Hornet, bangun gak! Atau aku adukan pada Mom Jisoo!" Mendengar itu Jake pun meregangkan otot nya.
"Hoamm...apasih pagi-pagi udah ribut aja?" Kesal Jake membuat Lily berkacak pinggang.
"Lihat jam!" Jake pun menatap jam menunjukkan pukul 7 kurang 20 menit.
"Astaga apakah kau yang membuat scenario agar aku terlambat!"
"Hello, disini siapa yang sudah berangkat? Bahkan aku belum memakai sepatuku!" Kesal Lily.
"Tapi kenapa kau datang pada jam genting begini, biasanya aku akan bangun pukul 6!" Lily mengepalkan tangannya.
"Siapa yang salah, bahkan aku sudah datang kesini agar kau tidak tidur seperti mayat!"
"Kau salah, kenapa kau tidak memasang alarm?!"
"Kau sendiri kenapa tidak menggunakannya hah! Apakah semalam kau lupa ingatan?"
"Aku tidak, lalu kau sendiri kenapa bisa tidak mengingatkanku?"
"Mana aku tau, bahkan kau tidur pukul berapapun aku tidak perduli!"
Tok
Tok
"Nona, Tuan mohon maaf, hanya 10 menit lagi kalian punya waktu, jika terus berdebat maka kalian bisa terlambat." Mendengar itu Lily langsung menarik baju Jake dan melemparnya ke kamar mandi.
"Cepat mandi!!" Teriak Lily.
Tak berlangsung lama Jake keluar dengan hanya memakai handuk sepinggang, Lily pun melempar baju seragam Jake ke wajah pria itu dan mendorong kembali ke kamar mandi. "KAU KASAR SEKALI HAH!"
"KAU LAMBAN SEKALI, 5 MENIT LAGI PABOYA!"
Selesai dengan cepat mereka turun tak lupa Lily mengambil 2 potong roti dan setelah itu menaiki motor ninja milik Jake. "Cepat nyalakan, sebelum kita terlambat!" Ucap Lily.
"Aku belum sarapan Pabo!"
"Siapa yang pabo, bahkan kamu yang lambat disini pabo!"
"Cih, tidak tau diri." Jake pun menyalakan motornya dengan ketinggian penuh membuat Lily sedikit merinding, Lily dengan gesit memberikan potongan roti ke arah Jake.
"Eat fast!" Ucap Lily sedikit berteriak.
Jake tersenyum kecil dan melahapnya. "Rasanya seperti ada air liurnya?" Tanya Jake.
"Itu bekas gigitan ku hahaha..." Tawa Lily membuat Jake kesal, dengan kesal Jake membawa motor itu seperti pembalap.
"Kau mau mati!! Jangan membawaku pabo." Teriak Lily sedikit ketakutan membuat Jake puas.
Sesampainya disekolah mereka menghela nafas untung saja 1 menit lagi waktu mereka tidak terbuang sia-sia. "Helm milik mu bau!" Ucap Lily dengan menutup hidung.
"Kemarin tidak sengaja ada anak kucing buang air kecil disini dan belum aku bersihkan." Lily melotot.
"JAKE!!"
Jake tertawa melihat kekesalan Lily, gadis itu mana tau dan meninggalkan pria menyebalkan itu yang tidak berhenti tertawa, sampai saat mereka masuk kelas pun Jake masih menertawakannya.
"Waeyo?" Tanya Sunoo.
"Dia menyebalkan, apa kau tau Sun, dia memberiku Helm belas buang air kucing, benar-benar kurang wajar!" Kesal Lily, hampir saja Sunoo tertawa jika saja Lily tidak menampilkan wajah garangnya.
"Li, tumben kamu terlambat?" Tanya Jiwoo.
"Iya biasanya setengah jam sebelum masuk kamu sudah ada di kelas?" Tanya Sullyoon.
"Salahkan pria yang tertawa itu, dia yang membuat orang terlambat dia sendiri yang menyalahkan siapa memang tidak tau diri, teman siapa sih pasti gengnya orang bodoh."
"Apa maksudmu?" Tanya Jungwon.
"Iya, kalian memang bodoh seperti tuan kalian, tidak memasang alarm dan menyalahkan orang lain, siapa yang bodoh!" Jungwon menggeleng tidak setuju.
"Kau bodoh karena tidak dari awal memperingati." Balas Jungwon.
"Kau mengatai ku bodoh hah! Bahkan kau tidak bisa menyelesaikan satu soal di depan, cih tidak tau diri."
"Kau..."
Lily berdiri dengan sorot tajam. "Mau apa hah! Sini kau Jungwon, mau cari mati!" Kesal Lily menarik baju tangannya membuat Jungwon meneguk ludah sedangkan Sullyoon sudah siap menenangkan sahabatnya.
"Calon nyonya benar-benar garang." Bisik Jungwon pada Jake dan dibalas anggukan pemuda itu.
"Kau jangan berlagak cari perhatian Jake ya Jeon Lily." Mendengar nada ejekan itu Lily menatap ke arah Garam.
"Apa kau cemburu? Lakukan saja tidak perlu membuka api yang tidak membakar ku." Garam mengeratkan tangannya merasa terhina.
"Apa kau tidak punya malu sebagai perempuan?" Timpal Eunchae.
"Apa kamu tidak punya muka berbicara seperti itu, dan mendukung orang yang ingin merendahkan orang lain?" Seketika mereka diam.
"Ngaca kamu Li, Jake tidak akan melirik mu!" Tambah Yunjin memanasi situasi.
"Sepertinya aku memang perlu kaca untuk memberikannya padamu, kamu sendiri sudah berkaca, apakah sudah pantas menghina orang yang bahkan itu menghina kelakuanmu sendiri?" Yunjin terdiam mendengarnya.
"Kalian jangan mencoba berbuat hal buruk pada Lily, karena kami sebagai temannya tidak akan tinggal diam!" Ucap Jiwoo.
"Cih, tidak level." Ucap Eunchae.
"Baguslah mengaku, karena level kami tidak serendah kalian!" Mereka menatap tajam ke arah Jiwoo yang membalas ucapan mereka.
"Sepertinya akan ada perang macan." Gumam Jungwon.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indeed Mate (Rookie)
FanfictionJeon Lily anak keluarga Jeon yang pindah dari negara A ke negara K,ia mulai bersekolah lagi di SMA yang terkenal di negara itu,ia gadis yang sedikit tomboi,terkadang Papa nya bersikap posesif semata untuk menjaga putri semata wayangnya. suatu ketika...