Will you be my lover

106 12 0
                                    

Sekolah..

"Jake, Lily, mana surat yang ibu berikan kemarin?" Lily dan Jake pun mengumpulkannya pada Jieun.

"Itu apa Ly?" Tanya Jinni.

"Hanya surat izin orang tua mengenai lomba sekolah." Jinni mengangguk.

Istirahat.

"Ly!! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Lily melihat Haewon menatap bingung, akhirnya ia mengangguk untuk ikut ajakan Haewon.

"Aku ingin jujur pada mu mengenai Jiwoo, dia sebenarnya baik, tapi karena kebenciannya terhadap Sullyoon adik tirinya ia jadi berubah dan sering membully temannya, ia mengatakan jika itu membuatnya merasa tidak kesepian lagi." Lily menatap Haewon.

"Lalu? Apa tujuanmu mengatakan itu padaku?" Tanya Lily menatap area taman belakang sekolah.

"Saat pertama kau melawannya aku merasa kau berbeda, kamu punya jiwa pemimpin yang baik, aku kagum padamu, aku ingin menjadi temanmu tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Jiwoo bisakah kamu mengubahnya?" Tanya Haewon.

"Maafkan aku Haewon, aku tidak bisa membuat dia berubah tapi aku bisa menyadarkannya jika dia mau, jadi kau pun jangan selalu menuruti keinginannya perbanyak memberikan peringatan aku yakin Jiwoo akan sadar dengan sendirinya jika kau memberikan arahan yang baik secara perlahan." Haewon mengangguk.

"Nama ku Lee Haewon." Lily pun menerima uluran tangan Haewon. "Jeon Lily." Haewon senang akhirnya ia menemukan orang yang tepat.

...

"Ah Jake, maaf ibu tidak menemukan Lily sejak tadi jadi ini nanti berikan sebagai buku panduan, pulang sekolah kamu datang ke rumah ibu Nayeon untuk belajar dengan Lily bersama!" Jake mengangguk menerima buku itu dari Jieun.

"Apakah kalian ada something?" Tanya Jay.

"Kami hanya disuruh untuk melakukan lomba." Ucap Jake acuh.

"Ouh ya mengenai tim kita, sayang bos masih belum percaya dengan strategi mu Jake." Ucap Niki.

"Kenapa bisa?"

"Kaya bos cara mu terlalu gampang terbaca untuk musuh setingkat mereka cara yang lebih mudah adalah saran dari tim A." Jake menggeleng kuat.

"Justru itu cara mereka terlalu naif, kamu tidak lihat celah yang ada di tengah mereka aku yakin musuh bisa dengan mudah membaca, karena caraku tidak semudah yang dipikirkan dengan logika." Ucap Jake.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Sunghoon.

"Hanya satu, aku akan kesana saat jam terakhir, kalian izinkan aku nanti aku harus langsung berdiskusi 4 mata dengan bos." Ucap Jake.

"Apakah kau yakin tidak kami temani?" Tanya Jungwoon.

"Tidak, aku bisa sendiri." Ucap Jake tanpa berlama-lama ia pun segera menuju kelasnya, ia pun sudah ingin bermalasan di bangku kelasnya itulah kegemarannya.

"Kau tidak akan makan bos?" Tanya Jay dan diabaikan Jake membuat ke 3 temannya itu melihat kasihan pada nasib menjadi sahabat setia Jake.

Sesampainya disana Jake mendapati kelas kosong ia pun menidurkan dirinya dengan menutup wajahnya dengan jaket hitamnya. Tak lama sebuah makanan terhidang di depannya.

"Kenapa kamu tidak istirahat?" Jake mendongkak mendapati Chaewon berdiri di depannya, ia pun memalingkan wajah dan tertidur membelakanginya.

Chaewon duduk di sisi Jake. "Aku hanya memberikanmu makanan agar kau tidak kelaparan, Emm...apa aku salah?" Jake menatap tajam Chaewon.

"Pergilah!" Chaewon pun menunduk takut, lalu pergi berlalu namun ia masih berdiri di luar melihat apakah Jake memakan makanannya namun salah ternyata Jake malah mendorongnya.

Tidak lama ia melihat Lily hendak ke kelas ia segera sembunyi di kelas sebelah untuk melihat apa yang akan dilakukan gadis itu.

"Heh hornet, kalau mau tidur mending di UKS biar lebih leluasa." Ucap Lily setelah itu ia berjalan ke arah bangku nya dan mengambil sebungkus susu coklat dan roti kecil.

Jake melihat itu segera merampas nya dari Lily. "Kau bawa yang itu, aku ingin makan ini." Lily menggeleng keras.

"Tidak!! Itu untuk seseorang." Pekik Lily.

"Untukku tapi kau malu kan? Sudah aku lapar." Tanpa permisi Jake langsung membuka roti itu memakannya dan langsung meminum susu nya membuat Lily melotot.

"Yakkk itu milikku hornet!" Jake acuh dan tetap menghabiskannya di hadapan Lily yang kesal.

"Aku ahk sebel!" Lily pun membawa makanan yang ada di depan Jake membawa pergi karena makanannya di habiskan pria tidak beradab itu, Jake tersenyum melihat tingkah Lily. Ah ia rasanya tidak sanggup melewatkan hal kecil ini.

Disana Chaewon nampak mengepalkan tangan karena kesal dengan apa yang terjadi, ia ingin Jake menghargainya bukan malah mengabaikannya. "Lily."

"Hee, ini makanlah, maafkan aku karena menghabiskan ice teh mu aku kira milik Jinni." Heesung menampilkan senyumnya lalu menerima makanan Lily.

"Makannya Ly kalau mau makan tuh tanya dulu, main serobot aja." Ucap Jinni.

"Lagian Bae gak larang." Bae melotot.

"Kok jadi aku sih, Sullyoon dari tadi diem aja biasanya dia bawel kalo kamu salah." Ucap Bae dan Sullyoon menggeleng kuat.

"Itu salah kita karena mendiamkan Lily!" Seketika semua terdiam dengan argumen Sullyoon karena itu memang sebuah fakta.

....

Sepulang sekolah Lily di jemput Jungkook karena katanya Jungkook ingin berbicara dengannya.

"Berikan ini pada Heesung, papa sudah melihat prestasinya dan papa bangga dengan hal itu, dia selalu berada di tingkat pertama itu adalah hal yang papa harapkan dari nya, ini adalah beasiswa kuliah untuknya dan ada satu unit apartemen yang dekat dengan kita untuk keluarganya karena papa yakin mereka lebih layak tinggal di tempat yang besar, untuk pekerjaan ayahnya papa sudah punya tempat cocok untuknya di kantor beri tahu besok agar Mingyu menghadap papa." Lily bahagia karena Jungkook tidak lupa dengan sarannya.

"Thanks pa, tapi kenapa masalah kerja gak papa yang kasih tau ke om Mingyu?" Jungkook menggeleng.

"Papa ada kerjaan setelah ini, mungkin lusa akan ke Jepang untuk masalah kantor makannya papa minta kamu sekalian main kesana kan?" Lily mengangguk setuju.

...

Tak berlangsung lama Lily pun menuju rumah Heesung karena ia harus memberikan informasi ini, Mingyu senang walau sempat menolak tawaran itu, namun Tzuyu meyakinkan karena ini adalah kebaikan yang Tuhan berikan untuk keluarganya.

"Terimakasih Lily Ajhumma gak bisa berkata lagi, kamu sangat baik nak." Lily mengangguk.

"Hee, aku ingin berbicara berdua denganmu di depan." Heesung mengangguk setuju setelah meminta izin pada orang tuanya.

"Ada apa?"

Jake sudah tiba di kediaman Lily.

"Imo, apakah Lily ada?" Lisa yang tengah sibuk dengan Haruto akhirnya mendongkak.

"Ouh Jake Imo kira siapa, itu Lily sedang ke rumah sebelah kamu kebelakang aja beberapa menit lurus nanti kamu menemukan rumah sederhana Lily ada disana kok." Jake mengangguk dan pamit setelah berterimakasih.

"Apa!! Jadi Ajeossi Jungkook kasih beasiswa?" Lily mengangguk.

Heesung bahagia mendengarnya ia langsung memeluk Lily dengan spontan membuat Lily terdiam karena terkejut, jantungnya seketika terhenti.

Heesung melepasnya karena malu. "Mian.." Lily mengangguk.

Heesung menatap serius mata Lily yang sudah mencuri perhatiannya sejak pertama mereka bertemu lantas ia dengan tenang berkata. "Ly Will you be my lover? Sarrangheo." Seketika semua seperti berhenti di tempat.

"Aku....aku mau Hee." Heesung pun memeluk Lily dengan erat akhirnya ia tidak memendam cinta nya sendiri namun berbeda dengan orang yang sejak tadi mendengar percakapan mereka. Tangannya terkepal erat.

TBC.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang