Angie P.O.V
"lebih baik kau berhenti mengunjungi pacarmu ituu, kau harus beristirahat! besok kau akan melakukan operasinya" ujar dokter itu kepadaku. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"semenjak Louis dirawat disini, setiap jam makan, kau harus sibuk mengganti pakaian pasienmu dengan pakaian biasa lalu pergi mengunjunginya" ujar dokter itu lagi. Aku hanya tersenyum malu.
"baiklah dok, malam ini adalah terakhir kali aku bertemu dengannya, kumohon bantuannya yaa" ujarku sambil tersenyum lebar lalu segera meninggalkan ruang konsultasi itu.
Aku segera menuju ke kamar tempat aku dirawat. Sesampainya disana, aku segera mengganti pakaian rumah sakitku menjadi pakaian pergi. Setelah siap, aku segera berjalan pasti menuju kamar Louis.
"tok tok tok.." suara pintu yang diketuk olehku sepertinya menyadarkan Louis dari lamunannya. Ia segera menoleh ke arah pintu lalu menganggukkan kepalanya. Melihat itu, aku segera masuk ke dalam kamar Louis.
"Ayo kita makan malam..kau, akan kusuapi, kau ingat? ini makan malam terakhirku..ahh, maksudnya kita" ujarku sambil tersenyum lembut. Ia hanya mengangguk.
Aku segera mengambil piring yang berisi makanan, dan duduk di sisi ranjang Louis. Makan malam kali ini terlewati dengan special, karena ini makan malam terakhir kami.
Louis P.O.V
"terimakasih sudah mau menemaniku makan malam.." ujarku pelan sambil mengusap kepala Angie dengan lembut. Ia tersenyum lebar ke arahku.
"oiya..ada yang perlu kuberitahu padamu" ujar Angie serius sambil menatap mataku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku mengangkat kedua alisku agar ia segera memberitahu.
"ini kali terakhir kita bisa bertemu..besok, besok aku tidak bisa menemanimu atau mengantarmu keruang operasi.." jelas Angie sambil meneteskan air mata. Aku tercengang mendengar perkataannya. Tapi aku tidak mau membuat dia semakin merasa bersalah.
"sudahlah..aku mengerti, aku tahu pasti kau punya banyak kegiatan yang lebih penting dibandingkan menunggu proses operasiku" ujarku sambil menghapus air matanya. Aku mengenggam kedua tangan Angie sambil perlahan mengusapnya.
"Kau mau berjanji padaku?" Tanya Angie sambil terisak. Aku tersenyum lembut ke arahnya lalu mengangguk.
"Kumohon, berjanjilah untuk selalu mencintaiku dan mengingatku" ujar Angie sambil memasang senyuman paksanya.
Aku segera menarik tubuhnya lalu mencium bibirnya. Tepat saat aku dan Angie melepaskan ciuman kami, seseorang mengetuk pintu lalu masuk ke kamarku.
"Hai.." ujar gadis itu sambil tersenyum pucat. Aku dan Angie sama-sama tersenyum lebar ke arahnya dan melambaikan tangan kami. Gadis itu lalu berjalan mendekati Angie lalu memeluk Angie dengan erat.
"Terimakasih....terimakasihh, dan kumohon maafkan aku" ujar gadis itu sambil mulai menitikkan air matanya di pelukan Angie.
Janie P.O.V
"Aku tak pernah tidak memaafkanmu, jadi mulai sekarang lupakan saja semua kesalahanmu padaku" ujar Angie yang masih memelukku erat. Aku tersenyum tipis dalam pelukannya.
"Terimakasih...kuharap itu benar-benar apa yang kau ingin ucapkan dari hati mu" ujar ku sambil perlahan melepaska pelukan kami. Setelah melepaskan pelukan aku tersenyum lebar ke arah Angie lalu memberikannya jari jempol.
"Jadi..sampai kapan aku harus jadi penampakan disini?" Tanya Louis sambil memasang wajah nakalnya. Aku segera mencubitnya pelan dan memelototinya.
"Kauu inii!!" Ujarku gemas. "Oiyaa, kenapa kau bisa dirawat disini?" Tanyaku penasaran. Ia tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya.
"Sebentar lagi aku akan melakukan world tour, dan kurasa aku sedang butuh istirahat" jawab Louis dengan santai. Mendengar itu aku hanya mengangguk tanda mengerti.
"Lalu, kenapa kau dirawat? Kenapa tidak ada satupun anggota keluarga kita yang tau soal dirimu?" Serang Angie dengan banyak pernyataan.
"Aku hanya kelelahan biasa dan sekarang infusku sudah dilepaskan" jawabku sambil tersenyum lebar.
"Ikut aku ke dapur, aku akan membuatkan mu minuman.." ujar Angie sambil menarik tanganku menuju dapur. Aku hanya berjalan mengikutinya.
Sesampainya di dapur, Angie mulai mengambil peralatan-peralatannya untuk membuat minuman untukku. "Ceritakan soal kisahmu tentang beberapa hari yang lalu" ujar Angie sambil memasukkan beberapa bahan ke dalam gelas.
"Kisah apa? Aku perlu menceritakan apa?" Tanya ku kebingungan. Ia hanya tertawa lalu mencubit pipiku lembut.
"Ceritakan soal pria yang memelukmu dari belakang itu...jangan berbohong!" Ujar Angie sambil mengancamku dengan sendok kecil yang sedang ia pegang.
"Ahh..baiklahh, jadi laki-laki itu tiba-tiba memelukku dari belakang lalu bertanya sesuatu...lalu ia menarikku ke pelukannya" jelasku sambil memainkan gelang.
"Lalu saat aku sudah mulai nyaman, aku melepaskan pelukan kami..lalu ternyata pria itu adalah Niall..dan setelah ia tahu aku telah menyadari siapa dirinya, ia langsung menarikku menuju kamar dimana Anna dirawat" jelasku lagi sambil mendekat ke arah Angie. Ia hanya mengangguk menandakan mengerti dengan ucapanku.
"Lalu, setelah sampai disana..sepertinya dia hampir mengatakan pada Anna kalau aku seorang yang sedang dipertanyakan Anna, tapi karena melihat wajahku yang kesal..jadi ia membantuku membohongi Anna soal tujuanku dirawat disini" jelasku sambil mengambil milkshake yang telah jadi dibuat oleh Angie.
"Begitukah? Lalu kenapa kau tidak mau menceritakan yang sebenarnya apa yang kau lakukan di rumah sakit ini kepadaku?" Tanya Angie sambil merangkulku berjalan menuju ranjang Louis.
"Ahh, banyak hal yang bisa kuceritakan padamu dan banyak juga yang tidak bisa...tanpa ku ceritai, besok kau akan tahu" ujarku sambil sesekali meminum milkshakeku.
"Sudahlahh, aku sedang menonton tv!! Jangan berisikk" bentak Louis dengan maksud bercanda. Aku dan Angie hanya tertawa mendengar ucapan Louis itu.
---------------------------------------
Gimana yaa reaksi Janie kalo dia tahu apa yang bakal dilakuin Louis yaa??
Terus, gimana yaa kira-kira jalannya operasi besok?
Ikutin terus ceritanya yaaa<3
Thanks for reading^^