Plakk
"Jake! sejak kapan Dad nyuruh kamu mabuk hah?" Dengan marah Jin menampar putranya karena baru pulang malam hari.
"Dad tidak mengajarkannya tapi Dad tidak melarangnya." Ucap Jake dengan seringainya.
"Sampai kapan kamu melawan Dad, apakah selama ini Dad tidak mendidik mu, kamu anak orang berpengaruh mau di sebut apa kata orang nanti!" Jake tersenyum kecut.
"Dad hanya mementingkan orang lain, apakah Jake tidak penting cih disini hanya orang munafik!" Hendak memukul kembali sebuah tangan menghentikan.
"Jangan sakiti anakku, cukup Jin, Jake begini karena aku hiks...maafkan aku hiks..." Jake melihat Jisoo menangis karenanya, ia mengepalkan tangan dan segera masuk ke kamar walau sedikit sempoyongan.
"Kau harus istirahat sayang." Jisoo pun mengikuti suaminya ke kamar.
Jake langsung meraih benda didekatnya dan melempar asal hingga pecah. "Arghh semua terlihat salah Dimata Dad, apa yang patut aku usahakan hiks...Mom...Jake bingung." Gumamnya, katakan saja kali ini dia masih labil 17 tahun sudah usianya dan ia harus menanggung kesepian.
....
Esoknya
"Pagi baby." Ucap Lisa menatap putrinya.
"Pagi Ma, Pa." Lily langsung mengecup pipi kedua orang tuanya.
"Sepertinya sedang bahagia, bukankah Minggu depan baru masuk sekolah?" Tanya Lisa penasaran.
"Ah enggak kok Ma, ouh ya kapan anak Aunty Jen kesini, Lily gak sabar punya temen baru." Lisa tersenyum,ah sepertinya akan ada pertemanan.
"Kamu gak akan berteman sama anak Tae..." Lisa langsung menyikut lengan suaminya.
"Ah maksud Papa datangnya nanti lusa karena katanya dia sedang ada kegiatan camping dengan sepupunya." Ucap Lisa.
"Ouh gitu ya Ma, bagus deh Lily jadi gak sabar, Pa Lily boleh minta cek punya Papa gak?" Tanya Lily.
"Buat apa Baby?" Tanya Jungkook.
"Papa kepo, kan Lily mau jalan-jalan atau kemana gitu Papa kan banyak uang Mama belanja barang limited aja Papa kasih." Jungkook menggeleng sepertinya sifat anaknya menurun pada istrinya,ia pun menyodorkan lembar cek kosong dengan tanda tangannya.
"Tulis saja nominalnya disana!" Lily mengangguk dan mencium pipi Jungkook.
Cupp
"Ah Papa makin ganteng aja, Lily sayang deh, Ma boleh ya Lily bungkus beberapa makanannya?" Lisa nampak bingung.
"Boleh dong Ma, masa pelit sih?" Lisa pun ke dapur dan membawa sebuah rantang berukuran sedang memasukkan semua jenis makanan mewah yang tersaji.
"Nih, buat apa sih bawa beginian, kamu mau piknik baby?" Lily hanya menampilkan deretan giginya.
"Stt Mama cerewet, kasihan Papa yang sibuk dengan korannya." Jungkook yang merasa di panggil menoleh membuat Lily mendrama dan Lisa menghela nafas apakah tuhan tidak mendengar doanya, putrinya seakan mirip dengannya bukan suaminya.
"Sayang, bikin anak lagi aja yuk Lily biar aku kirim ke negara ku,aku kan pingin punya anak kayak modelan kamu." Lily mendengarnya langsung menangis.
"Hwaaa.......hiks...Mama jahat gak mau ngakuin Lily jadi anak,Pa...nikah lagi aja cari Mama buat Lily." Menatap Lisa tajam.
"Papa sih mau aja, tapi Mama kamu ikhlas gak?" Tanya Jungkook menahan tawa.
"Kita main rumus yu kalau bahasa Inggrisnya satu buku book kalau dua buku books." Ucap Lisa.
"Jadi maksud Mama kalau ada angka dua nya ditambah S?" Lisa mengangguk, menatap suaminya tajam.
"Kalau satu istri mampu kalau dua istri?" Tanya Lisa.
Mampus_batin Jungkook
"Mampus dong Ma?" Lisa tidak menanggapi dan langsung meninggalkan meja makan, Jungkook mengecup kening anaknya. "Nanti lagi dilarang bilang cari Mama baru, yang lama aja susah Papa kendalikan." Lily mengangguk melihat kepergian orang tuanya.
"Mama selalu paling ngeri kalau udah marah, ah suatu saat Lily akan kaya Mama biar gak ditindas cowok liat aja!" gumamnya dan segera pergi menemui Heesung, ya jadwal nya hari ini entah kenapa dia merasa penasaran dengan pemuda itu.
...
Tok
Tok
Terbukalah pintu oleh seorang wanita cantik,Lily tersenyum."Annyeong Ajumma, apakah ini rumah Lee Heesung?"tanya Lily dengan wajah manisnya membuat Tzuyu tidak kuat.
"Ah Ne saya Eomma nya, ayo masuk cantik."Lily pun masuk ke rumah kecil itu,terlihat minimalis juga kusam Lily melihat 2 orang pria berbeda usia sedang sarapan dengan sepotong ubi.
"Annyeong Ajeossi, Annyeong Heesung."Mingyu dan Heesung menoleh bersama.
"Lily??" Gumam Heesung.
"Kalian kenal dimana, kok Appa gak tau?"tanya Mingyu.
"Ah semalam Lily gak sengaja bertemu Heesung di danau, kebetulan Lily baru pindah dari negara A jadi masih beradaptasi disini." Mereka mengangguk dan mempersilahkan Lily duduk di kursi kosong.
Lily tanpa malu mengambil mangkuk Heesung dan Appanya membersihkan meja membuat semua bersih lalu membuka rantang yang dibawanya mengeluarkan semua sarapan yang ada, semua terdiam.
"Maaf Lily lancang tapi sebaiknya ubi nya buat Lily aja ya, sebagai gantinya Lily ganti sama makanan Lily." Semua terdiam.
Lily nampak bersalah,apakah mereka tidak menyukai kelakuan Lily."Hiks...apakah kalian tidak suka makanannya?"dengan bibir melengkung ke bawah.
Tzuyu mendekat dan memeluknya."Kami senang Ly, terimakasih sudah mau direpotkan, tapi untuk apa semua ini?" Tanya Tzuyu.
"Lily tau kalian sedikit susah mendapatkan makanan enak,melihat bagaimana perjuangan Hee semalam membuat Lily sadar dan ingin menjadi tetangga baik kalian."Tzuyu tersentuh dengan orang berada ini,biasanya mereka asyiknya merendahkan,tapi melihat sikap gadis ini Tzuyu jadi senang.
"Tidak perlu begitu Ly,kita cukup kok dengan apa yang dipunya."ucap Heesung.
"Mama pernah bilang,kalau memberi itu lebih baik dari pada menerima dan orang yang menerima lebih dihargai daripada yang menolak,sedangkan orang yang memberi akan merasa dihargai kepada orang yang menghargai jadi bisakah kalian menghargai pemberian Lily?"Mingyu terkekeh mendengar penuturan anak gadis itu.
"Hahaha...Appa baru sadar sepertinya dia anak dari wanita baik,dan tentunya anak Appa juga anak dari seorang pria baik,buktinya kata bijaknya membuat kita tersentuh."Tzuyu menatap tajam suaminya masih ada saja waktu bercanda.
"Papa juga bilang berilah apa yang kamu punya selagi mampu,kita tidak tau roda akan berputar kemana bisa jadi orang yang kita beri suatu saat berada di atas kita dan disitu kita akan tau seberapa ingatkah mereka akan persaudaraan sebelumnya,jadi Ajeossi Ajumma, anggap saja semua yang di lakukan Lily semata menjaga hubungan tetangga."Tzuyu mengangguk.
"Terimakasih nak,kamu gadis yang baik kapan-kapan bawa orang tuamu datang berkunjung."Lily mengangguk antusias,orang tuanya akan bahagia jika tau tetangga mereka orang baik.
Sampai sebuah ketukan pintu keras membuat mereka menoleh.
Brakk
"Mingyu!!cepat bayar hutangmu!"teriaknya.
"Maaf tuan-tuan masih ada sisa 2 hari untuk..."belum selesai sapuan tinju dilayangkan membuat Tzuyu memeluk Heesung dan Lily.
Bughh
Bughh
"BERHENTI!!"Teriak Lily.
"Mau jadi sok pahlawan,anak kecil?"ucapnya.
"Berapa hutangnya?"tanya Lily dengan tegas membuat semua terdiam karena Lily segera mendatangi pria itu.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indeed Mate (Rookie)
FanfictionJeon Lily anak keluarga Jeon yang pindah dari negara A ke negara K,ia mulai bersekolah lagi di SMA yang terkenal di negara itu,ia gadis yang sedikit tomboi,terkadang Papa nya bersikap posesif semata untuk menjaga putri semata wayangnya. suatu ketika...