End

242 10 1
                                    

Esoknya Lily terbangun, ia sudah meyakinkan dirinya untuk kembali ke rumahnya.

Saat tiba di bawah ia melihat Jake tampak menyiapkan sarapan, namun Lily sudah siap dengan pakaiannya ia sudah membulatkan tekad untuk pergi.

"Mau kemana?" Tanya Jake.

"Apa masalahmu?" Tanya Lily ketus.

"Ya memang tidak ada masalah denganku, hanya saja aku harap kau tidak mengadu pada Papa mu itu." Ujar Jake.

"Hmm, akan aku pikirkan, tapi aku tidak secengeng itu, kau bisa memegang ucapan ku, aku akan memastikan kau aman." Lily pun pergi.

"Aku rasa kau kalah juga akhirnya, pergi karena aku sudah tidak menganggap mu?"

"Pikirkan saja apa mau mu aku tidak perduli, ouh ya karena aku pindah rumah tolong kabari aku izin ke sekolah." Jake terdiam.

"Aku kira kau tidak benar-benar cengeng tapi tetap saja kau pulang ke rumah, apa benar kau bisa menepati perkataan mu itu." Lily memegang tasnya dengan erat.

"Apa mau mu? Kau sangat menyebalkan bisakah aku mengumpat!" Jake terkekeh.

"Itu yang dinamakan akan membuat semuanya aman? Bahkan aku hanya berkata tapi kau sudah tidak bisa menahan amarahmu sendiri." Ucap Jake.

Lily melipat kedua tangannya lalu melihat Jake tanpa perasaan apapun, ia sudah terlanjur kecewa. "Kita akan bertemu suatu saat sebagai orang asing yang berbeda jati diri, aku harap saat itu kau bisa merasakan itu bukan aku lagi, Jake kau bisa bersama siapapun sekarang aku akan mengatakan pada orang tuaku untuk tidak melanjutkan perjodohan ini, ah ya terimakasih atas kesan nya tinggal bersamamu itu patut aku katakan sebagai hari kesialan ku karena terperdaya oleh ucapan bulshit mu, masih banyak hal yang harus aku lakukan dari pada berdiam diri saja disini, dengan mengharapkan kata konyol mu, aku pamit selamat tinggal." Ujar Lily.

Jake masih menatap datar kepergian Lily, tangannya mengepal kuat entah apa perasaannya saat ini namun hari ini mood nya sungguh buruk.

Cklek

"Mama."

"Baby??"

"Loh Jake mana, kau tidak pergi ke sekolah?" Lily menggeleng, Lisa pun membiarkan putrinya untuk masuk dan akhirnya Lily menceritakan dengan detail.

"Apa! Bagaimana bisa Jake melakukan itu padamu, bukankah kemarin kalian baik-baik saja?" Lily menghela nafas.

"Itu lah yang Lily tau, jangan ceritakan pada papa biar nanti Lily yang tangani."

"Papa sudah tau semua sebelum kamu bercerita pada Mama mu, papa setuju dengan keputusanmu, ternyata Jake bukan pilihan terbaik Papa, jadi maafkan Papa." Lily mengangguk dan memeluk Jungkook dengan erat.

"Kakak...Kakak..." Mendengar Haruto mengatakan itu Lily menangis bahagia, sudah lama ia tidak menemui adiknya ia segera menggendongnya.

"Ma, jika Lily lulus Lily akan melanjutkan studi di Jerman, tenang saja Jinni dan yang lain akan sekolah disana Mama tidak perlu khawatir, dan Papa Lily ingin mencoba dewasa apa papa izinkan?" Jungkook sadar selama ini ia terlalu mencampuri privasi putrinya.

"Baiklah, lakukan apapun yang kamu inginkan papa sudah tidak bisa menghentikan mu, kini kamu sudah dewasa dan bisa menentukan keputusanmu sendiri." Lily senang mendengarnya dan memeluk Jungkook dengan erat.

Akhirnya saat itu juga Lily mengabari temannya jelas itu disambut bahagia oleh semuanya.

Esoknya Lily datang dengan raut wajah senang, akhirnya ia bisa melupakan masa lalunya, Jake? Pemuda itu sudah tidak terlihat batang hidungnya membuatnya merasa ada sesuatu yang hilang, namun ia bersikap tidak perduli.

Indeed Mate (Rookie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang