Jinni

185 18 0
                                        

Suara bel membuat seluruh penghuni mansion menoleh,Lisa meminta pada keduanya agar duduk saja di sofa sedangkan Lisa akan membukanya,waktu menunjukkan pukul 7 malam pasti yang bertamu adalah orang penting.

Cklek

"Jennie??"Jennie langsung memeluk sahabatnya dan mereka akhirnya masuk.

Keadaan sedang akan makan malam sehingga Lisa menyuruh mereka bergabung,disana ada keluarga Jeon dan keluarga Kim."Ah apakah ini Jinni?"tanya Lisa melihat siapa yang menatapnya tanpa berkedip.

"Ah apakah ini Jinni?"tanya Lisa melihat siapa yang menatapnya tanpa berkedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Annyeong Hasimnika Imo, aku Kim Jinni."ujarnya membuat semua senang.

"Em wajahnya mendefinisikan Jennie sekali, sedikit jutek tapi manis." ucap Lisa membuat Jennie membulatkan mata,dulu tidak ada sahabatnya berkata begitu,tapi sekarang sungguh jujur.

"Lily juga cantik beda sama Mamanya."Lisa membulatkan mata menepis ucapan sahabatnya,sedangkan tanpa di sadar suaminya sedang saling menatap mengajak berperang.

"Ouh ya Baby kenalan dong sama temen barunya!" Lily menggaruk tengkuknya dan segera mengulurkan tangan.

"Emm kenalin aku Jeon Lily panggil Lily aja, senang bertemu denganmu."Jinni tersenyum membalas uluran tangan Lily dan berkata."Aku Kim Jinni senang berteman denganmu Ly." Lily senang teman barunya baik.

Mereka melanjutkan dengan makan bersama hingga Jungkook dengan santainya menyuapi Lisa,melihat itu Taehyung tidak mau kalah ia juga menyendok kan makanannya dan menyuapi Jennie membuat sang istri bingung dengan sikap mendadak suaminya.

"Ji, gimana kalau kita ke taman?" ajak Lily setelah ia selesai makan,Jinni mengangguk setuju, disini suasananya sangat canggung.

"Ma,Pa Lily sama Jinni di taman ya,kalian selesaikan saja makannya."ucap Lily.

"Kamu udah selesai Ji?"Jinni mengangguk menanggapi pertanyaan Mami nya.

"Udah Eomma, kalau gitu Jinni sama Lily dulu ya dah.."Lily segera membawa Jinni keluar,mereka menghela nafas.

"Apakah dirumah mu selalu begitu,haiss kau tau Ji ,setiap saat orang tuaku seperti remaja dimasa puber mengerikan sekali." Jinni tertawa.

"Kau ada-ada saja,tapi emang sih yang aku tau mereka tidak punya malu kadang Mama cium Ayah didepan ku."Lily mengangguk setuju.

"Lalu kita akan kemana?"tanya Jinni.

Lily memutar otaknya,mencari apa yang ia rasa menarik hingga idenya datang."Kita bantu seseorang yuk!"Jinni menatap bingung.

"Ayolah kita tidak akan lama."Lily langsung membawa Jinni ke tempat biasanya Heesung bekerja,benar saja pemuda itu tengah menikmati pekerjaan malamnya.

"Hai Hee.."sapa Lily dengan senyum khasnya,Heesung tersenyum dan mengangguk.

"Membawa siapa,jangan bilang penjaga mu?"Lily terkekeh memang terkadang mereka bercanda ditengah pekerjaan Heesung,dan itu membuat mereka lupa waktu.

"Ini teman baruku perkenalkan,Jinni ini Heesung dan Heesung ini Jinni,semoga kalian bisa berteman juga."Heesung dan Jinni mengangguk.

"Wah temanmu cantik juga,apakah kau berniat memasangkan kami?"gurau Heesung.

"Enak saja,baru jadi temanku kau sudah sok akrab lagipula cantik itu wajar memang aku tidak cantik?"Heesung menggeleng membuat Lily geram dan menendang kaki kiri pemuda itu.

Bughh

"Arrghh..."seketika Lily panik dan memegang kaki Heesung."Apakah terlalu keras?"Heesung mengangguk,segera Lily memapah da menyenderkan di tepi pohon.

"Aku akan kembali ke mansion membawa obat,Jinni tolong jaga Heesung dia selalu cerewet!"Jinni mengangguk sedangkan Heesung bengong mendengar penuturan Lily.

"Hei aku tidak..."belum selesai Lily sudah pergi begitu saja membuat Heesung berdecak kesal.

"Apakah kamu sudah lama mengenal Lily?"Heesung menatap datar pada Jinni.

"Heem."mendengar itu Jinni menjadi canggung sendiri,kesannya Heesung seperti tidak menyukainya.

Saat mereka tengah melamun retakan ranting membuat mereka menengok keatas hingga ranting jatuh menuju arah mereka."Aaa..."Heesung dengan sigap menepisnya."Apa kau terluka?"Jinni mendongkak ia melihat ranting itu telah tergeletak jauh.

Beberapa detik ia melihat wajah Heesung,garis wajah sempurna dengan rasa pahlawan yang tinggi sungguh Heesung adalah idamannya.

....

"Huhuhu....berapa sih jarak tempat ini."dengan terengah Lily menggerutu.

"Kamu kenapa Baby,dimana Jinni?"tanya Lisa menatap keadatangan putrinya sendirian.

"Eh Ma,itu Jinny diluar Lily kesini mau ngambil sesuatu yang ketinggalan,kalian tenang aja kok diluar gak ada hujan meteor."Mereka menggeleng atas perkataan Lily.

"Baby,jangan berbohong!"sial,jika Papa nya yang angkat bicara siapa disini yang bisa menyelamatkannya,satu orang yang tidak bisa ia tipu yaitu Papanya sendiri.

"Ehh Samchon Taehyung yang tampan, Samchon percayakan sama Lily,anak Samchon itu gak kenapa-napa kok." Taehyung mengangguk.

"Iya, Samchon percaya kok sama kamu."Lily menatap senang dan menatap remeh pada Papanya yang sepertinya sedang menahan emosi.

"Jangan campuri urusan keluargaku!"ucap Jungkook pada Taehyung membuat semua terdiam,Lily hanya menatap tidak mengerti maksud situasi ini.

"Maaf Pa tapi Samchon..."Jungkook menatap tajam putrinya,Lily menghela nafas siapa yang berani pada singa jantan.

"Oke Lily minta maaf,tapi tenang aja oke sebentar lagi Lily pulang kok sama Jinni hanya mengambil barang apa itu salah Pa?"Jungkook tak mau dinilai buruk Dimata musuhnya itu,ia segera mempersilahkan putrinya mengambil apa yang diinginkan.

Setelah dapat Lily segera keluar membuat semua yang berada disana menatap heran saat Lily berlari."Dia berbohong lagi,liat keringat di keningnya jarak taman tidak sejauh itu Honey."ucap Jungkook.

"Sudahlah mungkin dia sedang buru-buru aku percaya pada putriku."ucap Lisa.

"Putri kita!"tegas Jungkook.

"Iya putri kita."balas Lisa dengan sedikit menekan,selalu saja dikoreksi apapun kata yang kurang,suaminya memang mengerikan.

...

Sesampainya Lily segera mengobati Heesung."apakah sakit?"Heesung menggelengkan kepala,dengan jahil Lily menekan luka itu hingga Heesung meringis kesakitan.

"Arghhh..."Lily tertawa mengejek ia pikir seorang Lily bisa ditipu.

"Lily perlahan saja mengobatinya,lukanya sepertinya cukup sakit."Lily menoleh pada Jinni yang menatap luka Heesung dengan khawatir,Lily sedikit terdiam apa mungkin Jinni suka pada Heesung.

"Ly,kau memiliki niat mengobati atau hanya dilihat?"Lily tersadar setelah mendengar ucapan Heesung.

"Cerewet sekali,padahal aku baru mengoles separuhnya!"Heesung menghela nafas.

"Ouh ya ember airnya sepertinya sudah bocor,besok aku bawa ya yang baru."Heesung menggeleng kepala,sudah terlalu banyak jasa yang diberikan Lily tapi belum ada timbal balik darinya.

"Tidak perlu,asalkan masih layak,jika rusak parah aku akan membelinya."Lily menggeleng."bahkan Ayahmu juga sulit hanya untuk membeli gayung mandi,aku tau kamu memungut ember itu dari sumur tua,jangan sok hebat aku akan meminta Papa membelikannya."Heesung hanya bisa pasrah, siapa yang bisa menolak rezeki.

"Baiklah aku tidak akan menolak lagi."Lily tersenyum senang,sedangkan Jinni melihat dengan wajah sedih apakah mereka saling suka.

TBC.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang