Prologue

240 7 3
                                    

Meera P.O.V

"nyonyaa..nyonyaa, buka pintunya" suara yang tak asing bagiku terus mengetuk-ngetuk pintu kamarku.

Aku langsung saja bangkit dari ranjangku lalu membuka pintu dengan senyum tipis lalu menutupnya kembali. Begitulah hidupku setiap pagi.

Aku lahir di keluarga yang sangat sibuk, mungkin mereka lupa kalau punya anak sepertiku. Aku hanya bertemu kedua orang tuaku setiap hari minggu untuk minum teh bersama di sore hari, lalu untuk hari-hari lain aku akan menelpon mereka jika aku merasa kangen.

Selama 20 tahun hidup, aku hanya merasakan diurus ibuku sampai umur 13 tahun, lalu setelahnya ibuku sibuk bekerja dan aku diurus oleh pelayan-pelayanku yang untungnya sangat ramah dan bisa diajak berteman.

"nyonyaa, ayo makan! sarapannya sudah siap" teriak seorang pelayanku dari depan pintu.

"Baiklahh, tunggu aku dibawah" aku segera menghambil hpku dan keluar kamar lalu turun ke lantai bawah untuk sarapan.

"Nyonya, tadi teman-teman nyonya sudah kesini, tapi karena nyonya belum bangun mereka pergi lagi" kata Ema, seorang pelayanku.

"Benarkah? Aishh, aku benar-benar lupa kalau hari ini ada schedule dengan mereka" aku hanya menggigit rotiku dengan penuh penyesalan.

-----------------------------------

Feera P.O.V

"momm, aku boleh pergi ya hari ini? Aku bosen banget dirumah..." aku memohon pada mommyku. Hari ini aku ingin sekali pergi berjalan-jalan dengan teman-temanku.

Beginilah hidupku, tinggal bersama orangtua yang overprotective dan sangat-sangat keras dalam mendidik anak. Mereka sangat baik padaku, tapi aku hampir gila karena cara mereka mendidik anak.

"Tidakk bisaa, kamu harus belajar dan nanti siang kita harus makan siang bersama, sore hari kamu harus les musik dan malam hari kamu harus belajar lagi" mommy menjawab dengan tatapan mematikannya yang selalu mengalahkanku dalam perbedebatan kami.

"Ahh baiklah, aku dirumah saja" aku meninggalkan meja makan lalu berjalan ke kamar dan mengunci pintu. Aku langsung mengganti baju ku lalu melompat keluar jendela untuk menjalankan niat kaburku

------------------------------------

Angie P.O.V

"Angieeee, turunnn!!" Teriak ibuku dari lantai bawah. Aku bangkit dari sofa ku lalu membuka pintu kamar dan membalas teriakannya.

"Akuuu bukann budakmuuu!!!" Lalu kubanting pintu kamarku dan kembali lagi ke sofaku.

Beginilah hidupku setiap hari. Aku dan ibuku sudah seperti anjing dan kucing yang tiap hari bertengkar karena hal-hal kecil.

Aku memang begini, anak perempuan yang bergaya laki-laki dengan menguncir rambut setiap hari, memakai kaos hitam dan celana jeans setiap hari, memakai ransel kemanapun pergi, dan selalu menggunakan sneakers.

Mengapa aku begini? Hahaa, ini karena aku terlahir di keluarga yang berantakan. Orangtuaku bercerai pada saat umurku 11 tahun karena kakak laki-laki ku yang berbeda 3 tahun dariku meninggal dan ayahku menyalahkan ibuku karena hal ini. Tapi karena aku masih dibawah umur, jadi aku harus ikut ibuku yang sangat kubenci.

--------------------------------

Janie P.O.V

"Pagii janiee, bagaimana tidurmu?" Tanya ayahku sambil tersenyum lebar.

"Sangat baik yah, walaupun aku tidak bermimpi, bagaimana dengan ayah?" Jawab ku dengan senyuman tulus sambil bertanya balik pada ayah yang sedang memasak sarapan.

"Ayah memimpikan ibumu, sangat indah. Oiya, cepat duduk dan tunggu makanannya" jawab ayah sambil memindahkan masakannya ke dalam piring.

Aku hidup tanpa ibu selama 6 tahun, dan sekarang umurku sudah 19 tahun. Ibuku meninggal saat menjemputku pulang sekolah, sangat disayangkan aku tidak dapat menyelamatkannya.

Sekarang aku hidup sangat bahagia dengan Ayah yang sangat sayang kepadaku dan sangat perhatian kepadaku.

"Ayah, bolehkah aku membeli biola putih di toko alat musik?" Tanyaku pada ayah sambil melahap sarapanku.

"Nanti ayah pikirkan yaa, ayah masih ada kebutuhan lain, belajar saja yang baik" jawab Ayah sambil tersenyum. Begitulah Ayahku, selalu menjawab pertanyaanku seperti itu, tapi dia bukan tipe Ayah yang ingkar, dia akan memberikan barang itu sebulan atau dua bulan setelah aku memintanya walaupun dia sedang ada kebutuhan lain.

-------------------------------

Anna P.O.V

"Anna, letakkan buku-bukumu dan cepat cuci piring" ujar kakak perempuan ku yang sekarang berdiri tepat didepanku.

"Aishh kakk, aku sedang membaca pelajaran kesukaanku, bisakah aku mencucinya nanti?" Jawabku dengan pertanyaan sambil memasang wajah memohon.

Kakakku langsung berjalan mendekati ku lalu mengambil buku ku lalu melepas kacamata yang selalu kupakai setiap hari. "Berhentilah menjadi gadis kutubuku dan belajarlah bergaul, kau sudah kelewatan! Bahkan di hpmu yang sangat canggih hanya ada applikasi membaca buku" kakakku melotot kearahku.

Karena kakakku yang galak ini aku segera berlari ke dapur lalu mencuci piring. Beginilah aku, hidup selama 21 tahun bersama orangtua yang sibuk dan kakak perempuan yang sangat bawel. Aku jujur memang aku adalah seorang gadis kutubuku yang hanya memiliki satu orang teman setiap sekolah dan tak pernah bergaul atau memainkan socmed di handphoneku.

------------------------------

Cheeqa P.O.V

"Pagi ayah, pagi ibu" ucapku sambil bermalas-malasan.

"Pagii nak, cuci mukamu lalu duduk lah untuk sarapan" jawab ibuku datar sambil menyiapkan sarapan kami.

Aku hanya mendengarkan suruhannya lalu duduk di meja makan dan mengambil beberapa potong roti lalu meninggalkan meja makan untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

"Kau ini, selalu saja membantah perintah orangtuamu" oceh Ayah sambil menikmati sarapannya. Aku hanya tertawa kecil lalu masuk ke kamar untuk segera bersiap-siap.

Aku hidup 22 tahun bersama keluarga yang biasa saja tapi penuh dengan puluhan atau mungkin ratusan yang harus aku taati. Ini sangat mengganggu karena aku adalah anak tunggal. Tapi karena aku merasa tertekan dengan peraturan-peraturan mereka yang tak penting, jadi aku hanya mendengarkannya saja agar tetap sopan dimata mereka.

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang