Esoknya seperti apa yang diperintahkan dokter akhirnya Lily harus absen lagi untuk mengantarkan Jake ke dokter, tubuh pria itu sedikit lemas karena semalam muntah.
"Apa dia baik-baik saja dok?"
"Tidak perlu khawatir, dia sudah lebih membaik, berikan saja obatnya teratur agar ruam merah itu segera membaik." Lily mengangguk.
Sesampainya di rumah ia membawa Jake untuk istirahat. "Bibi bilang ia masih izin jadi lebih baik kau jangan membuatku kerepotan!" Jake menatap wajah Lily sayu.
"Haishh jangan melihatku seperti itu, aku merasa seperti sedang menghakimi seekor kucing tak berdaya." Lily pun mengecek suhu tubuh Jake dengan memegang dahi nya.
"Sudah sedikit normal, apa kau butuh sesuatu?" Jake kembali menggeleng.
"Jangan sungkan, apakah aku terlihat keberatan?" Yakinlah dalam dirinya ia sedikit keberatan, tapi ya bagaimana lagi, sudah seharusnya.
"Aku...ingin ke kamar mandi." Lily mengangguk memapah Jake hingga pria itu masuk kesana, menunggu hingga beberapa menit pemuda itu sudah keluar dengan tampang lemas.
"Kau harus sangat menjaga makananmu, bisa lebih parah jika kau mengonsumsi lebih banyak lagi, bisa-bisa nyawamu yang melayang setelah kacang itu menumpuk di perutmu." Omel Lily.
"Hmm..."
"Sebenarnya aku sedikit rindu jika kau yang banyak bicara kini terdiam, bisakah sembuh secepatnya, aku ingin sekolah!"
"Pergilah." Mendengar jawaban itu Lily berdecak kesal.
"Jika aku pergi, siapa yang menjagamu?"
"Aku, bisa sendiri."
"Cih, apakah kau begitu kuat aku yakin jika ini terjadi saat kau kecil, kau akan merengek pada Mom." Jake tersenyum miris.
"Tidak ada Mom saat itu, dia lebih menjaga adikku yang telah tiada, hanya bibi yang ada di sampingku, namun rasanya tetap berbeda." Mendengar itu Lily seperti ditikam jarum bertubi-tubi, apakah pemuda ini dulunya sangat malang?
Lily menangkup kedua pipi pemuda itu. "Jika Mom tidak ada maka sekarang aku ada, percayalah Jake aku tidak akan meninggalkanmu walau kau menyebalkan." Jake tersenyum tipis.
"Kau bisa sekolah tanpa dibebani olehku."Lily memutar bola mata malas, pemuda Ini sungguh tidak terduga, dengan kesal ia menarik hidung mancungnya.
Ia menatap Jake dan tersenyum ceria. "Kau itu pemuda yang lumayan, jika wajahmu lesu terus kau seperti pria tua tidak berdaya." Mendengar itu Jake membulatkan mata dan menatap Lily kesal.
"Kau berniat menghibur atau menyindir?" Lily terkekeh dan memeluk Jake membuat dirinya terpaku.
"Aku akan menjadi baik hari ini, diamlah dan jangan banyak bicara!" Setelah itu Lily pergi meninggalkan Jake yang mematung karena syok.
...
"Lily tidak masuk lagi? Tapi hari ini bersama dengan Jake." Ucap Sunoo.
"Apakah Lily sakit? Aku tidak mendengar kabarnya, tapi wali kelas bilang ia sedang izin karena membawa saudaranya ke rumah sakit." Ucap Heesung.
"Bukankah Jake sakit? Apakah karena itu." Tanya Sunoo.
"Kalian ini pria tapi hobi nya menggosip." Ucap Bae.
"Apakah salah kami melakukannya?" Mendengar pertanyaan itu Bae terdiam, menatap Sunoo dan ia pun sebaliknya.
"Tidak epik." Ucap Jinni.
"Apa kalian tau kabar Lily dan Jake?" Tanya Sunoo.
Jinni menatap Heesung yang nampak acuh padanya. "Apakah kalian masih belum memaafkan ku?" Seketika Sunoo dan Bae saling memandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indeed Mate (Rookie)
FanfictionJeon Lily anak keluarga Jeon yang pindah dari negara A ke negara K,ia mulai bersekolah lagi di SMA yang terkenal di negara itu,ia gadis yang sedikit tomboi,terkadang Papa nya bersikap posesif semata untuk menjaga putri semata wayangnya. suatu ketika...