Ćhapťer 4 : Best Friend? Okay.

72 3 1
                                    

Zayn P.O.V

Bunyi alarmku membangunkan ku di pagi hari yang dingin ini. Hah, menganggu sekali. Teringat beberapa hari yang lalu aku pulang kerumah dan tak ada satupun orang karena mereka pergi ke cafe tanpa mengajakku.

"ZAYNN, ADA TAMU INGIN MENEMUIMUUU!!" teriak Harry dari lantai bawah. Sebenarnya aku malas sekali untuk menemui tamu itu di pagi hari.

Aku bangkit dari ranjang dan mencuci muka, karena aku selalu shirtless saat tidur jadi aku mengambil kaos putih tipis dan memakainya. Aku segera keluar dari kamarku dan menuju lantai bawah.

"Siapa sih yang ingin bertemu denganku di pagi dingin ini?" Tanyaku pada Harry yang sedang menyiapkan sarapan.

"Seorang wanita yang tak akan kau duga" jawab Harry sambil tersenyum iseng. Karena penasaran aku langsung saja membuka pintu depan untuk menemui tamuku.

"Pagii.." sapanya

Meera P.O.V

Ia membuka pintu dengan sangaat cool. Ia hanya mengenakan celana pendek selutut, kaos putih tipis dan rambut yang agak berantakan. "Pagi.." sapaku padanya.

"Ohh..hmm, kau Meera kan?" Tanyanya kebingungan harus berbuat apa. Karena salah tingkah aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis padanya. "Apa yang kau butuhkan sepagi ini?" Tanyanya dengan wajah bingung.

"Bolehkah kau mengembalikan buku designku? Hasil design itu sangat berharga untukku...maaf" ucapku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal. Ia langsung tercengang lalu berlari ke dalam rumah membiarkanku berdiri di depan pintu seperti gadis konyol yang meminta sumbangan.

Tak berapa lama, Zayn kembali sambil berlari kecil membawa buku berwarna kuning kesayanganku "ini bukumu, maafkan aku tapi seseorang yang memberikan ini padaku.." ujarnya sambil memberikan buku itu padaku dengan tampang bersalah.

"Ahh tidak masalah, yang terpenting bukunya masih tersimpan rapih oleh mu.." jawab ku dengan senyuman manis. Tiba-tiba ia menarik tanganku kedalam rumah dan menyuruhku duduk di salah satu sofa dirumahnya. Karena bingung aku hanya menuruti perintahnya.

"Maaf kalau langsung menarikmu masuk, bagaimana kalau kau tinggal dulu sebentar disini? Kita bisa mengobrol, atau bermain game milik Louis" ujarnya sambil menggaruk kepalanya.

"Ahh, ide bagus..apa yang akan kita lakukan sekarang?" Ucapku ringan agar suasana tidak menjadi canggung. Aku segera bangkit dari dudukku lalu berjalan ke arahnya. "Aku bisa membuat coklat panas paling enak, kau mau?" Tanya ku.

"Bolehh, jarang sekali aku minum coklat panas! Itu bisa menemani kita mengobrol" jawabnya semangat. Aku langsung berjalan menuju dapur dan bertemu Harry disana. "Harry..apa kabarmu?" Sapaku.

"Baikk, kau sendirian? Dimana sahabatmu itu? Feeraa.." jawabnya lalu bertanya padaku. Aku tertawa kecil lalu mulai membuat coklat panas untukku dan Zayn.

"Kau tau kan, di hari kosong seperti ini ia tidak akan boleh pergi oleh orangtuanya..walaupun sudah besar, ia tetap diperlakukan seperti itu" jelasku sambil menuangkan air panas ke dalam gelas. Harry hanya mengangguk setuju mendengar penjelasanku.

Coklat panasnya sudah jadi, aku membawa dua mug coklat panas itu menuju ruang tengah dimana Zayn sudah menunggu. "Ini coklatmu.." ucapku sambil menyodorkan secangkir coklat panas.

"Terimakasih, jadii...sebenarnya apa hobimu?" Tanyanya dengan senyum. Aku tertawa lalu menyerupu coklatku.

"Biasa...hanya mendesign pakaian wanita lalu menjahitnya dan memajangnya disuatu ruang dirumahku" jelasku. Zayn tercengang dengan jawabanku itu.

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang