Ćhapťer 25: 14 days before the surgery

36 2 0
                                    

Anna P.O.V

Seorang pria masuk ke dalam ruanganku membawa bunga mawar berwarna biru. Aku tersenyum ke arahnya dan ia tersenyum balik ke arahku.

"Bagaimana hari-harimu selama lima hari tanpa diriku?" Tanyanya sambil memberikan bunga itu kepadaku. Aku mengambil bunga itu dan tersenyum lebar kearahnya.

"Terimakasih, haha..baik-baik saja, Katy selalu menemaniku" jawabku sambil menggenggam tangannya. Ia kemudian mengelus-elus kepalaku sambil terus tersenyum ke arahku.

"Aku sudah pergi ke dokter tadi, selama aku sibuk seminggu ini..kau boleh pulang dulu kerumah dan nanti jika sudah selesai kegiatanku, kita kembali lagi kerumah sakit" jelasnya sambil terus mengelus kepalaku.

"Baiklah, oya..kapan aku akan memulai operasi?" Tanyaku padanya. Ia bangkit dari duduknya lalu mengambil kalender yang digantung di dinding kamarku.

"Hmmm, kata dokter operasimu akan berlangsung 14 hari lagi, bagaimana sudah siap?" Ujarnya sambil tetap fokus ke arah kalender dihadapannya.

"Tentu saja, aku selalu siap...tapi aku belum menghubungi orangtuaku!" Ujarku padanya. Ia menoleh ke arahku lalu berjalan mendekatiku dan duduk di sisi ranjangku.

"Katy sudah menghubungi orangtuamu beberapa hari yang lalu dan mereka akan segera mengirimkan biaya operasinya secepatnya" ujar Niall sambil mencubit pipiku lembut. Aku tertawa pelan lalu memandangi mawar biruku.

"Darimana kau mendapatkan ini?" Tanyaku sambil menghirup bau mawar biru yang ada di genggamanku.

"Aku melihatnya di jalan dan segera membelinya...memangnya kenapa? Bagaimana aku mendapatkannya kan tidak penting.." jawabnya santai sambil memandangi wajahku. Aku tertawa pelan lalu melihat ke arahnya.

"Hanya membelinya dipinggir jalan? tidak penting? Menurutku itu penting, aku mau tau bagaimana susahnya kau mendapatkan ini hanya untuk diriku" jelasku sambil meletakkan bunga itu di meja disamping ranjangku.

Ia tercengang lalu memasang wajah bersalah, "begitukah? Maafkan aku...aku benar-benar minta maaf mengatakan itu tidak penting" ujarnya sambil memohon padaku.

Aku tersenyum lebar lalu mengelus kedua pipinya. "Tak apaa...kumohon jangan ulangi lagi berkata seperti itu, aku tidak suka" ujarku sambil terus mengelus pipinya. Ia tersenyum lebar.

Niall P.O.V

"Baiklah, ayo bersiap-siap! Aku akan membereskan pakaian dan barang-barangmu" ujarku padanya sambil memencet bel suster. Ia mengangguk.

Tak lama dua orang suster masuk dan membantu Anna melepas infusnya. Setelah infus terlepas, aku membantu Anna bangkit dari ranjangnya. Setelah bangkit dari ranjangnya aku menuntunnya ke kamar mandi dan menunggunya bersih-bersih.

Sambil menunggunya, aku membereskan barang-barangnya. Beberapa saat kemudian ia keluar dari kamar mandi. Setelah kami siap aku segera mengambil kopernya dan menuntunnya keluar dari rumah sakit.

Setelah sampai di tempat parkir aku membantunya masuk ke dalam mobil dan memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil. Setelah semuanya masuk aku segera menyalakan mesin dan melajukan mobil.

"Kita pulang sekarang" tanya Anna sambil membaca buku yang aku bawa selama ia di rumah sakit. Aku tertawa pelan.

"Tentu saja tidak, untuk apa cepat-cepat pulang? Kau mau kesepian tanpa siapapun dirumah?" Tanyaku padanya sambil terus melajukan mobil. Ia menatapku bingung dan berusaha berpikir apa maksudku.

"sudahlah, intinya kita akan mampir ke suatu tempat sebelum kau kuantar pulang" ujarku sambil terus menyetir. Ia mengangguk setuju.

Tak berapa lama, mobil yang membawa kami berdua sampai disuatu taman. aku segera memarkir mobil yang kusetir dan turun dari mobil. Aku juga membantu Anna turun dari mobil dan menggandengnya berjalan memasuki taman.

"Untuk apa kesini? Kau tau kan aku lebih suka membaca buku sendirian, dibanding pergi ke taman dan membuang-buang waktu?" Ujar Anna sambil terus berjalan. Aku tertawa dan terus berjalan sambil menuntun Anna kearah sebuah bangku taman di dekat air mancur.

"Aku sudah duduk disini, dan sekarang apa?" Tanya Anna sinis. Aku tersenyum lalu mencubit pipinya.

"Aku mau ke toilet dulu, jangan kemana-mana ya" ujarku sambil berlari pelan ke arah toilet umum di taman itu. Beberapa kali aku menoleh ke belakang dan Anna hanya marah-marah sendiri disana. haha, lucu sekali dia.

Anna P.O.V

"Harusnya aku membawa buku ku kesini!! Jadi aku bisa membaca buku sambil menunggunya ahh!!" Omelku pada diriku sendiri yang sedang tidak tahu harus berbuat apa sambil menunggu Niall.

Tiba-tiba ada 6-8 orang anak-anak berpakaian rapih datang ke hadapanku dan berbaris lalu mereka menyanyikan lagu-lagu.

Suara mereka sangat indah, aku sangat menikmatinya dan lupa terhadap Niall. Setelah, 4 lagu dinyanyikan anak-anak itu, tiba-tiba saat lagu kelima dinyanyikan, Niall datang membawa sebuah balon di tangannya.

Ia tersenyum lebar ke arahku lalu memberikan balon ditangannya. Aku tersenyum dan mengambil balon itu, lalu ia duduk di kursi itu dan ikut menikmati lagu yang dibawakan anak-anak asing itu.

Setelah lagu-lagu selesai, anak-anak itu mengangkat papan hurus dan jika dibaca itu bertuliskan "143 ANNA". Membaca itu, aku tercengang dan tersenyum lebar ke arah mereka. Aku bertepuk tangan dan memberikan jempol ku.

Anak-anak itu tersenyum balik ke arahku lalu berlarian pergi meninggalkan aku dan Niall. "Bagaimana? Masih memilih baca buku dirumah?" Tanya Niall sambil memasang wajah iseng.

"Baiklah..kutarik kata-kataku tadi, dan terimakasih telah membawaku ke taman ini sebelum kau mengantarkanku pulang" ujarku sambil tersenyum lebar kearahnya. Ia memelukku erat lalu kami bangkit dari duduk kami.

"Ayo kita pulang, akan kutemani kau sampai Katy pulang kerumah" ujar Niall sambil kami memasuki mobil bersama-sama.

--------------------------------

Gimana chapter yang ini? Pingin gakk digituin sama Niall kayak si Anna? Hahah,

Tunggu next chapternya yaa :)

Ikutin terus ceritanya yaa

Thanks for reading^^

Have To WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang